KASUS KE-1 : SCREAMS IN THE MORNING

10 1 0
                                    

07.80

"AAAAAAA..." teriakan histeris seorang mahasiswi di pagi hari menyapa lorong kampus yang masih sepi oleh para mahasiswanya.

"Hei kau kenap-ASTAGA ma-mayat." Dua mahasiswi lainnya datang menghampiri temannya yang berteriak tadi, niat hati ingin menegurnya karena membuat kebisingan di pagi hari namun gagal saat mata keduanya melihat seorang gadis yang tidur terlentang didepan temannya dengan keadaan yang cukup dibilang mengenaskan.

Darah yang menggenang mengelilingi tubuhnya, matanya melotot dengan senyum dibibirnya, kedua kakinya menekuk kedalam sudah dipastikan kalau kedua kakinya patah.

"Äp-pa yang terjadi" tanya gadis berkacamata

"A-ku... aku tidak ta-tau." ujar gadis yang berteriak tadi dengan suara yang bergetar, bahkan sampai sekarang posisinya masih sama dengan pertama kali dirinya menemukan mayat gadis itu.

Gadis berkuncir kuda itu mendekati temannya yang masih terduduk di lantai karena syok "Sudah jangan buang waktu lagi, kita panggil saja divisi keamanan, biarkan mereka yang mengurusnya." Ujarnya sambal menarik temannya menjauh dari sekitar mayat gadis itu.

Tidak berselang lama terdengar suara derap langkah kaki menuju mereka dengan tergesa dan tidak lama muncullah tiga mahasiswa tampan yang mereka sebut dengan divisi keamanan.

"What's going on here?."pemuda berkulit putih yang membuka suaranya terlebih dahulu.

Namaya Cristoper Bang. Pangkatnya adalah ketua divisi keamanan, matanya yang tajam, badan yang berotot dan aura kepemimpinan yang kental membuatnya terpilih menjadi ketua dari divisi keamanan yang sangat disegani oleh semua mahasiswa.

Kekuasaan divisi keamanan bahkan melebih senat dan para dosen disana, namun tetap baik Cris maupun kedua rekan divisinya tetap menghormati yang lebih tua terlebih mereka yang membutuhkan pertolongan. Cris sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menurutnya seburuk apapun seseorang mereka tetaplah manusia baik yang pernah tersakiti.

Munafik memang.

"Oh Shit. What the- Aww"

"Shut up." Jawab pemuda dengan wajah datarnya.

Seo Changbin. Anggota kedua dari divisi keamanan, pangkatnya adalah wakil Cris di keamanan, selain menjadi wakil bisa dibilang Changbin adalah hackernya divisi keamanan, itu sebabnya Changbin bertanggung jawab terhadap teknologi di kampusnya.

Ranjau adalah julukannya, bukan berarti Changbin selalu membawa ranjau kemanapun dirinya pergi, namun lebih merujuk kepada sifatnya yang memiliki sumbu pendek, apalagi jika Changbin sedang marah maka dirinya akan mengaktifkan mode 'senggol bacok' kepada siapapun

"Ya tapi ini sakit bego."protes pemuda tinggi itu kepada temannya yang sayangnya berbeda 1 tahun diatasnya.

"Hyunjin. Changbin shut up!." Cris melirik kedua rekannya yang selalu saja bertengkar dan terkadang tidak melihat situasi. "Lebih baik kalian panggil polisi dan ambulans kemari." Perintahnya lagi.

Hyunjin yang berdiri disebelah Cris mengangguk cepat. "Don't worry, I've already contacted Them."

Anggota terakhir dan yang paling muda diantara Divisi keamanan, sebut saja Hwang Hyunjin. Pemuda tampan nan tinggi ini berperan sebagai pemberi informasi di Divisi keamanan, mudah bergaul, ramah dan jangan lupa ketampanannya memudahkan Hyunjin untuk mencari informasi yang diperlukannya.

Anggap saja Hyunjin dengan senyum miringnya adalah senjata ampuh untuk membuat semua mahasiswi berteriak histeris dan memberikan informasi sedetail mungkin.

Namun Hyunjin tetaplah Hyunjin, kecerobohan dan mulut limisnya adalah perpaduan yang selalu bisa membuat seorang Cristoper dan Seo Changbin naik darah.

Atensi Cris beralih dari Changbin yang sedang mengamati mayat mahasiswi didepannya ke tiga gadis dibelakangnya. "Sekarang ceritakan awal mula kalian menemukan mayat ini?."

BLACK SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang