01. Love You

447 32 0
                                    


Pagi ini awan mendung menghiasi langit biru. Seorang lelaki yang masih membuka matanya semalaman memandang langit dan menghembuskan nafas nya lesu. Hari yang harus nya penuh semangat malah dihiasi biru bahkan sampai langit ikut bermimikri mengikuti mood lelaki tersebut.

Digenggam lah benda persegi empat dan membuka aplikasi komunikasi yang biasa digunakan anak muda kalangan nya.

'Telegram'

Menekan 4 digit sandi untuk mengamankan obrolan juga teman, menekan kontak paling atas yang mana kontak tersebut disematkan alias begitu berharga untuk dilewatkan notifikasi nya.

ruru !

sudah tau?
jadi harus bagaimana?
03.58 ✓

Sudah satu jam lebih pesan nya belum juga dibalas oleh sang penerima, kembali menghela nafas nya. Ia lelah diabaikan, harus sampai kapan ia menunggu?

Akhirnya Doyoung-lelaki tersebut-bergegas pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh dirinya yang lelah tersebut. Menguap menjadi kegiatan favorit nya kali ini, tidur pun tak sempat hanya untuk memikirkan sang penerima pesan tadi.

Dengan tertatih, Doyoung menuruni anak tangga dan menatap sang bidadari yang melahirkan nya tengah menunggu di ruang makan. Menarik kursi makan dan mulai memakan sarapan nya dengan tenang berkedok tak berenergi.

"Ada apa, doy? Belum dibalas juga?" tanya bidadari tersebut dengan suara halusnya.

"Tak perlu ku jawab, aku yakin bunda tau jawabannya"

Setelah mengucapkan itu, Doyoung langsung meninggalkan meja makan begitu saja dan menuju parkiran untuk menyalakan motor nya lalu berangkat ke sekolah di pagi yang dingin ini.

Angin dingin menusuk kulitnya yang hanya terbalut seragam sekolah tipis, membuat nya sedikit menggigil. Salah sendiri, siapa suruh tidak menggunakan jaket dan tidak menggunakan waktu istirahat dengan benar.

Sesampainya di sekolah, Doyoung berlari dengan tergesa menuju kelasnya. Menaruh tas nya sembarang dan langsung terjatuh ke atas meja tempat duduknya.

Doyoung pun mulai memejamkan matanya walau nafas nya masih memburu. Gelap, satu kata yang menggambarkan penglihatan nya.

---

Brukk

Lelaki muda tersebut tersungkur akibat pukulan yang di berikan teman sebangku nya itu. Darah mengalir dari sudut bibirnya, perih dirasa. Temannya yang terlepas emosi itu segera berlari menjauh dari lelaki muda tersebut.

Junghwan-lelaki muda tersebut-bangkit dan menuju kamar mandi, membasuh luka nya dan mencuci muka nya. Ia terlalu sulit untuk mengerti isi pikiran temannya tersebut.

Terdengar lonceng tanda masuk berbunyi, segera Junghwan berlari memasuki kelasnya. Menduduki diri nya tepat sebelah teman yang meninjunya tadi. Tersenyum kikuk, walau tak disahuti oleh temannya itu. Junghwan pun membuang wajah nya dan fokus menatap ke kursi depannya.

Seorang namja masih tertidur dengan lelap nya. Tanpa diketahui nya, Junghwan tau namja tersebut belum terlelap dari malam kemarin.

Junghwan dengan lembut mengusap kepala lelaki tersebut. Membisikkan perlahan kata-kata untuk membangunkan nya.

"by, bangun. Bel sudah berbunyi, kau tidak mau dihukum kan?"

[ HWANBBY ] TRUE COLOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang