練習の日
Langit terlihat cerah berhiaskan gumpalan awan putih. Jarak di antara pepohonan yang jarang mengekspos hamparan rumput hijau di tempat latihan, tidak jauh dari gerbang Desa Konoha. Hari ini, Obito membuat janji untuk berlatih dengan Sakura. Ia sempat ingin menolak ajakan ninja medis itu, tetapi ia sendiri rasanya perlu melakukan berbagai aktivitas untuk menghabiskan waktu selain dengan hanya memikirkan Kakashi. Belum lagi, ia mungkin perlu mengasah kemampuan bertarungnya yang lama tidak digunakan sejak ia menjadi seorang tahanan. Matanya menyipit melihat sekeliling, kemudian didapatinya Sakura tengah duduk di bawah sebatang pohon.
Baru menyadari keberadaan Obito, Sakura sontak bangkit dan berjalan mendekatinya. “Selamat siang, Obito-san!” sapanya sembari melambaikan tangan. Tidak lupa, senyum juga ia ulas di wajah.
“Selamat siang, Sakura,” balas Obito seraya mengobservasi padang rumput tempatnya berdiri. “Sudah siap untuk melempar kunai lagi?” tanyanya setengah meledek. Obito paham bahwa sebagai seorang jounin, Sakura pasti secara rutin melatih dan mempergunakan kemampuan yang dimiliki. Hanya saja, gadis itu banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit dan laboratorium untuk bertemu dengan pasien dan melakukan penelitian.
Sakura mendengus atas pertanyaan Obito. “Aku yang seharusnya bertanya demikian padamu, Obito-san.” Ia terkekeh, lalu melangkah untuk mengambil posisi.
Dengan menjaga jarak beberapa meter, Obito memberi isyarat pada Sakura untuk menyerang lebih dahulu. “Majulah. Akan kulihat apa yang sudah Kakashi dan Godaime-sama berikan padamu,” ujarnya seraya memasang kuda-kuda untuk bertarung.
Tanpa sedikit pun keraguan, Sakura dengan gesit memelesat ke arah Obito, mengarahkan pukulan yang langsung tertahan oleh telapak tangan lelaki itu. Walau dapat ditahan, tempat Obito berdiri sudah bergeser dari posisinya yang semula. Kekuatan gadis berambut merah muda itu memang luar biasa, belum ditambah dengan konsentrasi chakra. Tinju dari tangan yang lain dilayangkan, tetapi langsung dihindari oleh Obito yang sudah mengaktifkan Sharingan miliknya.
“Kupikir ini hanya latihan, Obito-san.”
“Kau mau tulang pipiku retak, ya?” kekeh Obito. Kali ini, giliran ia yang menyerang balik Sakura. Kemampuan taijustu yang ia miliki sudah tidak sebaik beberapa tahun lalu, tetapi pengalaman tidak akan berbohong. Didukung dengan sharingan, Obito cukup mampu membuat Sakura berusaha keras menghindari serangannya.
Tepat setelah menghindari serangkaian tendangan dan pukulan Obito, Sakura mengarahkan kepalan tangannya ke bawah, membelah tanah berselimut rumput yang menjadi arena bermain kedua shinobi itu.
Sesuai perkiraan, Obito melompat untuk menghindari guncangan di tanah. Ia memprediksi langkah Sakura yang berikutnya, lantas menyiapkan diri untuk menghindar, atau setidaknya menangkis serangan Sakura—jika memungkinkan. Perang Dunia Shinobi Keempat membuat Obito punya sedikit gambaran tentang kemampuan gadis yang tengah menjadi teman latihannya kali ini. Meski dalam konteks latihan, ia tidak bisa main-main dengan Sakura yang merupakan seorang jounin.
Menggunakan tanah yang retak, Sakura dengan cekatan menendang salah satu bongkahan tanah yang besar ke arah Obito. Kemampuan kontrol chakra yang baik membuat bongkahan tanah itu tetap utuh meski dilesatkan dalam kecepatan yang tidak dapat ditangkap mata orang kebanyakan.
Dalam sekian detik di udara saat melompat, Obito menyadari bahwa ia tidak dapat menghindari bongkahan tanah tersebut karena tak ada tanah yang dapat menjadi pijakan. Ia menyilangkan lengan di depan wajah, menjadikannya perisai agar bukan dada atau kepalanya yang terhantam. Obito bisa saja menghancurkan bongkahan tanah itu, hanya ia memilih untuk menghemat chakra karena sudah lama ia tidak melatih kemampuan selama berada di balik jeruji besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sixth's Smile
FanfictionContent warning: yaoi, mpreg. Don't like, don't read. Baik Kakashi maupun Obito telah memulai lembaran baru dalam hidup mereka. Akan ada hal-hal yang harus masing-masing dari mereka hadapi, juga ada masalah yang keduanya perlu atasi. Kembalinya Obit...