Suara dering telfon terdengar dari handphone sang gadis yang sedang duduk sambil membaca novel di sofa kesayangannya. Gadis tersebut pun kesal karena kegiatan membacanya diganggu padahal sebentar lagi ia menamatkan buku novel sad romance yang sedang dibacanya, oh ayolah siapa yang tidak kesal jika sudah begini? Gadis itupun menghela nafas pelan dan melihat siapa yang menelfonnya dan ternyata panggilan itu dari ayahnya. Gadis itu mulai menjawab panggilan telfon...
"hallo..." kata gadis itu.
"hallo, jiumi kamu lagi ngapain?" kata ayah (oh tentu saja itu hanya basa basi)
"hmm... baca buku, tumben ayah telfon aku, kenapa lagi?" kata jiumi dengan raut wajah datar dan tidak tertarik.
"ohh.. tumben juga kamu baca buku, biasanya main hp atau ga tiduran seharian" ucap ayah dengan nada meledek, lalu ia melanjutkan ucapannya "begini, besok apa kamu bisa datang ke depok? Ajak juga kakakmu itu, dia lagi nganggurkan?"
"hahhh.... kenapaa aku sama kakak harus kesana, aku juga ga tau kakak ada acara atau ga, udah tau kakak mainnya rahasiaan mulu. Lagian emang ada apaan disana" ucap jiumi kesal.
"yakin nih? Ayah ada kejutan loh buat kalian" kata ayahku dengan nada jahil.
Jiumi berfikir sebentar sebelum menjawab perkataan ayahnya, dan tentu itu bukan jawaban yang bagus "palingan ayah bohong kayak biasa, udah kasih tau aja disini".
"ga mau, kalau mau tau lihat aja sendiri, dadahh..." kata ayahku dan langsung menutup panggilan telfonnya.
Jiumi reflek membanting hpnya ke sofa saking kesalnya dengan kebiasaan ayahnya. Tindakannya disaksikan oleh sang kakak dan membuat sang kakak kebingungan, "apa adikku putus lagi sama pacar barunya?" pikir laknat dari sang kakak. Siapa sih yang ga bakal berpikir begitu orang adiknya aja dijulukin pawang buaya. Dia pun memutuskan untuk menghampiri adik tercintanya dan mulai bertanya..
"dek kamu kayak punya uang banyak aja sampe banting tuh hp, lagian kamu kenapa emosian banget? Um.. kakak tau kmu emosian tapi yang kali ini kayaknya gara-gara ayah ya?" ucap sang kakak sambil menyilangkan tangan seraya mengangkat sebelah alisnya kebingungan.
"udah tau ngapain nanya, lagian ini barang-barang yang aku punya belinya juga pake uangku sendiri" jawab jiumi ketus.
"yah kakak kan cuma nanya, adek mah gitu, omong-omong ayah pasti nyuruh kita ke depok ya?" tanya kakak sambil menebak apa yang membuat adiknya kesal, ia pun melanjutkan perkataannya dengan sedikit bercanda "Ada apaan lagi disana? Acara kondangan atau pemakaman ayamnya ayah yang ke 20?"
"huft..." jiumi menghela nafas lelah dengan kakaknya, ia pun hanya menjawab seadanya "ga tau, katanya kalau mau tau liat aja langsung kesana".
Sang kakak berfikir sebentar dan mulai mengira-ngira apa yang akan ayah mereka ini tunjukan, tapi entah kenapa firasatnya mengatakan untuk pergi kesana. Ia pun menatap adiknya dan menjawab dengan santai
"ya udah besok kita kesana, siap-siap gih, kakak mau keluar dulu beli jajanan" kata kakak seraya pergi keluar rumah.
Jiumi memandang sang kakak bingung dan juga heran, bagaimana tidak? biasanya otak mereka 11/12 jika berkaitan dengan ayah mereka, namun kali ini sang kakak malah menyetujui ucapan ayahnya. Dia hanya bisa pasrah dan pergi bersiap-siap untuk besok dan tentu saja dia hanya bisa berharap sang ayah tidak akan membohongi mereka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMI
Short StoryBuku ini menceritakan tentang kisah gadis bernama Jiumi dan sahabat setianya yang sangat barbar, siapa lagi kalau bukan kucing kesayangannya Mongie. Awal mula mereka bertemu bisa dibilang bukanlah hal yang bahagia dan juga bukan hal yang menyedihkan...