ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
𝐁𝐮𝐜𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐋𝐞𝐯𝐞𝐥
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـBeni bukan gamers, tetapi ia selalu menilai suatu hal dengan banyak tingkatan level. Bucin, singkatan dari budak cinta pun, bagi Beni ada tingkatan levelnya; level tertinggi bucin seorang Beni Septiansyah kepada yang maha kuasa. Dua peringkat di bawahnya ada teman dan keluarga. Satu tingkat di atas adalah gebetannya.
Ngomongin soal gebetan, Beni punya satu, kalau dua ia belum mampu. Pun, belum bisa dikatakan gebetan. Masih pedekate diam-diam, dalam artian naksir, tapi nembaknya malu. Gadis yang ditaksir Benny itu namanya Yoni, anak gadis pemilik kosan sasetan—tempat Benny tinggal seorang diri. Jangan tanya, kenapa namanya kosan sasetan.
Beni asalnya orang Kalimantan, kelahiran Sampit dua puluh tahun silam. Merantau ke ibu kota untuk mengenyam pendidikan. Jurusan ekonomi—pilihan ibunya, padahal Beni inginnya masuk jurusan teknologi. Tapi biarlah, Beni terima aja.
Tinggal di kosan pengap, pun, Benny pasrah aja. Paling tidak enggak seperti kosan tempat ia tinggal sebelumnya, isinya berbatang semua. Di kosan sasetan inilah pandangan pertama awal Beni berjumpa sama Yoni.
Waktu itu Beni bangun kesiangan gara-gara malam tadi tidur tidak tenang diganggu kecoa terbang. Jadi paginya Beni keburu waktu.
Dengan t-shirt hitam bermerek Adidas KW, dan jeans longgar sobek-sobek dikit di bagian lutut, Beni berlari di koridor kosan yang sempit. Helm hijau di tangan kanan, jaketnya di tangan kiri dengan pannypack tersemat di pinggang, posisinya dimiringkan dikit ke kanan biar gaya, katanya. Mencapai tangga, Beni hampir terpeleset akibat lantai licin, untung ia bisa menahan keseimbangan. Namun naas, helmnya terlepas, terhempas dan jatuh terguling ke bawah tangga, sampai di dekat kaki ramping beralaskan slip ons biru muda.
Beni bergeming menatap helm kerjanya dipungut tangan ramping. Pemiliknya merupakan seorang gadis berambut panjang sebahu, disemir coklat gelap dengan poni sebatas alis. Dialah Yoni. Si gadis mendongak, menatap Benny yang masih diam di atas tangga.
"Helm punya Masnya, ya?"
Pertanyaan itu menginstruksikan Beni kembali melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga, tapi kali ini gerakannya slow. Tiap langkah tak melepas atensi Beni dari manik coklat si gadis.
"Iya," balas Beni pas sudah sampai di depan. Menerima helm yang disodorkan Yoni.
"Lain kali hati-hati, ya, Mas." Gadis itu berpesan ramah, kemudian melenggang pergi menaiki tangga.
"Terima kasih," balas Benny.
Satu, dua, tiga ....
Tiga detik waktu berlalu, tiga langkah sepasang kaki menaiki anak tangga.
Beni terpaku di tempatnya berpijak, diam terpukau. Ia hanya tahu perihal; cinta pada pandangan pertama lewat fiksi. Ini kali pertama ia rasakan dalam kehidupan nyata. Sesuatu dalam dada berdebar-debar. Interpretasi yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Lantas, Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucinnya Next Level
RomansaBenny, seorang driver ojol muda yang tak sekadar naksir sama anak gadis pemilik kosan, Yoni, fangirls kelas kakap berkedok cewek introvert.