Bab 9 - Perjodohan

8.1K 102 9
                                    

Arya keluar dari kamar Lia setelah mendapatkan morning sexnya. Arya juga mandi bersama dengan Lia dan kembali bercinta di dalam bathtub karena Arya yang tak bisa menahan nafsunya melihat tubuh Lia yang basah dan terlihat licin karena air dan sabun itu. Lia juga tak melawan ketika Arya langsung menggaulinya seperti biasa.

"Ibu?" panggil Arya yang mendapati Alma ada di sofa ruang tengah rumahnya.

Alma menoleh dengan pandangan kesal. "Kamu melewatkan janji bertemu dengan Sinta," tegur Alma.

Arya menghela nafas lalu menggaruk kepalanya yang basah dan jelas tidak gatal itu. "Bu, aku tidak suka Sinta. Aku nyaman dengan kehidupanku sekarang..."

"Nyaman dengan kehidupanmu sekarang atau dengan budak sex murahan yang baru kamu beli?!" cecar Alma yang langsung menyudutkan Arya.

Arya kembali menghela nafas. "Tidak juga, aku menikmati kehidupanku. Aku tidak harus berurusan dengan cinta atau menjaga sikapku di depan wanita yang akan menjadi istriku. Aku senang bisa menikmati kehidupanku dan menjadi diriku sendiri," jawab Arya jujur.

"Apa budak itu sangat menarik sampai kamu berpikir seperti itu?!" bentak Alma kesal.

Arya mengerutkan keningnya. Lia memang budak sex murahan, tapi mendengar orang lain mengatakan itu pada Lia membuat perasaan Arya jadi tidak nyaman. Lia wanita yang baik dan rasanya ia juga cukup terhormat, paling tidak ia di perbudak bukan karena kemauannya tapi karena di tipu.

Alma melangkah menuju kamar bawah yang sekarang menjadi kamar Lia. Arya sempat berusaha menghalanginya tapi akhirnya Alma tetap masuk kedalamnya.

"L-Li-Lily..." ucap Alma dengan begitu ketakutan dan tubuh yang gemetar begitu melihat Lia yang sedang merapikan kamarnya.

"Lia, namanya Lia, Bu," ucap Arya lalu menggandeng Lia agar mendekat pada ibunya.

Alma melangkah mundur. Matanya membelalak begitu kaget dan ketakutan melihat Lia yang benar-benar mirip denga Lily.

"Ibu baik-baik saja?" tanya Arya lalu melepaskan genggaman tangannya pada Lia.

Alma menatap Lia lalu menatap Arya bergantian. "Bunuh dia, singkirkan dia. Aku jijik melihatnya!" jerit Alma yang membuat Arya terkejut.

Lia langsung meluruh ke lantai bersimpuh meminta maaf dengan airmata berlinangan dan meminta ampun agar tidak di bunuh.

"K-kenapa harus di bunuh? Lia tidak salah, dia hanya memuaskanku itu saja," ucap Arya yang tak mau membunuh Lia lalu menggiring ibunya menjauh dari Lia.

Kepala pelayan dan pelayan yang lain begitu iba dengan nasip Lia yang begitu apes dan sengsara. Bahkan tak banyak yang tau asal-usul Lia. Tapi yang jelas para pekerja di rumah Arya mengetahui bila Lia bukan wanita malam yang datang benar-benar untuk menjadi budak sex, Lia hanya gadis malang yang polos dan di tipu hingga jadi serunyam ini.

Kepala pelayan memberi instruksi agar Lia kembali masuk ke kamarnya saja karena tak tega melihat gadis itu menangis di lantai ruang tengah. Lia juga tidak melawan dan memilih untuk patuh agar ia tidak terkena masalah lebih lagi.

●●●

Arya tak kunjung menemui Lia setelah Alma pergi. Tapi ia juga tak melakukan apa-apa dan tetap memberikan Lia makan juga membiarkannya beraktifitas seperti biasa. Meskipun Arya tak bereaksi apapun Lia tetap takut dan khawatir bila sewaktu-waktu ia di eksekusi seperti orang-orang yang sudah-sudah.

Seharian Lia sama sekali tidak pergi dari kamarnya. Ia hanya diam di kamar, makanpun di kamar. Rin sudah mencoba menghiburnya dengan membawakan DVD film komedi tapi Lia tak tertarik dan lebih memilih untuk diam dan berdoa saja. Rin sangat memahami bagaimana perasaan Lia juga orang-orang yang terlihat di eksekusi atau penyesalan para staf yang menemani Arya mengeksekusi para penghianat.

Itu bila penghianat, tapi ini Lia. Dia tidak bersalah dan tak melakukan penghianatan sedikitpun. Bahkan saat Rin membantu Lia dulu pun Lia sama sekali tak menunjukkan gelagat menjadi pembangkang atau pengkhianat.

"Rin, terimakasih. Aku mau sendirian dulu," ucap Lia lembut sambil tersenyum menatap Rin.

Rin menghela nafas lalu menggenggam tangan Lia. "Kalau butuh apapun bilang saja, aku akan membantumu," ucap Rin yang dengan berat hati meninggalkan Lia di kamarnya.

Tapi belum Rin keluar, kepala pelayan masuk dan meminta Lia untuk pergi ke kamar Arya. Perasaan Lia sudah tidak enak, tapi ia tetap melangkah ke lantai dua tempat dimana kamar Arya berada.

"Tuan memanggilku?" tanya Lia begitu kepala pelayan mempersilahkannya masuk dan langsung menutup pintu kamar Arya setelah Lia masuk.

Arya mengangguk lalu menepuk bantal di sampingnya. Lia mendekat dan naik ke tempat tidur Arya lalu duduk di sampingnya.

"Tidurlah," perintah Arya dengan pelan yang langsung di turuti Lia. "Aku tidak akan membunuhmu," ucap Arya yang membuat Lia bernafas lega. "Ibu tidak menyukaimu, mungkin aku akan menyingkirkanmu ke rumah lain saat Ibu datang," sambung Arya.

Lia mengangguk lalu tersenyum. "Terimakasih Tuan," ucap Lia lembut.

Arya menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Aku lega tidak jadi di bunuh," jelas Lia yang membuat Arya ikut tersenyum. "Tuan, kalau Nyonya Besar tidak menyukaiku sebagai pemuas nafsumu dan aku tidak boleh pergi dari sini. A-apa aku boleh menjadi pelayan atau tukang kebun saja?" tanya Lia berusaha memberikan saran terbaik sekaligus menyelamatkan dirinya.

Arya diam cukup lama memikirkan ucapan Lia. "Tidak, tapi mungkin setelah intensitas sexku berkurang dan aku bosan denganmu. Kamu bisa jadi pelayan," jawab Arya setelah berpikir lalu melingkarkan tangannya di pinggang Lia dan memeluknya dengan erat.

"Tuan, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Lia sedikit takut.

"Ya."

"A-apa semua pelayan perempuan di sini dulunya budak juga seperti aku?" tanya Lia penasaran.

Arya menggeleng sambil tertawa. "Kamu budak sex pertamaku," jawab Arya lalu melumat bibir Lia dengan lembut.

Ada rasa senang dan berdesir di hati Lia mendengar jawaban Arya. Lia tau ia hanya budak, kalaupun tidak ia juga tetap tak layak jatuh hati pada konglomerat seperti Arya ini. Tapi di hati kecilnya ia merasa senang dan bangga menjadi yang pertama meskipun hanya budak.

"Senang?" tanya Arya yang melepas lumatannya dan melihat senyuman Lia yang tak bisa ia sembunyikan itu.

Lia menatap Arya lalu mengalihkan pandangannya dan mengangguk jujur dengan melu-malu. Arya ikut tersenyum. Ada perasaan berdebar-debar di hatinya juga perasaan tenang dan penuh cinta yang seketika mengisi hatinya. Arya ikut bahagia dengan Lia.

"Kamu jadi budakku terus ya, muasin aku terus ya," ucap Arya yang di angguki Lia.

Arya merasa aneh karena perasaan senang dan berbunga-bunga di hatinya karena kepatuhan Lia padanya. Meskipun secara sadar Arya juga paham bila tak seorang pun bisa melawannya di rumah ini. Ia tetap senang dengan apa yang ia dapatkan dari Lia.

 Ia tetap senang dengan apa yang ia dapatkan dari Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flower Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang