Binar menoleh kearah lelaki berbaju merah yang tengah menatapnya.
"Kamu kok bisa masuk kesini?" Tanya binar dalam hati.
"Apa perlu saya jawab?" Ucap lelaki berbaju merah dengan wajah datarnya.
Ekspresi binar berubah menjadi masam "ish, aku kan nanya ya harus di jawab"
"Saya rasa itu bukan hal penting untuk ditanyakan" jawabnya membuat binar semakin kesal.
"Udalah aku males, sana pergi" gerutu binar kemudian kembali membaca buku.
Ketika binar menoleh mencari lelaki tersebut, tetapi ia menghilang.
"Disuruh pergi malah pergi beneran" ucap binar.
"Jadi mau kamu sebenarnya apa?" Bisik lelaki berbaju merah membuat binar kaget dan menoleh membuat wajah mereka kembali sangat dekat.
Binar membelalakan matanya dan langsung memundurkan wajahnya dengan cepat hingga kepalanya membentur hidung maya.
"Aduhh" pekik maya kesakitan.
Binar berbalik kearah Maya "Astaga may maaf gak sengaja"
Semua berbalik memperhatikan mereka berdua.
"Gapapa nar udah, gapapa kok" ucap Maya karena melihat binar yang merasa bersalah.
Rafa memberikan tissue ke maya namun Maya menolak "gak usah"
"Itu aer terjunnya merembes" ucap Rafa menunjuk hidung maya yang baru saja keluar darah.
"Wih-wih darah may" teriak reynal.
"Astaga Maya" Binar menarik dua lembar tissue ditangan Rafa kemudian membersihkan sisa darah.
"Jangan begitu bego!" Rafa mendorong tengkuk Maya agar dia menunduk.
"Biar darahnya berhenti" Maya memukul lengan Rafa.
"Kalo mimisan jangan digituin bego! Biarin ngalir" Rafa menyentil kepala maya.
"Berani ye lu mentang-mentang gue lagi sekarat" ucap maya melototi rafa.
"Hussstttt diem ntar darahnya makin banyak keluar" tegur binar.
"Gimana para saksi? Sah?" Ucap reynal menggoda Maya dan rafa.
"Sahhhhh" teriak seluruh anggota.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI GANTENG JEMBATAN GANTUNG-JAEHYUN (Ongoing)
Kinh dịSi Ganteng Jembatan Gantung mengisahkan tentang binar mentari agung, seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kemampuan bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Tak hanya memiliki keunikan seperti itu binar juga memiliki masalalu yang unik...