twelve

138 113 10
                                    

happy reading guysss!!!

-
-
-
-

dan akhirnya hari yang di tunggu-tunggu oleh Gladis dan Adi pun tiba. mereka akan sah menjadi suami istri di mata negara dan agama.

berbeda dengan Zhivallya yang sangat tidak ingin hari itu terjadi tetapi mau bagaimana? ia tidak punya hak. apalagi Zhivallya di haruskan hadir selama acara. membayangkannya saja sudah membuat Zhivallya gumoh.

ijab kabul sudah di laksanakan beberapa jam lalu. sekarang Gladis dan Adi sedang bersalaman menyapa para tamu dengan senyum gembira tertampang di masing-masing wajahnya.

sedangkan Zhivallya sedang memakan bakso sendirian. sudah pasti. dengan siapa lagi?

saat sedang menikmati baksonya dengan di iringi musik. ia di kejutkan oleh kedatangan Alzava. Alzava duduk di sebelahnya.

"teh," sangat canggung Alzava memanggil Zhivallya dengan sebutan 'teh'.

"apa?" jawab Zhivallya sambil mengunyah baksonya sampai membuat pipinya membesar.

"lo restuin bunda?" dengan tiba-tiba Alzava menanyakan hal seperti itu. membuat Zhivallya heran.

"gatau ..." balas Zhivallya sedikit memelankan suaranya.

"kenapa? tadi lo waktu om Adi selesai ngucap ijab kabul lo paling heboh." tanya Alzava sembari menghadapkan tubuhnya menatap langsung mata Zhivallya.

"formalitas doang. biar bunda lo kaga marah sama gue, kalo lo sendiri? apa lo restuin bunda?" Zhivallya menatap mata Alzava dalam.

"sejujurnya engga," balas Alzava dan menghembuskan napasnya berat.

"kenapa? bagus dong. lo jadi punya papa lagi."

"gue pengennya papa Vino. ga mau Adi. ga sudi. apa lo ga tau? dia semena-mena banget nyuruh gue sama El terus. suruh bikin ini ambil itu. najis." cerocos nya. Alzava memang memiliki mulut pedas.

"bukannya lo ya yang pertama setuju bunda nikah lagi?" tanya Zhivallya mengintimidasi.

"formalitas, bunda bakal kecewa kalo gue ga restuin pernikahannya. gue ga mau bunda kecewa." balas Alzava. dan tidak di balas lagi oleh Zhivallya.

"lo beneran tinggal di rumah sebelah sekarang? misah?" tanya Alzava lagi. kenapa Alzava cerewet sekali? biasanya ia sangat acuh tak acuh dengan Zhivallya.

"hooh. Adi bakal tinggal di rumah kalian. gue ga mau se-atap sama dia." jawab Zhivallya sembari menganggukkan kepalanya.

"kenapa?"

"kalo dia ke rumah, dia selalu liatin badan gue. padahal gue ga pake baju yang bikin dia harus liatin badan gue. gue juga punya firasat kalo gue tetep tinggal bareng kalian. gue ga bakal aman." ujar Zhivallya.

"kalo butuh apa-apa telepon gue aja, gue usahain."

dan Alzava pun beranjak dari duduknya meninggalkan Zhivallya.

"kerasukan atau gimana tuh anak? apa boleh se merinding ini?" gumam Zhivallya yang hanya bisa di dengar olehnya. dan ia kembali menikmati baksonya yang tersisa sedikit. sepertinya ia akan mengambil lagi.

"Zhiva, di panggil Tante Gladis." ucap saudara nya menghampiri Zhivallya.

"oke oke." dan segera Zhivallya menghabiskan makanannya. dan bangkit menuju tempat di mana Gladis berada.

saat raganya sudah terlihat oleh Gladis. Gladis berbicara setengah berteriak. "itu Zhiva, ayo! kita foto keluarga." dan setelah mendengar itu. Zhivallya mematung di tempat setelah mendengar ucapan Gladis. membuat sang fotografer heran.

ZHIVALLYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang