restu

1.5K 98 10
                                    

Hari sudah siang, Taeyong juga sudah menyelesaikan pembicaraan pribadinya dengan Rosie dan ingin kembali ke ruang kerjanya tepat di mana Jaehyun berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari sudah siang, Taeyong juga sudah menyelesaikan pembicaraan pribadinya dengan Rosie dan ingin kembali ke ruang kerjanya tepat di mana Jaehyun berada.

Ia memutar kenop pintu dan betapa terkejutnya ia saat melihat orang tuanya dan Jaehyun disana, raut wajah Taeyong semakin terkejut melihat Mingyu juga disana.

" Taeyong.. " lirih nyonya Jeong, wanita paruh baya itu menghampiri Taeyong dan memeluk tubuh bakal menantunya.

" eomma sudah tahu semuanya, semua " lirih nyonya Jeong setengah berbisik pada Taeyong.

Kaget? Tentu sahaja. Taeyong menatap Jaehyun yang duduk disamping appa nya, Jaehyun mengganguk, dia lah yang memberi tahu semua kejadian yang berlaku.

Taeyong menatap kedua orang tuanya, mereka hanya mengganguk dan tersenyum. Ia bingung sekaligus pusing bagaimana mudahnya mereka ini menyelesaikan masalah.

" kau akan jadi menantu kami, istri Jaehyun. Kau sudah pulihkan dirinya kembali menjadi pria normal seperti biasanya " ujar nyonya Jeong lagi, Taeyong membeku di tempat. Tidak tau mahu mengatakan apa.

" m maaf bubu, jeje tidak mau berpisah dengan bubu. jeje mau bersama bubu sampai anak itu lahir, sampai bila-bila "

Jaehyun bangkit, mendekati ke arah Taeyong. Nyonya Jeong mundur kebelakang untuk membiarkan Jaehyun bersama Taeyong, Ah. Anaknya sudah besar, sungguh terharu, bukan?

" Aku ingin memberimu seluruh hidupku, memberi kasih sayang seorang appa pada anak ini. Aku mau kita hidup sebagai sebuah pasangan suami istri " ujar Jaehyun tulus, menatap manik mata Taeyong yang sepertinya ingin menangis.

Ouh, tidakkah mereka semua tahu ada orang yang sedang duduk jauh disana sedang merasa panas. Tidak tahu sama ada panas kerana AC nya mati atau panas kerana cemburu.

" Kita tidak bisa lanjutkan ini, tuan Lee " respon Mingyu membuatkan seluruh tatapan mata menuju pada arahnya.

" Bagaimana dengan mudahnya kalian menyerahkan anak kalian pada pria cengeng ini? Dia bahkan belum pasti pulih total sepenuhnya "

" Bagaimana dengan mudahnya kalian menyerahkan anak kalian pada pria cengeng ini? Dia bahkan belum pasti pulih total sepenuhnya "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Jaehyun berubah dingin, dia mendekati Mingyu dan berdiri di hadapannya.

" seharusnya kau yang sedar diri, apakah kau setanding dengan calon istriku? apa kau menjadi CEO yang sukses seperti dia? apa kau bisa bermanja dengannya? apa dia akan menjagamu? "

Bertubi-tubi soalan Jaehyun nyatakan, menatap pria dihadapannya tidak kalah tajam.
Kali ini biar Jaehyun yang membalas.

" atau kau harus sedar diri bahwa kau hanya mantan pacarnya yang menyimpan lebih dari satu jalang? Aku yakin di rumah mu pasti banyak potret jalang murahan "

" Kau! " Mingyu menunding jari telunjuk nya pada Jaehyun.

" kalau kau ingin menghentikan semua ini tiada guna nya, ada anak yang ia sedang kandung di dalam sana dan tentu sahaja itu bukan anakmu tapi anakku "

Mingyu terdiam, Jaehyun membalasnya dengan tersenyum miring, ia menepuk bahu Mingyu dan mendekatkan bibirnya pada telinga Mingyu

" dan aku sangat yakin dia tidak akan puas dengan tubuhmu, tubuhku jauh lebih bagus "

Semua pasang mata menuju ke arah dua pria bongsor yang sedang beradu mulut. Tiada yang berani mencelah, sepertinya Jaehyun mendominasi kali ini. Wajah pria tampan itu bahkan tidak menunjukkan sorot keceriaan yang malah ada hanya sorot kebencian.

BUGH!

" itu sebab kau memukul aku kemarin "

BUGH!

" itu sebab kau menyakiti bubu "

BUGH!

" itu sebab kebodohan mu "

BUGH!

" dan ini untuk noona Rosie yang kau sakiti "

Tiga tumbukan Jaehyun layangkan pada pipi kanan Mingyu, pria itu bahkan jatuh sambil memegang pipinya. Jaehyun menarik tangan Taeyong dan memeluk pinggang ramping itu.

" dan ini, hanya milikku seorang sahaja "
ujar Jaehyun.

" bawa dia pergi, jangan benarkan dia menjejak kakinya di kantor ini lagi " arah tuan Lee pada sekretaris, mereka mengganguk dan mengusir Mingyu buat kali kedua nya.

" apa benar aku milikmu? " tanya Taeyong, posisi mereka sekarang sedang saling berhadapan.

" tentu sayang "

chup..

Jaehyun satukan bibir mereka berdua, memiringkan wajahnya untuk lebih mudah berbagi ciuman lembut dan saliva bersama Taeyong. Pinggang ramping itu ditarik semakin rapat dengan tubuhnya.

" hey, kami masih disini. Jangan serakah anak muda " tegur tuan Jeong, anak tunggal nya satu ini benar-benar hormon berlebihan.

Mungkin kita juga harus sedarkan tuan Jeong bahwa sifat nya turun ke anak tunggal nya.

" sepertinya kita harus mempercepatkan perkahwinan mereka, lihat lah Jaehyun bahkan dengan tidak malu mencium bibir Taeyong dihadapan orang tua nya "

Kata nyonya Jeong membuatkan seluruh ruangan tertawa, Taeyong menyorokkan wajah memerah nya pada dada Jaehyun. Jaehyun yang melihat itu hanya tertawa.

" lihatlah sekarang kau yang bersandar pada dadaku " lirih Jaehyun, mengusap lembut rambut Taeyong.


L i t t l e S p a c e
noonajeong_

bakal end nih.

Little Space [ complete ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang