Permulaan

14 1 0
                                    

"HUWAA!" teriak ku saat tersadar dari tidur.

"Yaampun bisa bisa nya ketiduran, aku harus ngucapin selamat untuk Ano" ucap ku yang langsung mengambil ponsel.

"Aku chat atau langsung telfon yah? Emm.. telfon aja deh" ucap ku yang langsung menghubungi Ano.

drtt! drtt!

"ANO!! SELAMAT ULANG TAHUNNN" teriak ku gembira.

"Apasih lo! Ini tuh udah jam dua belas malem, jangan ganggu gue bisa gasih!" ucap Vano.

"Ma-maaf Ano, aku cuman mau ngucapin doang, kan kamu ulang tahun yang ke 18 hari ini, selamat ya sa--"

"Bacot lo!" ucap Vano yang langsung menutup telfon.

"Sa-sayang.." ucap ku melanjutkan perkataan yang terpotong tadi.

"Hiks.. Hikss.. kenapa sih Ano jadi berubah, udah setahun kamu jadi gini Ano" ucap ku terisak mengingat dahulu Ano adalah lelaki yang hangat.

Gavano Aksara, lelaki idaman para perempuan di sekolah. Sikap nya yang ramah, pintar, ketua basket, membuat nya menjadi salah satu lelaki famous disekolah.

Dan ternyata aku Alana Ritama Xenala menjadi wanita beruntung yang bisa menjadi kekasih nya. Aku bahagia, bersama nya hampir tiga tahun membuat ku menjadi perempuan yang amat beruntung.

Tapi, setahun ini dia berubah menjadi lelaki yang dingin dan kasar, sikap nya benar benar berubah drastis secara tiba tiba, aku ingin marah dan memaki nya, tapi aku yakin dia akan cerita suatu saat nanti mengapa ia berubah, dan kalau dia tidak cerita, aku akan mencari tahu sendiri.

"Pagi dek" sapa Aksa, kaka kandung Alana.

"Pagi" balas Alana.

"KAMU HABIS NANGIS SEMALEM!?" panik Aksa saat melihat mata sang adik yang bengkak dan merah.

"E-eeh ngga ko" ucap Alana gugup.

"Kenapa kamu!? Cerita sama abang" ucap Aksa memegang tangan sang adik.

"Aku gapapa ko, ini karna nonton drakor" ucap Alana bohong.

"Ck! Kamu ini, kirain abang di sakitin Vano" ucap Aksa mengelus pipi Alana yang dibalas senyuman manis.

"Emm bang, aku mau langsung berangkat aja, nanti makan di kantin" ucap Alana yang langsung mengecup pipi Aksa dan lari terbirit birit sebelum Aksa mencegah nya.

"BENERAN SARAPAN DI SEKOLAH YAH!" teriak bang Aksa.

Gavano AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang