Chapter 18÷3

464 25 5
                                    

"Jadi, kau adalah Isab? Kau penulisnya?! Kau yang menulis Amoral?!" mata Win melotot tak percaya begitu Bright selesai bercerita tentang identitasnya sebagai Isab, nama pena penulis novel yang beberapa waktu lalu mereka filmkan.

"Iya. Aku adalah Isab. Aku yang menulisnya. Sekarang kau percaya kalau aku memang sudah menjadi seorang homoseksual sebelum bertemu dirimu?" Bright bertanya dengan sedikit jengkel. Win masih terus saja meragukan kejujurannya.

"Apakah itu menjamin?"

"Menjamin bagaimana?"

"Bahwa penulis cerita boys love adalah seorang gay?"

Bright yang sudah gemas setengah mati langsung saja memeluk tubuh kekasihnya itu. Sejak tadi, Win menolak pelukannya karena ia belum yakin dengan pengakuan Bright.

Tapi kali ini, Bright tak akan membiarkan dirinya ditolak lagi.

Sialan saja. Ia sudah menahan rindu selama enam bulan, dan sekarang, disaat ia sudah berhasil menemukan sosok Win, ia bahkan tak bisa memeluknya?! lelucon macam apa itu.

"Dengar Metawinku sayang," Bright mengusap bagian belakang kepala si manis di dalam dekapannya.

"Ehehehehe."

"Jangan tertawa, kau keterlaluan, tahu!" Bright mencebik. "Dengar, aku sudah menceritakan seluruh kenyataannya padamu. Aku menceritakan rahasiaku, kehidupanku, aku memberitahumu bahwa aku adalah Isab, aku memberitahumu bahwa selama ini aku gay, aku menceritakan betapa aku sangat mencintaimuㅡ sampai disana, apa kau sungguh belum mempercayaiku?"

"Aku akan sangat sedih kalau kau menggeleng, sayang."

"Penulis genre BL biasanya adalah perempuan, sangat jarang laki laki menulis cerita dengan genre seperti itu karena mereka biasanya akan jijik dengan adengan adegan romantisme sesama- kecuali.. seorang gay atau biseksual."

"Apalagi novel ini bergenre dewasa, butuh pengalaman atau pengetahuan lebih jauh soal hubungan homoseksual untuk menulisnya. Jika aku bukan gay, darimana aku bisa mengimajinasikan semuanya tanpa rasa jijik?"

Bright masih terus menjelaskan semuanya sambil mengusap lembut rambut kekasihnya, dan Win justru dibuat tak ingin menjawab. Ia ingin menikmati ini sebentar. Jadi ia hanya semakin mendusel dan balas memeluk tubuh tinggi itu dengan tangan pendeknya.

"Apa ini artinya kau percaya padaku?"

Win masih tak mau menjawab, malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Bright. Meskipun sebenarnya ia sudah mulai percaya, karena penjelasannya sangat masuk akal untuk diterima.

Bright tersenyum. "Kau terlalu malu, ya?" kini ia mulai mencoba menggoda kekasihnya.

Ia meraih pipi Win dan mengangkupnya, memaksa si manis untung mendongkak menatapnya.

Tapi lihat!

Si manis itu malah memejamkan matanya sambil senyum-senyum membuat Bright semakin gemas dengan kesayangannya itu.

"Kau selalu saja mengambil keputusan sendiri, kau tak suka bertanya padaku, kau melakukan semuanya semaumu." Bright sedang mencoba memarahi Win sembari menarik pelan pipi kekasihnya.

"Enam bulan itu tidak sebentar Metawin. Aku hampir gila! Untung saja ada seorang anak kecil yang menemukan ponselmu dan ia mengangkat panggilanku."

"Anak kecil?" Win membuka matanya.

"Ya," Bright mengangguk lalu mengeluarkan ponsel Win dari sakunya. "Omong-omong, kau menggunakan fotoku disini? Aku terharu sekali sampai menangis saat melihatnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FALLDOWN - bw | brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang