"Hari ini telah terjadi pengeboman di salah satu Pusat Perbelanjaan di Kota Jiayong, Jawa Barat. Semua pelaku dalam insiden ini telah tewas akibat bom bunuh diri yang dilakukannya. Sedangkan masih belum ada klarifikasi hasil penyelidikan dari pihak kepolisian"
Suara itu berasal dari sebuah TV yang berada di Lobby Rumah Sakit, yang menjadi tempat perawatan untuk korban korban bom, yang sedang sekarat ataupun terluka parah, dan banyak tubuh manusia yang sudah tak bernyawa tergeletak di atas kasur.
"Dok.. Tolong!!. Anakku bertahan lah, mama akan pergi sebentar untuk mencari dokter dulu yaa." - ucap seorang ibu dengan tangis nya yang perlahan lahan menetes
"Dokter!!! Dok!!. Pakk,, tolong selamatkan anakku pak." - minta seorang ibu kepada dokter yang sedang sibuk menyelamatkan nyawa korban lain
"Tunggu sebentar buk!" - teriak sang dokter
Suara tangisan dari bermacam macam sumber terdengar,tak selang 2 menit, puluhan ambulance datang dengan suara sirine daruratnya. Mereka berlari masuk ke dalam rumah sakit sembari membawa pasien dengan menggunakan kasur Stretcher. Baru menurunkan pasien dari dalam mobil, puluhan ambulance dari korban pengeboman datang lagi
Jika di lihat dari atas udara, rumah sakit ini bagaikan tempat perawatan darurat dari suatu peperangan, mulai dari suara anak menangis, tangisan dari orang tua korban, suara teriakan dari korban bom, suara trolley, suara alat alat perawatan seperti EKG, USG, dan lain sebagainya. Tangisan terus menerus muncul dari sudut mana pun di rumah sakit.
Namun, di Main Hall rumah sakit, ada seorang anak laki laki berdiri tanpa menunjukkan emosi di saat orang lain sedang menangis dengan histeris. Ia dengan tenang melihat para dokter dan perawat yang sibuk berlari ke sana kemari.
"Nak!!.. Dimana ibu mu?" - tanya seorang perawat perempuan
Pertanyaan dari perawat itu tak di jawab dan hanya di hiraukan saja oleh anak laki laki itu.
"Jeslyn!! Ayo...jangan buang buang waktu! Masih banyak pasien yang harus kita urus! Cepat kemari lah! - teriak salah seorang dokter
"I-Iyaa pak!! Tunggu sebentar pak! Nak jangan pergi kemana mana. Duduk di Lobby dan jangan coba coba pergi dari sana. Okay?" - ucap sang perawat
Seperti sebelumnya, ucapan dari perawat tersebut tetap di hiraukan oleh anak itu. Perlahan lahan perawat itu berdiri dan berbalik arah sembari pergi menuju ke arah dokter yang memanggilnya
Dua Minggu Kemudian.
"Saya ingatkan kepada seluruh masyarakat, untuk tidak panik dan terlalu heboh, masalah ini akan segera di selesaikan dan di selidiki secara menyeluruh tanpa disembunyikan nya apapun"
"Cihh. selama dua minggu setelah kejadian itu, mereka ngapain sih!? Sampai sekarang pun masyarakat belum di berikan klarifikasi mengenai insiden pengeboman itu. Kerja polisi lambat sekali!" - ucap seorang warga yang sedang duduk di sebuah toko kecil di pinggir jalan pengunungan sembari meminum minuman keras Bersama teman temannya.
"Hmm..... yah begitulah, mungkin karena kasus nya besar dan sulit di pecahkan?" - balas temannya
"Tidak mungkin!!" - ucap warga itu lagi dengan raut wajah yang marah
"Aduhhh kamu sudah terlalu mabuk, Pak Amir, bisa antar dia pulang? - balas salah satu warga lain
Desa Yuang, Senin, 23 Mei 1995
"Kasian sekali anak itu, orang tua nya meninggal akibat pengeboman sadis dua minggu yang lalu itu... dan katanya juga, anak itu punya penyakit langka gitu"- ucap salah satu ibu ibu di desa itu
"Betul, kalau yang aku dengar, pada saat itu dia sedang liburan bersama orang tua nya dan mampir di pusat perbelanjaan itu, tapi naas nya mereka meninggal dengan kondisi yan--"
"CUKUP!!!! Kalian tidak tahu diri! Berani berani nya kalian gosip di tempat orang yang sedang berduka!!! Pergi kalian sekarang dari sin!!" - teriak kepala desa
Kepala Desa marah dan menyuruh mereka pergi sambil meneriakinya. Tempat ini adalah rumah dari salah satu anak, korban pengeboman dua minggu silam dan banyak warga dari desa ini datang dengan tujuan berkabung dan berdoa.
"Ekthesi, Sudah makan?" - ucap seorang Wanita
BERSAMBUNG....
Note : cerita prolog ini tidak ada kaitannya dengan cerita episode pertama
YOU ARE READING
Confidential Identity
Mystery / ThrillerSebelum akhirnya dibunuh, Hakim Ekthesi, seorang hakim yang percaya bahwa keadilan dapat direalisasikan di ruang pengadilan tanpa campur tangan orang lain. Ia orangnya tenang, pemikiran terbuka, pintar dan licik, tetapi ia memiliki sebuah penyakit m...