••
Ketika malam tiba, Owen menikmati pemandangan langit dengan taburan bintang sambil meminum arak di atas tanah. Owen berbaring dengan santai, Leva disampingnya makan dengan lahap, memakan rumput yang dibeli Owen dari Eros. Tempatnya bersantai tidak jauh dari istana, rencananya Owen akan segera kembali ke istana Wowirltan sebelum Sielsan benar-benar marah karena cemas.
"Es nya tidak lagi turun, Honey, benarkah pangeran Yasa yang membuat es-es itu turun?"
Pertanyaan Owen tidak terjawab, hanya suara angin yang ia dengar dan desisan Leva disampingnya. Owen memikirkan pangeran Yasa dan es yang bertaburan dari atas langit pagi tadi. Pangeran Yasa ini manusia semacam apa?
"Honey, pangeran Yasa membuatku penasaran tapi aku memiliki hal yang lebih penting dari itu. Menurutmu apakah Sielsan tetap akan menjadikan Moran sebagai selirnya setelah melihat keindahan pangeran Yasa? Aku tidak sabar untuk menanyakannya langsung, ayo kembali ke istana!"
Owen segera beranjak dan menuntun Leva untuk berjalan menuju halaman istana. Selama perjalanan pun Owen merasa bahwa udara Wowirltan sangatlah menyegarkan meskipun ini hampir larut malam.
"Jika saja aku memiliki kesempatan, aku sangat ingin hidup ditengah hutan untuk berpetualang. Honey, katakanlah kepadaku, kepada apa aku harus berdoa? Bulan? Bintang? Tidak menjadi raja pun aku tetap harus menjaga raja, dunia seperti ini tidak menyenangkan. Tanyakan kepada Eros, betapa bebasnya berkuda di dalam hutan. Ah, Eros bahkan hanya berlari sendirian ketika berburu,"
Owen mulai membayangkan kehidupan impiannya sambil tersenyum sendiri. Seandainya kehidupan berubah dan Owen terlahir dari pasangan biasa, maka impiannya akan dengan mudah terwujud. Sebenarnya Owen bisa melakukannya dengan bebas saat ini juga, tapi ratu Henrrieta dan Sielsan pasti akan sangat kecewa. Bertemu dengan Eros membuat keinginan itu semakin kuat, Owen iri kepada Eros.
Owen mengeluarkan anak panahnya, menarik busurnya dan ia arahkan ke arah pohon besar yang tidak memiliki daun.
Slash!
"Dapat!" Seekor burung elang terjatuh tepat dihadapan Owen. Owen menghampirinya dan menyentuh sayap hitamnya. "Ayam adalah satu-satunya yang dimiliki Wowirltan untuk hidup sehari-hari, makanan paling murah di sini. Kau jangan coba-coba mencurinya, Elang," Ujar Owen dan kemudian kembali melanjutkan perjalanannya.
Senjatanya hendak ia simpan kembali, sebelum telinganya mendengar suara geraman hewan buas tepat di halam istana. Owen mencoba mendengarkan lebih jelas lagi, karena tidak mungkin ada hewan buas di istana besar.
"Honey, diamlah dibelakangku," Owen berdiri dihadapan Leva dan mulai mengarahkan panahnya ke sumber suara. Itu berasal dari dari arah selatan pintu utama istana, Owen tidak salah, karena seekor harimau muncul dari sana dengan geramannya.
"Sial, itu benar-benar harimau. Baiklah, kau mati sekarang-"
"VEGAS!"
Slash!
Owen dibuat terkejut bukan main ketika sosok yang ia ketahui sebagai pangeran Yasa memeluk harimau itu. Bukan itu masalahnya, Owen hampir saja melukai sang pangeran dengan anak panahnya. Untungnya, hanya jubahnya lah yang robek terseret anak panah. Dengan perasaan tak karuan, Owen segera berlari menghampiri Yasa.
"Pangeran Yasa, maafkan aku. Apakah kau terluka?" Owen berusaha menyentuh ujung jubah milik Yasa, namun sang pangeran menghindar dan tak memberikan izinnya. "Ampunilah aku pangeran, aku tidak sengaja. Aku pikir hewan buas ini harus di singkirkan karena berbahaya berada di istana utama,"
"Jangan melukai Vegas, dia milikku," Pekik Yasa ketakutan sambil memeluk Vegas dengan cukup erat.
Owen mundur beberapa langkah, menundukan kepalanya memberikan hormat kepada Yasa. Owen menunduk tanpa mengangkat kembali kepalanya, membuat Yasa kebingungan.
![](https://img.wattpad.com/cover/329438606-288-k777337.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A lonely archer who loves the blue ice robe [ Jongsang ]
FanficOwen terlahir sebagai pangeran yang dibenci dan tidak dihormati, ia membelot dan menentang semua peraturan kerajaannya sendiri. Lalu kehadiran Yasa sebagai ratu baru di kerajaannya membuat Owen semakin yakin bahwa kebenaran tidak harus putih dan bai...