Chapter 2

407 65 6
                                    

Sudah seminggu Oikawa hanya bisa memandang iwaizumi dalam diamnya, tidak berani bertegur sapa pada pria itu yang tengah memperhatikan pemain yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu Oikawa hanya bisa memandang iwaizumi dalam diamnya, tidak berani bertegur sapa pada pria itu yang tengah memperhatikan pemain yang lain. Mata tajamnya penuh fokus menatap setiap gerakan pemain lalu mencatat jika ada yang ganjil baginya.

"Awasss!!"

Bugh!

Terdengar dengan jelas suara benturan bola volly mengenai wajah Oikawa untuk kesekian kalinya. Dirinya yang masih berfokus pada pria itu tidak bisa menghindari sakitnya pukulan bola volly yang mengenai sudut mata kanannya.

"Ada apa sih dengan mu sialan!! Fokus dong.. Coba sini liat sakit gak" Samuel memarahi Oikawa dengan sekali umpatannya

Oikawa yang masih diam terduduk dilapangan menutupi mata kanannya yang berdenyut sakit sekarang.

"Diamlah.. Panggilkan saja medis" Bisik Oikawa malu

"Kau baik saja Oikawa?" Suara yang membuat tubuh Oikawa tegang seketika.

Sosok iwaizumi mendekati Oikawa yang tengah terduduk menutup mata kanannya, aroma parfume dari pria itu membuat Oikawa tambah gugup seketika.

Iwaizumi dengan lembut meletakkan tangannya di dagu Oikawa agar bisa menatapnya. Mata sebelah kanan Oikawa masih tertutup sedikit mengeluarkan air mata.

Iwaizumi mengusap pelan mata Oikawa, kening Oikawa mengerut merasakan sedikit sakit.

"Kau bisa membuka mata mu secara perlahan saja"

"Ku rasa bola tadi tidak mengenai mata mu"

Oikawa perlahan membuka matanya, masih ada rasa perih tapi tidak sesakit tadi. Mata mereka bertatapan beberapa detik sebelum ucapan Oikawa yang membuat ekspresi iwaizumi berubah menjadi tak suka.

"Terima kasih iwachan" Mendengar ucapan itu kening iwaizumi mengerut tak suka lalu berjalan meninggalkan oikawa tanpa sepatah katapun.

"Kau punya masalah dengannya?" Ucap Samuel dari tadi memperhatikan mereka berdua

"Ku rasa dia sangat tidak menyukai mu sialan" Ucap Ian juga berada disana.

"Tutup saja mulut kalian itu"

"Awww tutup sama duit mu doang" Canda Ian berusaha merayu. Oikawa hanya bisa mendengus tak suka lalu pergi

"Kau seperti lonte Ian" Ucap Samuel lugas.

"Bgst emang!" Kesal ian

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Third EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang