••
Pada zaman ini, suatu wilayah bernama Wowirltan tidak pernah lagi hidup dengan makmur ketika sang Ratu bernama Deel Aura bersedih selama 18 tahun lamanya hingga sekarang. Raja Judas tidak mampu memakmurkan rakyatnya tanpa bantuan Ratu Deel yang berperan besar dalam sektor pertanian wilayah mereka.
Anak yang dilahirkan oleh Ratu Deel ke dunia adalah seorang laki-laki. Ibu mertuanya atau Ratu besar telah mengutuk Ratu Deel dan putranya. Sumpahnya adalah, Jikalau Ratu Deel melahirkan seorang anak perempuan, maka ia akan selamat dan diterima dikerajaan dengan sangat baik. Namun jika Ratu Deel melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia akan mengalami kesedihan yang tidak berakhir. Pun putra yang dilahirkan ke dunia akan mengalami kutukan yang besar dan tidak akan pernah di izinkan untuk keluar dari Istana. Sejak saat itu, ratu Deel tidak pernah mau melakukan tugasnya dengan baik sebelum Ratu Besar mencabut kutukan pada putranya dan membiarkan putranya hidup dengan bebas.
Selama kehamilannya Ratu Deel mengkonsumsi banyak ramuan terbaik di Wowirltan agar bayi yang ia lahirkan cantik dan pintar. Tapi nasib buruk datang kepadanya, bayi yang ia lahirkan adalah seorang laki-laki, yang ia beri nama Ciendra Yasa atau pangeran Yasa.
Ratu Deel adalah satu-satunya wanita berpendidikan yang pintar dalam mengurus tanah gersang di wilayah mereka. Ratu Deel lah yang membuat racikan-racikan ajaib untuk kesuburan tanah. Sayangnya, ia berasal dari keluarga kasta rendah dan tidak pernah diterima oleh Ratu besar. Begitulah mengapa kutukan itu datang kepada Ratu Deel dan pangeran Yasa.
Pangeran Yasa sangat di hormati, namun belum ada satupun dari rakyat Wowirltan yang pernah melihat wujudnya. Kabarnya, pangeran Yasa memiliki penyakit aneh dan tidak bisa keluar dari ruangannya. Pangeran Yasa tidak boleh bertemu dengan dua hal, yaitu cahaya matahari dan angin.
Namun beberapa juga mempercayai, bahwa sebenarnya Pangeran Yasa memang dikurung karena di anggap aib oleh keluarga kerajaan. Dimana sang Ratu besar sangat menginginkan cucu perempuan yang tumbuh kuat untuk memimpin kerajaan, bukan seorang cucu laki-laki yang kelak hanya akan berpendirian pada keegoisannya sendiri. Ratu besar menganggap bahwa pangeran Yasa adalah sebuah bencana besar.
•• The Heroes ••
Past Fairy Tale"Putraku Sielsan, apakah kau sudah memikirkannya dengan matang? Wowirltan tidak memiliki apapun untuk membalas kebaikanmu,"
Di timur Wowirltan, ada sebuah kerajaan makmur dan subur bernama Ellworth. Kepemimpinan oleh Raja Erwin baru saja di serahkan kepada putra pertamanya, Sielsan Mountain. Ellworth semakin makmur berkat Raja Sielsan yang baik hati dan dermawan.
"Ayah, aku tidak mengharapkan balasan dari Wowirltan. Aku hanya ingin membantu rakyat Wowirltan untuk berkembang, anak-anak di sana butuh makanan bukan? Ellworth bukan tempat yang kejam, tidak ada batas ukur untuk memberikan bantuan kepada mereka,"
Raja Erwin tidak bisa melarang Sielsan untuk melakukan niat baiknya dengan mengirim banyak sekali gandum dan sayuran segar, juga kacang-kacangan yang baru saja di panen di gunung terbesar mereka. "Aku akan pergi ke Wowirltan malam ini ayah," Ucap Sielsan dengan yakin.
"Owen akan menjagamu putraku, berhati-hatilah dan kembali dengan selamat," Raja Erwin menepuk kepala Sielsan seperti biasanya dan memberikan banyak doa agar Sielsan dapat sampai ditujuan dengan selamat.
Perjalanan menuju wowirltan sangatlah berat, terkadang ada badai dan angin yang tidak bisa di prediksi kapan datangnya. Banyak pendiri kerajaan yang tidak selamat dalam perjalanan menuju Wowirltan. Namun ada satu hal yang terus mengganggu pikiran Raja Erwin, pasti ada sesuatu yang membuat Sielsan begitu bulat ingin melakukan perjalanan ke Wowirltan. Padahal Sielsan sangat tau betapa berbahayanya hutan perbatasan menuju Wowirltan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A lonely archer who loves the blue ice robe [ Jongsang ]
FanficOwen terlahir sebagai pangeran yang dibenci dan tidak dihormati, ia membelot dan menentang semua peraturan kerajaannya sendiri. Lalu kehadiran Yasa sebagai ratu baru di kerajaannya membuat Owen semakin yakin bahwa kebenaran tidak harus putih dan bai...