4. Klimaks

1.1K 9 0
                                    


Chapter ini full eksplisit, sehingga eksklusif untuk Karyakarsa. 

Tapi, agar terbayang apa yang terjadi di Chapter ini, berikut cuplikannya 

***

***

***

Ia sesekali menikmati kedua putingku bergantian. Tak kalah tangannya pun ikut meremas agar putingku seperti sedikit maju dan ia emut putingku itu seperti banyak porno yang sering aku tonton ketika aku coli, ketika pria di porno itu sedang memainkan buah dada si wanita dengan begitu liarnya.

"nnggghhh.... Aaaahhh.... Uuuhhhh.... mmmmmhhhh...." erangku halus. Sedotannya pada dadaku begitu nikmat. Ingin rasanya ia lebih aktif lagi dan memberikanku lebih banyak kenikmatan yang belum aku coba sebelumnya.

Tak disangka, ia tiba-tiba berhenti. Aku cukup terkejut karena belum siap. Marnu merayap, wajahnya kini sejajar dengan wajahku. Aku tahu apa yang ia inginkan. Dia pun tahu apa yang aku inginkan. Tak menunggu lama, dengan tatapan tajam ke mata masing-masing, bibir kami bertemu kembali. Permainan kami lembut dan mengundang. Seperti pemanasan untuk hal-hal yang lebih intens setelahnya.

Ciuman lembut ini juga semakin lama semakin mengundang nafsu kami. Berawal dari sentuhan bibir ke bibir, berujung dengan pergulatan antar lidah, menyusupi dan menjelajah mulut lawan. Kakinya juga perlahan membuka kaki ku yang tadi tertutup rapat. Kini tubuhnya tepat berada di antara selangkanganku. Aku pun tak melawan, bahkan aku dengan sengaja melingkarkan kakiku ke pinggang Marnu. Posisi kami kini seperti sedang mengentot saja.

"Betah banget cium aku, Wan" komentar Marnu.

//////////////////

Teriakanku menggambarkan dengan jelas apa yang aku rasakan. Aku bisa mendengar Marnu tertawa genit. Semakin lama aku bisa merasakan jarinya bertambah. Rasa sakit kemudian muncul kembali, lebih dominan dari sebelumnya. Akan tetapi, Marnu terus menyemangatiku dengan ucapan manisnya membuatku menerima setiap rangsangan yang ada, mau sesakit atau senikmat apapun itu.

Setelah sekian lama ia mengentot pantatku dengan jarinya, tiba-tiba jarinya ia tarik, meninggalkan pantatku tak tersumbat oleh apapun. Aku bisa merasakan sedikit angin yang berhembus masuk begitu dingin. Moodku langsung drop. Entah mengapa aku sudah ketagihan dengan lubang pembuanganku itu dimasukkan oleh sesuatu. Melihat ekspresi sedihku, Marnupun meyakinkanku lagi.

"Waduh, Ridwan sayang suka dimasukin boolnya? Sabar ya. Nanti aku masukin pakai yang lebih enak. Kamu bakal teriak-teriak keenakan dan kecanduan nanti. Tunggu aja"

Mendengar itu, aku pun menurunkan pantat dan kakiku. Aku bisa melihat lelaki selain diriku di ruangan ini sedang mengoleskan cairan pada kontolnya. Aku bisa tebak cairan itu adalah pelicin, cairan yang sama yang membuat entotan jarinya tadi terasa begitu lancar dan nikmat. Setelahnya, ia melihat ke arahku, lengkap dengan seringainya yang penuh arti, namun juga terlihat manis.

"Sudah siap, sayang? Aku masukin ya?" Ia bilang sesudah memosisikan dirinya tepat di antara selangkanganku, mempertemukan kontolnya dengan anusku. 

//////////////////

Ahhh... begitu mantap boolnya Ridwan. Aku tak menyangka bahwa dia bisa sebinal ini. Udah kaya perek murah, tapi wajar aja. Kontolku begitu besar dan dengan pasti, mengisi seluruh rongga silitnya. Bisa dibilang aku begitu beruntung bisa merasakan bool perawan. Sudah lama aku tidak merasakan bool sesempir ini. Kini aku berusaha istirahat, kontolku pun sudah menyusut kembali ke bentuk lemasnya. Sebegitu intens lah persetubuhan kami tadi.

Akan tetapi, aku melihat kontolnya yang berdiri dengan gagah itu, berkedut-kedut seperti siap untuk ronde selanjutnya. Entah mengapa, aku seperti terhipnotis oleh kontol Ridwan yang berukuran standar. Aku dekatkan wajahku dan aku cium seperti saat aku menggodanya di kamar bilas. Hanya saja, ada yang berbeda sekarang.

"Ahhh.... jantan sekaliiii... nnngghhh... mmmhhhh.... slluuuurrrrrppp.... NNGGHHHH... MMMMHHHH..."

Tak aku sadari, aku mengulum kembali kontol Ridwan yang sudah pingsan kembali. Entah mengapa nafsuku bergeloran kembali dan anehnya juga, silitku juga begitu ingin dimasukkan oleh kontol gagah ini dan menggeseknya dalam-dalam, memuaskan nafsu terpendamku. 

***

***

***

Cerita lengkapnya dapat dicek di laman karyakarsa saya,

karyakarsa.com/Elysionaire

Budak Korporat: Gym BuddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang