Di jam ke 3 pembelajaran, semua murid terutama Zhivallya fokus dengan materi yang sedang di jelaskan. tetapi, handphone nya terus bergetar di bawah meja.
" Bu. maaf, saya izin ke toilet. " Zhivallya mengangkat tangan ke udara guna meminta izin kepada guru yang ada di depan.
" ya, jangan terlalu lama. " jawab sang guru.
Lalu, Zhivallya berjalan setengah berlari keluar dari kelasnya menuju toilet untuk mengangkat telepon yang sedari tadi bergetar.
setelah sampai. zhivallya mengangkatnya, ternyata itu dari sepupunya." halo? ada apa anjir gue lagi sekolah. " ucap Zhivallya.
" Zhiva,om Devino kecelakaan waktu lagi jalan ke tempat kerjanya. lo pulang ya sekarang. " jawab sepupu Zhivallya di sebrang sana.
" lo kalo mau bercanda jangan berlebihan deh, yakali papa gue kecelakaan. " jawab Zhivallya tidak percaya. karena, sepupunya ini suka sekali bercanda.
" beneran deh suer, lo pulang sek-- TUT TUT TUT " telepon di matikan sepihak oleh Zhivallya.
setelah itu, Zhivallya kembali ke dalam kelas dan duduk di bangku nya.
tapi, tidak berselang lama. sekitar 10 menit, ada staff dan... om Zhivallya yang memasuki kelasnya.
zhivallya tentu saja terkejut, karena melihat wajah pucat pasi sang om saat datang ke kelas nya. lalu Zhivallya mendatangi om nya dan bertanya.
" om? ada apa? kok tiba-tiba dateng ke sini? " tanya Zhivallya terheran heran.
" kamu pulang ya nak. om mohon sekali sama kamu. " kata om Zhivallya sambil terbata.
" tadi sepupu aku juga telepon ke aku suruh aku pulang sekarang. katanya papa kecelakaan, itu bener om? " tanya Zhivallya.
" kamu sekarang beresin alat tulis kamu jangan nanya lagi, cepet. " ucap om Zhivallya.
zhivallya mengangguk karna dia juga mempunyai firasat buruk tentang papa nya. zhivallya membereskan semua alat tulisnya lalu di masukan ke dalam tas berwarna hitam favoritnya.
" udah om. " kata Zhivallya setelah menggendong tas nya dan sudah berdiri di depan om nya.
tanpa berkata apapun, om Zhivallya menarik tangannya menuju keluar sekolah dan masuk ke dalam mobil.
zhivallya duduk di sebelah om nya yang sedang menyetir mobil dengan sedikit ngebut.
" ini sebenernya ada apaan si? " tanya Zhivallya pada diri sendiri.
--------------
perjalanan dari sekolah ke rumah Zhivallya membutuhkan waktu sekitar 20 menit,
setelah sampai. zhivallya terheran heran karena di rumahnya terdapat beberapa kerabat yang datang sambil menangis, Zhivallya langsung berlari ke dalam rumah dan langsung ke atas.
ia terkejut, melihat bundanya menangis keras sambil memanggil manggil nama sang papa dan sedang di tenangkan oleh tante-tante dan samuel yang sudah tiba lebih dulu bersama Shaka dan Alzava daripada Zhivallya.
melihat itu, Zhivallya berlari menuju kamar Shaka yang pintunya terbuka. Zhivallya melihat bagaimana Shaka hanya berdiam diri di atas kasur dengan tatapan lurus ke depan.
setelah itu. Zhivallya berpindah menuju kamar Alzava yang terletak di ujung, dan ia melihat kalau Alzava menangis tanpa suara sembari memeluk foto sang papa yang menggunakan seragam kebanggaan nya yaitu pilot.
Zhivallya bingung, ini kenyataan atau hanya mimpi? jika ini mimpi. Zhivallya meminta agar ia cepat bangun.
Zhivallya duduk di sofa. sepupu laki-lakinya mendatanginya dan berkata.
" zhiva, lo yang kuat ya. semua orang di sini kehilangan om Devino, karna sosok kaya om Devino itu langka kayanya cuma dia doang yang punya. lo tau sendiri kan sifat om Devino kaya gimana? dia royal banget. " sambil mengelus-elus punggung Zhivallya yang masih berbalut seragam sekolah.
dan setelah sepupunya berhenti bicara. terdengar sirene ambulance yang memekakkan telinga.
Zhivallya langsung berdiri meninggalkan sepupunya dan berlalu menuju pintu utama.
kaki Zhivallya seketika lemas saat melihat papanya yang berlumuran darah di bagian leher yang mengalir deras sampai berjatuhan ke tanah. karena Zhivallya tidak kuat lagi, ia pun terjatuh dan pingsan.
ia di rebahkan di kamarnya. setelah hampir 30 menit tidak sadarkan diri, Zhivallya terbangun dan kembali turun ke bawah dan melihat badan papanya Devino yang sudah di mandikan sedang di peluk oleh bundanya.
bundanya masih saja menangis. saat Zhivallya meluaskan pandangannya. ia melihat Shaka Samuel dan Alzava sudah tidak menangis lagi melainkan mereka hanya berdiam diri sembari menatap kosong badan kaku sang papa.
lalu, apa yang di lakukan Zhivallya? ia sama sekali tidak menangis. tetapi berjalan dengan pelan menuju dapur lalu membuatkan kopi, ada apa dengan kopi? ia berhalusinasi. dia fikir, papanya Devino menyuruhnya untuk membuatkan kopi karna biasanya setiap Devino pulang bekerja. dia akan membuatkan kopi untuknya.
setelah Zhivallya membuatkan kopi. dia berjalan mendekati Devino.
" pa, ini kopinya. di minum dulu ya hihi. " kata Zhivallya di akhiri dengan kekehan.
saat tantenya menyadari apa yang di lakukan Zhivallya, dia langsung mengambil gelas kopi dan berkata.
" zhiva, ikhlas in papa mu ya nak? kamu ga boleh begini. nanti papa kamu sedih nak. "
Zhivallya terheran. " tante? emang papa kenapa? dia kan baru pulang kerja. aku bikinin kopi buat dia. " katanya.
tantenya menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan. lalu ia memeluk tubuh Zhivallya sembari membelai lembut rambutnya. " zhiva jangan gini sayang. "
karena Zhivallya di peluk. ia mulai sadar akan halusinasinya dan menangis lebih keras memenuhi seisi rumah, ia menarik rambutnya dan mendorong tantenya.
" PAPA AKU MASIH ADA! DIA GA KEMANA MANA!! DI CUMA BERANGKAT KERJA DAN SEKARANG MINTA KOPI! PAPA AKU ADA PAPA AKU ADA... " ucap Zhivallya sembari berteriak kencang.
lalu Zhivallya kembali tak sadarkan diri.
-----------------------
Haiii! omg ini first story aku si, ga berharap lebih sama cerita ini cuma semoga aku ada hidayah biar bisa up terus soalnya aku bakal up kalo udah bengong terus tiba tiba dapet ide wkwk.
typo bertebaran, harap di maklum.
nanti bakal banyak cast tambahan yaa.
sorry kalo cerita ini ga nge feel sama sekali hehe 😸😸vote dan komennya jangan lupaaaa
thanks and see ya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZHIVALLYA
Teen FictionZhivallya Aquella Addison, atau lebih akrab di panggil Zhiva adalah seorang anak perempuan yang tidak di anggap oleh keluarganya. sedari dulu ia memang tidak di inginkan, apalagi setelah sang kepala keluarga pergi meninggalkan mereka. Zhiva semakin...