5.Penjagaan

109 15 6
                                    

Suzy terbangun dari tidurnya saat ia merasa isi perutnya ingin keluar dan langsung berlari ke kamar mandi. Irene yang lagi tidur terbangun saat mendengar suara Suzy yang lagi muntah.

"Ini minum dulu tehnya supaya mual kamu agak mendingan" Irene mengusap lembut kepala Suzy

"Biasanya nih, kalau muntah tandanya bayinya genius, sama seperti ayahnya" kata Irene mendengar dari orang-orang

" Mereka bukan ayahnya. Bayi ini hanya milikku" kata Suzy mengingat tatapan mengejek mereka padanya. Dan tidak mau mengakui anak yang ada dalam kandungannya adalah anak salah satu dari mereka bertujuh. Mengingat hal itu membuat hatinya begitu sakit.

"Sorry zy, unnie nggak bermaksud" kata Irene sambil menggenggam erat kedua tangan Suzy. Ia merasa bersalah berbicara seperti itu

" Iya, nggak apa-apa kok unnie. Kita jadikan check up nya" kata Suzy mengalihkan pembicaraan mereka

"Iya jadi. Kamu udah mendingan. Kalau belum nanti aja kita perginya, tunggu kamu udah sehat"

Tapi Suzy tetap mengiyakannya, dia merasa sudah baikan. Mereka pun bersiap-siap untuk pergi. Saat mereka membuka pintu, ada 2 orang laki-laki berbadan besar berpakaian hitam. Irene dan Suzy merasa tidak asing dengan mereka

"Bodyguardnya madamkan " katanya saat melihat mereka membuka kacamatanya

Bodyguard itupun mengangguk, mengiyakan ucapan Irene
"Kami disuruh madam untuk menjaga dan mengawasi nona Suzy" ucap salah satu dari mereka

"Kenapa harus dijaga" tanya Irene, lalu melihat Suzy yang sepertinya sedikit takut. Irene memegangi Suzy supaya tidak terjatuh

"Aku yang kasih tau madam dan disuruh dengannya untuk mengawasi kamu. Sekalian nemenin kamu chek up" kata seorang wanita yang mendengar pembicaraan Suzy dan Irene saat di bar waktu itu.

"Kenapa sih mereka harus tidur sama elo. Harusnya kan sama gue, secara gue kan lebih cantik dari elo" cibir wanita itu tak terima

Suzy yang mendengar suara cempreng wanita itu jadi pusing. Ditambah madam tau masalahnya, Suzy tak tau bagaimana kedepannya  seharusnya saat mengetahui kehamilannya ia aborsi saja daripada masalah ini sampai kemana-mana

"Dan juga lo tau. Madam sudah kirim rekaman nya sama mereka, jadi kita bakalan dapat uang banyak" Suzy yang mendengar itu jatuh pingsan untung saja Irene dengan cepat menangkap tubuh Suzy tapi ia tidak sanggup menahannya, lalu dibantu dua bodyguard tadi membawa Suzy ke ranjangnya

"Elo sih cerewet banget nggak bisa diam jadi pingsan kan dia, udah tau Suzy lagi hamil"  Irene memarahi wanita itu gara-garanya Suzy pingsan

"Yaa sorry gue kan nggak pernah hamil, jadi nggak tau" jawabnya Irene menyuruh nya diam. Dan berusaha membuat Suzy sadar dari pingsannya

"Panggil dokter aja deh, biar cepat sadar. Bisa habis gue kalau dia kenapa-kenapa sama madam" ia jadi panik melihat Suzy yang tidak sadar-sadar dari tadi

"Gue akan panggil dokternya. Tapi lo diam nggak usah banyak omong dari tadi sakit kepala gue dengarnya" Irene  menelpon dokter kandungan yang biasanya naganin dia.

"Unnie" panggil Suzy saat Irene ingin menelpon. Wanita itu yang melihatnya sadar hampir berteriak senang, tapi tak jadi saat melihat Irene yang melotot memandangnya

"Bagaimana ada yang sakit" Suzy hanya menggeleng lemah

"Kita nggak usah ke klinik aja ya, biar aku telpon dokternya kesini aja" Suzy hanya mengangguk

Tak lama dokter pun datang, salah satu bodyguard itu mengantarkannya didepan kamar Suzy lalu mereka menunggu diluar saat Suzy akan diperiksa. Dokter itupun memeriksa keadaan Suzy

"Bagaimana dok, Suzy baik-baik saja kn dok" tanya Irene saat dokternya selesai memeriksa

Dokternya hanya tersenyum, Suzy yang melihat itu merasa lega. Ia mengatakan jika pusing dan mual-mual memang wajar saat usia kehamilan masih muda

" Jika soal pingsan, mungkin ibunya kelelahan atau banyak pikiran jadi kamu jangan mikirin hal-hal yang tidak penting dan jaga kesehatan supaya bayinya tetap sehat ndee" kata dokter itu sambil mengelus kepala Suzy

"Ia dokter saya akan menjaganya dengan baik" Suzy yang mendengar Irene berkata seperti itu merasa senang

Selesai pemeriksaan dokter itupun pergi, Irene mengantarkan nya keluar. Lalu kembali lagi ke kamar, saat melihat Suzy yang hendak mengambil ponselnya yang berdering ia menghentikan nya

"Tunggu biar eonni yang ambilin" kata nya lalu menyerahkan ponsel itu pada Suzy tapi panggilan itu tiba-tiba mati

Saat Suzy melihat nomornya ia tidak tahu dan melihat seperti nya ada pesan darinya ia pun membacanya dan menunjukkannya pada Irene

"Jangan diperpanjang masalahnya, saya akan tanggung jawab. Saya Jimin  setelah saya pulang dari luar negeri saya akan urus semuanya" setelah membaca itu Irene melihat Suzy yang juga menatapnya





.
.
...
.
.
.

.
.




.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven's CEO Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang