"Aaargggghhh... sakit!" Erang seorang siswa laki-laki bernama Soobin sedang ditindas oleh Jungkook cs.
"Laki lo? Masa gitu aja sakit, lemah!" Ejek Mingyu. Ia tidak tau betapa sakitnya dilempar tong sampah pas kena di bagian sensitif.
"Ya lo rasain aja sendiri!" Sahut Soobin nyolot saking kesalnya sambil memegangi bagian tubuh tengahnya itu.
"Sekarang lo bersihin tuh semua sampah yang berserakan kedalam mulut lo." Suruh Jungkook membuat anak itu tercengang.
Teman-temannya pun seketika tertawa terbahak saat mendengar itu.
"Gue nggak mau. Masa iya pake mulut? Orangtua gue aja nggak pernah ngasih makan gue sampah. Jangankan sampah, makanan sisa dari sampah aja nggak pernah." Jawab anak laki-laki yang sedang dirundung itu.
"Mau dikasih yang lebih dari itu?" Ancam Jungkook tidak main-main.
"I-iya gue lakuin." Dengan menahan tangis Soobin mau tidak mau harus berusaha melakukan apa yang disuruh oleh anak-anak solimi itu.
"Stop! Nggak usah dilakuin!" Tiba-tiba ada teriakan yang membuat Soobin berhenti melakukannya dan membuat semua menoleh kearah suara itu.
"Lo lagi lo lagi, maksud lo apa hah? Lo selalu ikut campur. Mau ikut dibully juga?" Tanya Jungkook kesal pada Yuji, gadis yang baru saja berteriak dan menggagalkan bullyan nya hari ini.
"Ngapain sih lo, sok jadi jagoan banget suka ngebully anak-anak disini terus?" Gadis bernama lengkap Yujimin itu merasa jengkel.
"Terus? Sebagai gantinya lo yang harus kita bully. Iya? Hehh anjir, nggak usah sok jadi pahlawan deh lo!" Jungkook ngeggas.
"Jelas gue nggak akan biarin lo bully anak-anak disini lagi. Lo sama geng lo udah kelewatan, Jeon Jungkook. Udah saatnya gue aduin kalian ke kepsek, biar lo pada kena hukuman yang setimpal sama tindakan kalian ini!" Saking geramnya Yuji menuju kearah ruang kepala sekolah.
"Kook, gila dia beneran mau lapor ke kepsek. Lo tau sendiri kan pak Donghae gimana orangnya? Mending lo kejar deh tuh anak, jangan sampai dia ngadu." Ujar Jaehyun ketar-ketir. Tentu saja dirinya takut. Selama ini mereka aman karena tidak ada anak-anak korban bully mereka yang berani speak up.
"Iya kook, mending lo kejar deh si Yuji. Gue nggak mau ya nanggung resiko, nanti kalau nyokap bokap gue tau, bisa-bisa gue di kick dari kartu keluarga terus gue nggak dianggep anak, nggak dapet warisan juga. Ogah gue!" Timpal Mingyu tak kalah tegang.
"Harus gue banget gitu??" Jungkook malas.
"Ya iyalah, masa iya si Soobin? Kan nggak ada urusan. Orang dia korban." Balas Jaehyun terdengar sewot.
"Udah sana cepetan keburu sampai tuh anak. Lagian lo bukannya baik-baikin dia malah lo kasarin. Jadi brutal kan dia?" Mingyu.
"Iya iya!" Dengan amat terpaksa Jungkook pun berlari mengejar Yuji.
"Hehhhh tunggu!" Teriak anak nakal itu saat menyusul Yuji. Gadis itu mengabaikannya dan tetap melangkah menuju ruang kepsek.
"Gue bilang tunggu, tunggu!" Jungkook menangkap pergelangan tangan Yuji dan berhasil menghentikannya.
"Apaan sih? Lepasin nggak?!" Yuji berusaha melepaskan genggaman itu.
"Lo nggak bisa ngadu sama kepsek!"
"Kenapa nggak bisa? Gue punya mulut dan gue nggak bisu anjir."
"Ya nggak akan bisa, selama gue bekep mulut lo."
"Awas minggir deh lo! Gue mau ngadu sama pak Donghae kalau hari ini lo sama temen-temen lo ngebully Soobin. Biar lo kena hukuman dan cepet-cepet tobat nggak bangor lagi!" Yuji berusaha menyingkirkan tubuh tinggi, tegap Jungkook yang menghalangi jalannya.