II. Kratos dan Faye

163 32 0
                                    

Lee Jeno, CEO sekaligus pemilik NCT Corp. Semua orang di Korea Selatan pasti mengenalnya. Tampangnya selalu terpampang di tiap-tiap sudut kota sebagai pengusaha nomor satu di Korea. Kekayaannya bahkan bisa untuk membeli satu negara.

Siapa yang tidak memujanya? Pasti hanya orang bodohlah yang bertindak demikian. Sebab, rupa lelaki 28 tahun itu begitu rupawan. Perangainya di depan publik pun perlu dipuji.

Banyak perempuan maupun laki-laki yang rela menyerahkan dirinya sendiri kepada Lee Jeno, baik itu dengan latar belakang sesama pengusaha, artis, dokter, bahkan pejabat sekalipun. Tapi sayang, tak pernah ada yang pemuda itu gubris. Jeno terlalu mahal untuk kalangan bawah, bahkan terkesan tak tersentuh oleh kalangan atas.

Tapi hari ini, seorang Lee Jeno rela terbang 14 jam lebih hanya untuk menemui seseorang. Bukan untuk meminta pertolongan, tetapi untuk meminang seorang laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya sejak sepekan yang lalu.



 Bukan untuk meminta pertolongan, tetapi untuk meminang seorang laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya sejak sepekan yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Ehem." Deheman pelan dari pemuda yang baru tiba di ruang tamu sebuah mansion di tengah kebun anggur itu menghentikan kedua lelaki dewasa yang sedang berbicara di hadapannya.

"My son ...." Laki-laki yang lebih tua dengan wajah khas Eropa itu berdiri, kemudian merentangkan tangan pada putera angkatnya.

"Aku masih marah pada Ayah." Ungkapnya, namun tak jua tega untuk tidak membalas memeluk sang ayah.

"Baiklah, baiklah. Ayah tidak akan menyinggung hal itu untuk hari ini."

Pelukan keduanya kemudian terlepas, diikuti sebuah bisikan di telinga kiri Jaemin. "Laki-laki ini tampan dan berwawasan luas, cocok denganmu." Setelahnya, sang ayah melangkah ke arah mansion bagian belakang, meninggalkan dua anak adam yang saling termenung di tempatnya masing-masing.

"Na Jaemin ..."

Jaemin berembus pelan sebelum beringsut duduk di hadapan tamunya itu.

"Ada perlu apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

Jeno mengeluarkan senyum kecilnya. "Bagaimana kabarmu?"

"Jika tidak ada hal yang penting, lebih baik Anda pulang, Tuan Lee. Aku punya banyak kesibukan setelah ini." Jaemin sudah bersiap untuk berdiri, namun kemudian kalimat selanjutnya dari belah bibir Jeno menginterupsi.

"Aku menyukaimu. Sejak kita bertatapan seminggu yang lalu."

Jaemin kembali pada posisinya semula, duduk bersender di kepala sofa dengan lengan yang bersedekap dan kaki menyilang.

"Apakah Anda sedang bermain dalam sebuah drama roman picisan, Tuan Lee?" tanyanya dengan kekehan pelan di akhir kalimat.

"Tidak. Aku serius." Jeno menjawab tanpa berekspresi apapun. Ucapannya tegas dan penuh penekanan.

Tawa Jaemin terhenti seketika. Tampangnya ia buat rileks kembali dengan tatapan datar yang biasa ia layangkan jika menjadi seorang Xaverio Laiv.

"Anda pasti orang yang terlampau punya kuasa sampai berhasil menemukanku di sini, Tuan Lee. Bahkan banyak di luaran sana yang sulit melacak keberadaanku."

God of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang