hanya aktifitas kecil

34 6 0
                                    

Jam sekolah sudah berakhir dan semua murid berjalan menuju gerbang utama, namun ada juga yang menunggu di lingkungan sekolah seperti untuk jajan terlebih dahulu atau menunggu dijemput.

Tak ada yang spesial dari sekolah yang sudah ada dari dahulu namun sekolah ini berbeda di segi bangunannya yang seperti sekolah Jepang yang luas dan memiliki banyak ruang. Tapi, kenapa kita menjadi membahas sekolah ini?

Nara dan Shreya pulang bersama dengan jalan kaki walaupun rumah mereka sedikit jauh kalau berjalan kaki, tapi itu tidak akan berasa jika kita pulang bersama. Selama perjalanan mereka membahas banyak hal, apalagi tentang ekstrakurikuler yang akan di tambahkan beberapa bidang.

"Katanya ekskul bakal ditambah lagi."

"Iya, bakal ditambah dua ekskul. Nanti dihari ketiga mpls kita bakal free, buat liat penampilan ekskul. Nanti kamu ikut ekskul tambahan nggak?"

"Nggak tau, nanti liat ada yang menarik atau nggak. Eh itu dekel yang tadi dilabrak sama Hala bukan?" Tanya Nara sambil menunjuk Agra yang sedang duduk di bangku trotoar sebrang mereka.

"Iya, namanya Agra. Samperin yuk Ra," akhirnya Nara dan Shreya menghampiri Agra dengan menunggu lampu jalan kaki berubah hijau.

"Dek Agra."

"Oh? Hai kak Shreya, hai kak," sapa Agra yang sedikit terkejut.

"Hai juga, ini temen aku namanya Nara. Kamu rumah nya dimana, kok sendirian aja?" Tanya Shreya sambil menggandeng tangan Nara dan Agra lalu melanjutkan perjalanan mereka.

"Di komplek baswara, kak," jawab Agra dengan singkat sambil menatap balik Shreya.

Selama perjalanan Shreya mengobrol dengan Nara dan sesekali mengobrol dengan Agra, hingga tak terasa mereka sudah sampai di gerbang komplek baswara. Mereka berpisah dengan Agra dan melanjutkan perjalanan kerumah masing-masing.

Shreya sampai di halaman rumahnya terlebih dahulu, "Dah Nara, aku sampai duluan," ledek Shreya sambil melambaikan tangan ke Nara. Nara membalasnya dengan mengacungkan jari tengah dan Shreya tertawa melihat itu.

Nara melanjutkan jalannya namun berhenti ketika melihat seseorang yang sedang melakukan sesuatu di gang yang panjang dan sepi namun apa pedulinya, dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang tersebut. Saat Nara ingin melanjutkan langkah nya tiba-tiba orang itu sudah muncul dihadapannya dan menghilangkan ingatan Nara tentang apa yang baru saja dilihat.

✠✧✠

Agra baru saja memasuki rumah dan disambut dengan seekor kucing manicoon hitam putih yang menempel manja di kakinya. Agra langsung mengangkat kucing tersebut dan meletakkannya di sofa sambil menyalakan tv untuk membuat kesan rame di rumahnya. Agra pergi ke kamar untuk membersihkan diri setelah dari sekolah.

Agra tinggal sendiri di rumah yang sederhana, rumah yang diberikan oleh ayahnya karena dekat dengan sekolah. Walaupun tinggal sendiri, Agra tidak merasa kesepian karena setiap Minggu orang tua nya datang walaupun sekedar minum secangkir teh.

"Jung?" Panggil Agra melihat ekor besar yang bergerak di lantai. Yang dipanggil langsung menoleh lalu kembali menatap kartun yang tampil di tv.

"Nyaut dong kalo di panggil , jangan sampai gw panggil bisu karena tidak menjawab," yang bernama Jung itu hanya menunduk dengan telinga yang bergerak sayu.

"Maaf"

Agra hanya menghela nafas lalu duduk di sofa, "ku yakin kamu merasakan sesuatu" ucap nya sambil ikut menikmati tv.

"Bagaimana nona tau?" Ucap nya terkejut.

"Karena tak mungkin kamu berubah kecuali ada sesuatu."

"Mereka datang..."

Agra hanya menghela nafasnya, baru saja dia menetap disini tapi mereka sudah ada walaupun hanya anak buah saja. Agra langsung mengambil buku dan cemilan untuk di kerjakan diruang tamu sambil menemani hybrid nya.

✠✧✠

Bel pintu berbunyi, Nara yang sudah menunggu kedatangan Hala dan Ayara langsung membuka pintu putih itu.

"Langsung ke kamar aja."

Mereka langsung ke kamar Nara yang bercat putih abu-abu. Hanya sedikit aura feminim dari perempuan ini namun aroma vanila yang manis membuat siapapun yakin ini adalah kamar perempuan.

Nara menuju kamarnya dengan membawa nampan berisi minuman dan kantong plastik berisi makanan ringan yang banyak.

"Weekend main ke taman kota yuk, kita bawa makanan nanti kita makan bareng di sana sambil cerita-cerita," ucap Ayara membuka topik obrolan mereka.

"Kuy lah, udah lama gw nggak pergi keluar," sahut Nara dengan semangat.

"Ajak si Shreya sama Triya juga, kan seru tuh nanti gw live ig," ucap Hala yang langsung di lempar kacang atom oleh Nara.

"Live ig mulu lu, kayak ada yang nonton aja."

"Udah elah, ini kita jadi kerjain tugas nggak?" Tanya Ayara yang baru ingat bahwa mereka kesini karena ada tugas, walaupun sebenarnya mereka barter tugas karena berbeda kelas. Mereka mengerjakan tugas sambil diselingi dengan bercerita membuat waktu tak terasa sudah sore. Mereka pamit kepada orang tua Nara yang baru saja pulang kerja.

"Nara, kita pulang dulu ya, terimakasih."

✠✧✠

Triya merasakan ada air yang menetes di wajahnya lalu terbangun untuk memeriksa apakah kamarnya bocor atau tidak. Setelah bangun, dia melihat sepupunya yang datang ke kamarnya.

"Sialan, gw kira kamar gw bocor."

"Lagian lu dibangunin nggak bangun, padahal niatnya mau gw siram seember."

"Bodoh. Ngapain lu ke kamar gw?"

"Bantuin gw dong hehe," ucap Aska si sepupu Triya dengan buku yang ada di genggaman nya.

"Tugas apaan?"

"Tugas bahasa Indonesia, disuruh bikin paragraf."

"Terus susahnya dimana? Kan tinggal bikin paragraf."

"Tapi ini disuruh bikin paragraf kohesi dan koherensi, gw kan nggak ngerti mana Guru nya nggak terlalu jelas nerangin nya."

"Gurunya yang nggak jelas atau kamu yang nggak nyimak?" Tanya Triya sambil merebut buku yang masih di genggaman Aska.

"Dua-duanya." Jawab Aska sambil tertawa canggung.

Triya langsung menarik Aska agar duduk di sampingnya dan mulai menjelaskan tugas bahasa Indonesia itu, walaupun ia emosi karena sepupunya itu tidak paham dari tadi.

Setelah tiga puluh menit mengajari Aska, sebagai ganti nya Aska harus nurut kepada Triya untuk menemaninya ke mall untuk berbelanja dan menonton hingga jam delapan malam.

✠✧✠

Abisatya GamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang