"Yaudah gak papa"
"It's okay"Begitu sering kita mengucapkan kata2 itu untuk menghindari konflik, menjaga toleransi, memaklumi keadaan yang tidak sesuai, mengalah meski bukan yang salah, biar gak ribut aja gitu simplenya.
Lalu, kupikir, dengan orang yang paling dekat dengan kita, yang kita pikir paling mengerti kita, kita bisa dengan mudah bilang bahwa "I'm not okay" dan mengutarakan semua isi hati, apa yang bikin gak nyaman, apa yang bikin gak enak, trus dipikir baiknya gimana biar gak gitu lagi...., kompromi.
Tapi ternyata pikiranku salah.
Justru dengan orang yang paling dekat dan semakin dekat, justru kita malah harus lebih sering memaklumi untuk menjaga perasaan dengan bilang "Iya gak papa..." "It's okay" padahal dalam hati amburadul.
Apa iya begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN KATA-KATA (Bagian 2)
Acakmasih tentang kata-kata yang terlintas di pikiran... lanjutan dari bagian 1...