Teivel Ares raja dari clan duisternis, seorang monster yang memiliki ilmu sihir tingkat tinggi dari Clan duisternis. Sosok monster yang tidak memiliki hati nurani dan haus akan kekuasaan, dengan kekuatannya membuat ia dengan mudah mengendalikan pulu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
* The Three Of Royal Maidens * . . .
Aluna melipat kedua tangannya di depan dada, menatap sangar ke arah manik keemasan milik Fritz. "Bisa kamu pergi dulu? Aku butuh menyengarkan tubuh," sinis Aluna.
Fritz menghembuskan nafasnya pelan, lalu berbalik pergi meninggalkan gadis itu di tepian sungai. "Jangan terlalu lama," seru Fritz tanpa menghentikan langkahnya.
Aluna berdecak, lalu beralih menatap sungai yang diterangi dengan pantulan bulan. Tanpa basa-basi, ia dengan segera memasukkan tubuhnya kedalam sungai itu.
Hawa dingin dengan cepat menyentuh hingga ke dalam kulitnya. "Segar sekali!" serunya kegirangan.
Gadis itu sesekali menenggelamkan wajahnya hanya untuk membasahi rambutnya, tubuh rampingnya yang terbalut dengan sehelai kain tipis, terus bergerak di dalam air. Menikmati dinginnya air sungai yang menerpa kulitnya dengan lembut.
Cukup lama Aluna menyegarkan diri, gadis itu dengan segera keluar dari dalam sungai. Mengenakan kembali pakaiannya. Setelah selesai dengan aktivitasnya sendiri, gadis itu mulai melirik hutan yang sunyi itu dengan seksama.
"Dimana, Fritz?" Aluna mengedarkan pandangannya.
"Aku disini."
Laki-laki itu seketika berdiri di hadapan Aluna membuat gadis itu mundur beberapa langkah. "Dari mana saja kamu?"
"Aku tidak kemana-mana," jawab Fritz seadanya.
Aluna membelalakkan matanya, lalu didetik berikutnya melemparkan tatapan selidik kepada Fritz. "Apa kamu mengintipku mandi?"
Tak ....
Aluna mengusap keningnya yang baru saja berhasil mendapatkan jentikan kecil dari jari milik Fritz. "Apa kamu gila?" gerutu Aluna.
"Otakmu tidak beres, apa karena terlalu banyak berlatih? Aku tidak tertarik mengintip tubuh ringkih milikmu," ejek Fritz.
"Cih, hanya mata seseorang yang bermasalah, mengatakan tubuh indah ini, adalah tubuh ringkih," cela Aluna, lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Fritz, yang tengah tersenyum menatapnya. "Ayo kembali, aku takut, Briona sadar aku tidak berada di dekatnya."
Aluna dan Fritz sampai di tempat sebelumnya, Aluna menautkan kedua alisnya, melirik ke segala arah. Namun, tetap tidak menemukan sosok yang ia cari-cari.
Gadis itu menatap Fritz yang tengah berdiri dengan diam di sebelahnya. "Dimana Briona, dan Aldrich?" bingungnya.
"Apa kamu pikir aku sudah lama di sini? Sekarang aku benar-benar yakin, otakmu bermasalah," Fritz lagi-lagi berhasil membuat Aluna menghela nafas panjang.
"Aku serius!" kata Aluna dengan wajah serius.
"Aku pun sama, bukankah sedari tadi aku bersamamu?" tanya Fritz tidak kalah geram.
