[A - A]
Kisah sederhana, yang mungkin tak jarang terdengar dalam berbagai versi dengan penutup yang memiliki ciri khas atau kesan tersendiri. Sama halnya, dengan kisah yang kali ini akan dibawa dengan pembawaan dan perasaan beraneka. Tak perlu khawatir terkait akhir seperti apa yang akan disuguhkan nanti. Nikmati, dan bawa saja perasaan untuk ikut larut kedalamnya.
Semua akan baik-baik saja.
Pasti, sekali lagi. Semua akan baik-baik saja.
Pernahkah kamu mengagumi seseorang dalam diam tanpa berucap atau bahkan sekedar menatap?
Bukan, bukan karena kamu merasa malu untuk sekedar mengungkapkannya. Melainkan, kamu merasa tidak yakin dengan keberanian yang kamu miliki. Jangankan untuk mendekat bahkan sekedar mengambil atensinya semata kamu merasa tidak pantas.
Lantas, bagaimana jika perasaan kagum itu berubah menjadi sesuatu yang memahat perasaanmu semakin dalam. Tak hanya sekedar kagum atau sekedar menyukai ekssitensinya berada di bumi. Melainkan, perasaan dalam yang semakin lama semakin menyiratkan banyak harap untuk bisa terus menatap dan bahkan berada disisinya. Sebagai sosok, yang tentu kebaradaanya terdeteksi.
Ah, terlalu rumit. Katakan saja kamu ingin memilikinya. Begitu bukan jika di persingkat?
Rasanya, akan menyenangkan tatkala kamu memberikan banyak perasaan terhadap sesosok yang juga memberi hal serupa. Terkait take and give. Say and listen. Semua dilakukan bersama.
Kisah ini---tentang, Aclea Bryony Atmaja, banyak orang memanggilnya dengan sebutan Icey diambil dari abjad A dan C pada nama depan yang dimilikinya. Gadis dengan tatapan tajam dan wajah yang kurang bersahabat pada beberapa hal atau beberapa orang yang mungkin belum begitu mengenalnya. Lain hal dengan beberapa orang tedekat yang menganggap jika gadis itu adalah gadis yang usil dan berisik dengan ketidakjelasannya.
Icey itu cerewet. Icey itu berisik. Icey itu pemarah. Icey barbar. Icey itu clingy. Icey itu sulit diatur. Icey begini Icey begitu. Banyak orang tau bagaimana Icey dan tidak semua orang dapat berhadapan dengan tabiat buruk dan menyebalkannya.
Namun satu, bagaimana jika Icey yang demikian mendadak berubah menjadi Icey si pendiam yang kaku. Lantaran, merasakan gejolak aneh dalam dirinya. Sesuatu yang, mendadak berhasil merubahnya menjadi sesuatu yang tidak ia sukai. Seperti, diam misalnya. Icey tidak suka diam, tapi dengan terpaksa ia harus tetap diam demi mempertahankan image di hadapan manusia yang bahkan tampak tidak tertarik dengan hal-hal bersangkutan degannya.
Manusia yang bahkan ketika ditatap malah memalingkan wajahnya.
Icey mencari penyakit? Bukan, Icey hanya berusaha se-normal mungkin untuk menjalani kehidupannya sebagai remaja berusia 17 tahun yang tengah duduk di bangku SMA.
Icey hanya berusaha mengikuti alur dimana perasaanya bergejolak tatkala melihat perwujudan dari manusia yeng selalu berhasil membuat kedua sudut bibirnya berkedut menahan senyum dan atau rona merah pada pipinya yang menandakan jika ia tengah tersipu malu.Meski pada awalnya, Icey menampik hal itu jauh-jauh. Icey benci pada orang yang membuat moodnya berantakan tanpa terkecuali.
"Siapatuh bocil songong yang bisa-bisanya nahan gue di ruangan panas sendirian?"
"Bocil mana?"
Icey mengepalkan tangan. "Yang di ruang sana!"
"Oalah, wakil gue itu cuma beda setaun,'
"Gak peduli, pokoknya dia nyebelin parah gue nggak suka!"
Dan sampai dimana, Icey menyadari jika ia melakukan kesalahan dengan menekan kalimat yang justru menjadi boomerang yang dapat membalikkan kata Tidak suka dalam kamusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEICY
Teen FictionOrang bilang, kalo kita membenci atau tidak menyukai sesuatu secara berlebih itu tidaklah baik. Kadang, ada saat dimana hal-hal yang justru tidak diinginkan sebelumnya malah berbalik dan menghantam tanpa terduga. Kisah ini adalah pembuka. Kisah ma...