Namaku Harumi Yuna, umurku sekarang 15th, aku memiliki rambut hitam panjang dan tinggiku 160cm.
Disekolah aku memiliki sahabat bernama Risa Adriella, dia anak yang cantik, berambut hitam yang mengurai indah, matanya hitam mempesona, tinggi Risa tak jauh berbeda dari ku.
Pagi ini aku harus datang kesekolah pagi-pagi, karena hari ini aku piket kelas. Sqat istirahat aku dan Risa pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku. Aku menemukan buku tua. Buku tua itu sudah digerogoti rayap, didalam buku tersebut terdapat kata-kata aneh dan gambar pemandangan rerumputan yang indah, anehnya lagi didalam nya ada sebuah kunci. Aku menunjukkan buku ini ke Risa.
"Mungkin cuma buku dongeng, Ru." Risa menghembuskan nafasnya.
"Gak mungkin lah, kok ada buku dongeng setua ini? Udah dimakan rayap lagi." Aku mengelak. Aku sangat percaya kalau buku itu, bukan buku sembarangan.
"Kalau gitu, ayo kita selidiki tentang buku itu dan gunanya kunci itu untuk apa." Risa tiba-tiba bersemangat. Dia memang suka menyelidiki apa pun.
Kami berdua membuka halaman demi halaman, demi menyelidiki buku ini. Saat tiba di tengah-tengah halaman, kami menemukan lubang kunci. Aku dan Risa saling pandang.
Tanganku ragu-ragu memasukkan kuncinya. Risa memegang bahuku, mengangguk meyakini ku. Aku mulai memasukkan kunci tersebut, sebuah cahaya lembut menerpa wajahku dan Risa.
Tubuh kami terangkat berapa centimeter dari lantai. Seketika kami berdua terhisap masuk kedalam buku tua tersebut. Kami terguncang kesana kemari di dalam portal buku itu.
Tiba diujung portal, kami terjun bebas dari langit.
"Aaaaaaaaaa!!!!! Eomma!!!" Teriak Risa.
BRUK!
Tubuh kami terhempas keras di rerumputan.
Aku berangkat duduk, kepalaku menoleh kesana kemari memperhatikan sekitar. Hewan dan tumbuhan disini berbeda, seperti ada di dunia fantasi.
Kami memutuskan untuk berkeliling melihat lihat.
Disaat kami sedang berkeliling, muncul tiga ular sebesar bangunan dua lantai dari pepohonan rimbun, tiga ular tersebut mengepung kami. Aku dan Risa hanya bisa pasrah, tidak ada yang bisa kami lakukan.
"Mungkin caraku mati memang begini, jadi Eomma, Appa. Risa minta maaf untuk terakhir kalinya. Risa memang banyak salah, maafin Risa, ya." Rengek Risa.
"Banyak drama." Aku memutar kedua mata ku malas.
"Kamu gak minta maaf, Ru?" Tanya Risa polos.
"Gak, mungkin di detik-detik kita mati, ada yang datang nyelametin kita." Jawabku.
Benar saja, saat tiga ular itu hendak menyerang kami secara bersamaan. Muncul seorang pria berjubah menyelamatkan kami.
CYAK! CYAK! CYAK!
Ekor ketiga ular tersebut putus, dan mengeluarkan cairan hijau lengket.
"Iyuhh!" Risa bersungut-sungut.
Dengan cepat pria tersebut menebas tiga ular besar tersebut hingga menjadi potongan kecil-kecil.
"Kalian berdua gak apa-apa?" Pria itu mendekat kearah kami. Kami berdua hanya diam kebingungan. Apa yang dikatakan pria itu?.
"Oh maaf. Sepertinya kalian berasal dari tempat yang sangat jauh." Pria tersebut terkekeh. Aku dan Risa hanya saling pandang, tidak mengerti apa yang dikatakannya.
Pria tersebut mendekat ke arahku. Dia menempelkan sebuah kertas transparan dipipi dan dibelakang kupingku. Kertas itu langsung menyatu dengan warna kulit ku.
"Nah, udah ngerti belum?" Pria tersebut bertanya lalu tersenyum.
"Nih, pasang ke temanmu." Pria itu memberikan dua lembar kertas transparan.
Setelah aku memasang kertas itu ke Risa. Pria tersebut memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan namaku Bizt Convierre. Nama kalian siapa?"
Aku dan Risa memperkenalkan diri.
"Senang bertemu dengan kalian." Bizt berkata lalu tersenyum.
Bizt mengajak kami ke rumahnya. Sesampainya, kami terkejut, rumah Bizt besar sekali.
"Kalian boleh tinggal disini." Bizt menawari.
"Eh? Apa tidak merepotkan menampung kami berdua? Lagian, kami ini cewek loh, gak baik tinggal sama laki-laki yang baru dikenal." Aku menoleh kearah Bizt.
"Kalian tidak merepotkan, aku bukan cowok nakal loh, Harumi. Aku cowok baik baik." Bizt menundukkan pandangan nya.
"E-eh? Maaf kalau perkataan ku salah." Aku meminta maaf.
"Aku mau tinggal disini, lagian kita harus tidur dimana malam ini, Harumi?" Risa menoleh kearahku.
Akhirnya aku menyetujui untuk tinggal dirumah Bizt.
***********
Aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur saat sampai dikamar.
Kami membersihkan diri, sebelumnya Bizt bilang ada beberapa baju bekas peninggalan Ibu nya, yang mungkin muat dengan tubuh kami.
TOK TOK TOK
Risa membuka pintu.
"Kalian berdua, ayo turun kita makan malam." Ajak Bizt.
Kami turun kebawah untuk makan malam. Saat kami sampai dimeja makan, aku melihat seorang pria yang sedang menyiapkan makan malam. Pria tersebut menoleh ke arahku dan Risa.
"Siapa mereka?" Dia bertanya lalu menatap sinis Bizt.
"Tamu ku dari tempat jauh." Bizt menjawab singkat.
Kami berempat makan bersama. Masakan pria ini enak!.
"Hm. Enak sekali! Kau yang memasaknya?" Risa lebih dulu memuji masakan pria tersebut.
"Ya, terima kasih atas pujiannya." Pipi pria itu menunjukkan sedikit rona merah.
"Kalian belum kenal dia kan? Baiklah. Biar aku yang memperkenalkannya, nama dia Xerost Galazrd, dia sahabat ku, walaupun dia sok cool gini, aslinya dia tuh ka-" Belum selesai Bizt berbicara, Xerost langsung meninju perutnya.
"Uhuk! Xerost!" Bizt teriak.
"Aku Risa dan ini Harumi." Risa memperkenalkan diri.
Sesudahnya kami balik ke kamar masing-masing.
~~~~~~~~~~~
Divote coy, biar suamih watashi nyata 👁👄👁Kurma guys 🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR SELECTED TEENAGERS
FantasyAku Harumi, awalnya aku berpikir aku hanya anak SMA biasa. Siapa yang menyangka anak SMA pada umumnya mempunyai kekuatan? Dan siapa juga yang menyangka ada dunia, selain dunia ini? Aku dan temanku yang bernama Risa menemukan buku tua di dalam perpu...