part 4

494 46 9
                                    

POV: dunk natachai

Aku yang berada di tepi jalan, dengan berfikir siapa orang itu sebenarnya siapa?...joong..archen aydin? Sepertinya nama ini." Dengan membuka internet dan mencari tahu siapa joong archen aydin.

Ternyata joong, sepertinya akan merepotkan...aku yang sangat terkejut dengan mobil yang tiba-tiba mengerem mendadak di hadapanku. Kaca mobil yang perlahan-lahan menurun dengan membulatkan mataku melihat pria itu yang saat ini berada di dalam mobil.

"Naiklah." Pinta joong.

"Tidak perlu tuan aku bisa naik taksi sendiri ." Jawab dunk dengan mengalihkan pandangannya.

Mendengar jawaban dariku pria itu hanya terdiam sambil menatapku Yang masih berdiri di samping mobilnya, dia tetap tidak berbicara dan tidak pergi, dia terdiam di dalam mobil agar aku masuk ke dalam mobilnya, tetapi dengan keras kepala aku tetap tidak mau masuk ke dalam mobilnya. Dengan memutarkan badanku aku yang mengabaikan pria itu yang saat ini terdiam seperti orang gagu di dalam mobil, aku tetap tekat untuk menunggu taksi datang.

Setengah jam kemudian....

Tempat apa-apaan ini, aku sudah menunggu begitu lama mengapa tidak ada satu mobil pun yang lewat!.. dengan merasa sangat kesal aku yang melambungkan mulutku seperti balon dan ngambek karena taksi belum juga lewat.

"Apartemen XXX, terimakasih."sambil memakai sabuk pengaman.

Dengan senyum yang terukir di bibir joong melihat dunk begitu sangat lucu dengan tingkah nya hari ini.

_______

POV: gawin

"Aduh....." Sambil memegang bokongnya yang sakit.

Mengapa aku harus menemani pria tua gila itu?, Seharusnya yang berada disini adalah dunk pria sialan itu bukan aku.. kenapa hidup dia begitu sangat beruntung.

Drrrtttttttt..[bunyi ponsel gawin]

melihat kearah sumber suara tersebut dengan memegang sebuah ponsel ternyata ibunya joss, dengan memencet tombol terima." Bibi..." Ucap gawin.

[Gawin, kamu tidak berada di kantor ya?.]

"Hari ini aku sedikit tidak enak badan, jadi..."

[Jadi begini, joss sedang dinas keluar kota , aku dapat mempercayaimu untuk mengurus perusahaan untuk sementara waktu ini gawin, jangan sampai mengecewakanku ya.]

Akibat kecerewetan suara ibu Joss gawin mulai mulai sampai menjauhkan ponselku sedikit jauh dari telinga ku.

[Kerja sama dengan grup Chen segeralah ditandatangani, sebelumnya kerja sama ini selalu berjalan dengan mulus, sampai di tanganmu harusnya tidak masalah kan ya?.]

"Sudah di bicarakan tenanglah bibi." Dengan merasa kesal aku meremas selimut untuk menahan emosiku.

[Tidak heran adalah keluarga natachai aku benar-benar tidak salah menilai orang, kalau begitu beristirahat lah.]

Dengan merasa kesal pan melempar ponselnya, sampai terjatuh ke tanah. "Dasar penyihir tua!!, Mengatakannya begitu enak di dengar, hanya melihat karena aku dari keluarga natachai!!, Wanita sialan." Kesal gawin.

Sebenarnya beberapa hari lagi joss akan kembali sebelum joss kembali aku harus membersihkan masalah dengan dunk terlebih dahulu.

_______

Dalam perjalanan joong yang fokus dalam menyetir mobil suasana yang sangat canggung dan tegang tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Dari tadi ponselmu bergetar terus, apakah itu penting?." Ucap dunk dengan memulai pembicaraan.

Khun JoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang