2. Pemanasan

1.4K 23 1
                                    


Sebelumnya sudah ku ceritakan. Aku Ridwan, seorang budak korporat di salah satu perusahaan besar di Indonesia. Letak kantorku sendiri berada di Kota besar. Tak dipungkiri bahwa kehidupan yang aku lalui demi pundi-pundi uang agar aku dapat hidup tenang sudah dibilang kelewat akal. Karena itulah aku pun sampai lupa menjaga gaya hidupku dan menjadi diriku yang sekarang. Begitu gemuk dan terlihat tak terurus. Terus terang hal ini membuatku frustasi dan akhirnya akupun mengambil keputusan untuk membenah diri. Dengan sisa gajiku, akhirnya aku putuskan untuk mengambil member gym, tempat sahabatku Leri, pernah berolahraga. Aku sebenarnya sudah cukup dengan ini. Namun tak disangka...

"Ayo, Wan! Bisa! Bisa!" Serunya menyemangatiku saat aku mengangkat beban di... umm... apa namanya? Bench press?

Kini aku berbaring sambil mengangkat barbel yang sudah direkomendasi oleh Gym Buddy-ku, Marnu. Ia mensupportku dengan menjaga barbel yang aku angkat ini agar tidak jatuh saat aku sudah tidak kuat. Ternyata oh ternyata... Angkat beban susah juga...

Mukaku memerah setelah 3 repetisi aku lakukan gerakan mengangkat itu. Setiap rep aku disuruh melakukan 10 angkatan. Jadi total aku sudah lakukan 30 angkatan barbel. Tangan dan juga dadaku terasa begitu terbakar.

Marnu menjelaskan bahwa gerakan yang aku lakukan ini harus berasal dari otot-otot yang ada di dadaku. Sampai sekarang pun aku masih belum mengerti apa maksudnya dan sekarang aku sudah diarahkan untuk melakukan latihan dada lain dengan barbel yang lebih kecil, pas digenggam di satu tangan. Aku melakukan gerakan sesuai arahannya dan setiap aku beres melakukan satu repetisi, ia pun mencontohkan gerakannya padaku. Aku bisa menirunya sedikit-sedikit, walaupun pada akhirnya aku masih gencar dikritisi oleh nya.

Memang mengesalkan, tapi mengetahui bahwa ia sampai seserius ini, membuatku jadi lega. Lega karena ternyata orang yang baru aku kenal sekilas ini mau membantuku sampai sejauh ini. Setiap gerakan aku ikuti, sampai akhirnya tak terasa sudah dua jam kami berolahraga. Kini kami sedang duduk di kursi yang sudah disiapkan gym sambil meminum air dalam botol tumbler kami masing-masing. Aku cukup penasaran dengan air yang diminum oleh Marnu. Terlihat sekali bahwa air itu bukan air putih, tapi seperti susu seduh. Aku pun menanyakan.

"Marnu, itu kamu minum apa sih? Kelihatannya bukan air putih."

"ini suplemen gym. Aku minum biar makin semangat aja ngegymnya hehehe" jawabnya

"oh? Boleh coba gak? Lama-lama penasaran juga nih." aku pinta.

Marnu tidak berkata lagi namun langsung menyodorkan botol minumnya itu padaku. Tentunya botol itu ku ambil dn langsung aku minum air didalamnya. Rasanya manis dan asam. Entah mengapa meminumnya terasa mengenyangkan. Setelah ku coba, aku kembalikan botol Marnu dan bertanya.

"aneh ya. Enak sih, tapi ngenyangin, kaya minum susu full cream" aku berkomentar

"ya begitulah. Namanya juga ngegym ya. Menurut aku sih ini bikin bugar sih, apalagi ada asemnya. Rasa lemon by the way" ia jawab dan lanjut meminum air itu lagi. Aku hanya dapat memandanginya. Tubuhnya begitu bagus di mataku. Ototnya yang kontras dengan lemak yang menutupinya membuatnya terlihat besar dan gagah. Posturnya begitu tegap, menghunuskan dadanya yang begitu terbentuk itu. Keringat yang mengalir turun melalui kulitnya yang sawo matang dan rambut-rambut halus terlihat begitu.... seksi? Aneh sekali. Baru pertama kalinya aku lihat laki-laki seperti ini. Aku jadi iri...

"Oy, Wan! Jangan melamun terus! Yok, bersih-bersih!" Ajak Marnu yang sudah berdiri, menungguku.

Aku pun segera meraih tangan kirinya itu yang ia julurkan padaku dan tanpa aku sangka, ia mengangkatku. Genggamannya begitu kuat, memperlihatkan kontraksi otot bisepnya, tanpa sengaja, Marnu memperlihatkan hasil dari jerih payahnya memelihara tubuhnya itu.

Budak Korporat: Gym BuddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang