Di sebuah cafe bernuansa sa milenial, letaknya tak jauh dari rumah sakit terlihat tiga wanita cantik sedang duduk di meja paling pojok. minuman Boba kesukaannya telah tersedia di depan mereka.
Gracia menyedot minuman itu untuk melegakan tenggorokan sebelum memulai pembicaraan yang sepertinya akan cukup serius. Kedua sahabatnya yakini Anin dan Feni pun melakukan hal yang sama, sembari menggigit pelan pipet itu, menatap Gracia, menunggu gadis itu membuka suara
"Aku dijodohkan!"ucap Gracia, gerakan tangan kedua wanita di depannya terhenti saat mendengar ucapan Gracia secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba.
"Terus?"timpal Feni. Mendorong pelan gelas di depannya, melipat kedua tangannya di meja. Mode serius.
"Yah...Aku menerimanya!'ucap Gracia sambil bersandar di kursi. Terdengar hembusan nafas berat.
"Apa kamu yakin?"kali ini Anin yang bersuara
"Entah!"mengangkat kedua bahunya, ekspresi pasrahnya membuat kedua sahabatnya saling pandang "aku tidak sanggup menolaknya. Aku tidak ingin mengecewakan mama dan papa."mengutarakan jika itulah hasil keputusan mendadak yang diambilnya.
"Kalau itu sudah menjadi keputusan kamu kami hanya bisa mendukung kamu."ucap Feni sambil tersenyum ke sahabatnya itu, dibalas juga dengan senyuman tipis oleh Gracia.
"Aku juga tak punya alasan untuk menolaknya."ucap Gracia cemberut.
"Jomblo sih!"ledek Feni lalu tertawa kencang
"Kayak nggak pernah jomblo aja!"cibir Gracia. "Apa kamu?"misalnya saat melihat Anin juga ikut menertawakannya.
"Eh, aku no komen."ucap Anin sambil memperagakan gerakan mengunci mulutnya.
"Kamu sudah pernah bertemu dengannya?"ucap Feni yang mulai kembali setelah sesaat terdiam karena pelayan cafe datang menyajikan cemilan yang telah mereka pesan.
Gracia menggelengkan kepalanya."bahkan aku tidak tahu wujud dan bentuk pria itu seperti apa!" Dia pikir barang
Anin dan Feni membuka mulut menatap si dokter itu tak percaya. bisa-bisanya ia langsung menerima perjodohan itu tanpa tahu, pria itu siapa, tampangnya seperti apa?
"Kamu langsung menerima perjodohan itu tanpa pernah melihat wajahnya? Minimal lah foto gitu?"ucap Anin sambil mencomot kentang goreng pesanannya.
"Hmm... Aku lihat juga tidak akan merubah segalanya kan?"ucap Gracia
"Tapi kan... Aduh gimana sih ngomongnya."ucap Anin menggaruk pelipisnya.
"Apa kamu tidak penasaran dengan wujudnya! Baguslah kalau memang tampan seperti artis hollywood atau cute seperti opa-opa Korea? Kalau jelek gimana?"sahut Feni
"Hmm, masih bagus kalau setampan suamiku. Ucap Anin menampilkan senyum manisnya sembari membayangkan wajah suaminya.
di sini Anin udh nikah ya *author
"Huu...."Sorak Gracia melempar kentang goreng ke wajah Anin. "Pamer!"
Anin tergelak. "Ya memang suamiku tampan kan. ada roti sobeknya lagi, banyak!"menopang wajahnya dengan kedua tangannya, jari jemarinya yang mungil mengetuk pipinya mulus tanpa pori-pori.
Feni menjajakan beberapa kentang goreng di mulut Anin hingga membuat wanita itu terkejut. "pamer aja terus. nggak usah ngomongin roti sobek, aku kan jadi kangen sama roti sobekku." Feni melakukan hal yang sama seperti dengan Anin tadi.
Samaa aja bambang!
Gracia memutar bola matanya malas, lalu tangannya meraih nugget ayam yang telah dipesannya, mencocolkan ke saos tomat campur mayones lalu memasukkan ke dalam mulut dengan menatap tajam kedua sahabatnya yang dengan tidak tahu malunya membayangkan roti sobek.
Membuat orang iri aja!
'Mereka malah pamer roti sobek suaminya! tapi btw, apa nanti calon suamiku juga maco ya? kira-kira punya kartu saya juga nggak ya?'batin Gracia.
Pada akhirnya Gracia pun menerka nerka, seperti apa kiranya wujud pria yang dijodohkan dengannya itu? apakah tampan? apakah maco? apakah, apakah, ada banyak apakah telah mengisi kepalanya!
**************
RS
Gracia lari terburu-buru, setelah memastikan mobilnya terkunci dengan baik. Beberapa buku di tangannya cukup membuat wanita itu kerepotan. Saat sibuk memperbaiki buku itu di tangannya agar tidak jatuh, ia tidak melihat jika ada orang di depannya. Dan terjadilah adegan di mana Gracia menabrak orang itu, hingga hampir membuat wanita itu terjatuh seandainya saja orang yang ditabraknya tidak meraih pinggangnya dan menahannya.
Tampan sekali! Pantas saja sisca tergila-gila padanya.
Setelah cukup lama saling menatap, Gracia yang tersadar terlebih dahulu langsung memperbaiki posisinya kembali, berdiri tegak, merapikan tasnya yang hampir terjatuh dan rambutnya yang cukup berantakan. Memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan.Untung gak ada orang! Bisa jadi bahan gibah lagi jika ada orang yang melihat.
"Ini bukunya!"menyodorkan buku di depan Gracia yang terlihat tidak fokus. Bahkan Gracia tidak menyadari saat orang itu memungut bukunya yang sudah tergeletak di lantai.
"Eh iya terima kasih."menerima buku itu sambil menutupi dirinya dalam hati.
Astaga, kenapa aku jadi melamun sih!
"Maaf dokter. Saya tidak hati-hati jadinya saya menabrak anda."menundukkan kepala hormat kepada salah satu dokter yang cukup terkenal di rumah sakit ini.
"Tidak apa-apa Dr. Gracia. Tapi kamu baik-baik saja kan?"tanyanya sambil tersenyum tipis.
Benar-benar tampan, perhatian lagi. Aku yakin seandainya Sisca di posisiku saat ini, sudah dipastikan dia akan pingsan.
Eh tunggu kenapa dia bisa tahu namaku?
"Eh,ia baik Dokter,tadi saya terburu-buru."ucapku tersenyum malu "takut terlambat."Gracia tabungannya menatap pria di depannya
-tbc
maaf ges baru up segini dulu aja ya,
maaf juga kalo cerita nya kurang bagus baru pertama kali soalnya hehe🙏
