first - pertemuan

512 22 0
                                    

Jakarta Pusat, 07.45 WIB

di sebuah rumah megah yang sangat sangat tentram dan damai, terdapat keluarga yang sedang memakan sarapannya dengan sangat khidmat.

"ekhm" sang kepala keluarga pun yang sudah selesai makan langsung memulai pembicaraan

"jadi gini guys" ucap Yuta

"matalo guys gays guys!" protes Winwin mendelik

"haha canda elah"
"Danzel, kapan mau bawa pacarmu ke rumah?" tanya Yuta sembari meminum susu buatan sang istri

"ah si papah mah, kan Tavisha belum mau ketemu keluarga gue" ucap Danzel dalam hati

"tau tuh, ga di ajakin mulu setiap ada acara keluarga" protes Samuel, membuat Danzel melirik malas kepada Samuel

sedangkan Winwin dan Yovela hanya menyimak pembicaraan serius antara Papa Yuta dan Danzel.

"pah, papah tau kan pacarku orang Bandung, agak susah buat ngajakin ke sini nya, tapi kapan-kapan Danzel bawa ke sini" ucap Danzel seraya mengelap sudut bibirnya menggunakan tissue yang ada di meja makan.

"kapan-kapan mulu, mending kita yang kesana hari ini, harus hari ini" ucap Yuta meninggalkan meja makan

"pah, kan Danzel harus kerja?!"

"udah, perusahaan punya papah juga, santai aja" ucap yuta

"loh papah! kenapa sekarang sih?" teriak Yovela yang tadinya tak mau ikut campur

"kenapa?! gamau ikut?" balas Yuta tak kalah kencang

"ya mau! tapi kenapa sekarang sih!"

"hush! malah pada teriak-teriak, sana kalian siap-siap baba juga mau siap-siap" Winwin ikut meninggalkan meja makan

"dek menurut lo kenapa papah bisa gitu?" tanya Danzel kepada para adiknya

"ya gatau, malah bagus dong, siapatau mingdep langsung nikah wkwk" Samuel tertawa ringan bersama Yovela

"lah iya ya sam, wkwk abang kita mau dinikahi inimah" ucap Yovela, Danzel ikut tersenyum kecil

"loh! kenapa belum siap?!" teriak Yuta sembari membawa sapu lidi, "kalian siap-siap sana!" ketiga anaknya pun langsung berlari terbirit-birit menuju kamarnya masing-masing

"pah, ngapain sih bawa bawa sapu lidi?? mending panasin mobil sana" Winwin mengambil sapu lidi yang berada di tangan Yuta

"hehe, ayok" Yuta menarik Winwin dan berjalan menuju garasi mobil mereka

DI SISI LAIN

Bandung, 07. 25

di sebuah rumah yang bisa dibilang cukup besar terdapat keluarga yang amat sangat tentram, sedang menyantap sarapan mereka.

"heh! ngapain itu?" tanya Ten kepada Hugo

"naon atuh?! kan ini mah namanya yoyo, yo yo, ayah" ucap Hugo Sembari tersenyum

"iya tau Hugo, tapi itu kena sop ayam! hiih!" Ten segera mencubit pipi Hugo dan langsung membawa semangkuk besar sop ayam ke dapur

"hehe maaf" ucap Hugo Sembari mencontoh kan gestur peace

"Hugo, Hugo" ucap sang Daddy yang sudah sangat lelah dengan kelakuan anak bungsunya itu.

"Hugo, lo betingkah mulu dah. gue juga ke mang nopan keun tau rasa lo" ucap Harvey yang sangat strees melihat kelakuan adiknya

"mana laku dia mah gaada harga jual nya" ucap Ten dengan sangat kesal, setelah kembali dari dapur dan duduk kembali

"ih ayah!!!" Hugo cemberut

Accidental Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang