Ch 05

607 68 4
                                    




Shock, itu yang Haruto alami saat ini. Bagaimana tidak, dirinya yang baru saja sampai di depan rumahnya dengan keadaan kalut karena mencari Eunseo yang tidak dapat ditemukan di sekolah, kini mendapati sang putri tengah tertidur di pangkuan seseorang yang sangat Haruto hindari beberapa tahun ke belakang.

Ssstt

Jeongwoo memberi isyarat pada Haruto agar tidak berisik dan mengganggu tidur putri kecil mereka.

"Tunggu sebentar, dia baru saja tertidur. Aku khawatir dia terbangun," ujar Jeongwoo saat Haruto dengan wajah panik berusaha mengambil Eunseo darinya.

Keduanya terdiam hingga beberapa menit. Haruto menatap wajah sang putri. Bagaimana bisa sang putri tersenyum dan terlihat sangat nyaman dalam tidurnya meski tidak berada di kasur empuk kesayangannya. Kepalanya tersandar pada dada bidang pria yang memangkunya dengan tangan mungilnya yang memegangi jas yang dikenakan pria tersebut. Hal tersebut membuat Haruto bisa bernafas sedikit lega.

"Biar aku bawa ke kamarnya," ujar Jeongwoo memecah kesunyian sore itu.

Tanpa kata, Haruto membuka kunci pintu rumahnya dan mempersilahkan Jeongwoo masuk. Berjalan mendahului Jeongwoo menuju sebuah pintu kamar.

Haruto memandangi Jeongwoo yang tampak melepaskan sepatu Eunseo, membuka rompi yang digunakan gadis kecil tersebut, melonggarkan pakaiannya, merapikan rambutnya, memasangkan selimut, hingga memastikan suhu ruangan tidak terlalu dingin.

Jeongwoo segera berjalan keluar kamar ketika melihat kode dari Haruto untuk mengikutinya.

"Terima kasih telah menjaga putri saya. Saya harap Anda tidak akan membawanya pergi ke mana pun tanpa seizin saya lagi. Silahkan kembali," ucap Haruto di depan pintu rumahnya.

"Ru, bisakah kita berbicara sebentar?"

"Saya tidak merasa memiliki kepentingan apapun untuk dibicarakan dengan Anda,"

"Ru..." Jeongwoo hendak meraih jemari Haruto, tetapi dengan sigap Haruto menepisnya.

"Bisakah Anda meninggalkan tempat tinggal saya?" suara Haruto sedikit bergetar.

"Biarkan aku bertemu dan membiayai kehidupan kalian berdua, Ru. Dia putriku," perkataan tersebut membuat Haruto mendongakkan kepalanya. Matanya menatap lurus ke arah manik serigala yang selalu Ia rindukan.

"Saya dan putri tunggal saya adalah kewajiban saya. Anda tidak perlu repot-repot mengurus kami. Kami tidak memiliki hubungan apapun dengan Anda-"

"Eunseo darah dagingku, Ru," potong Jeongwoo. "Bagaimana bisa aku mengabaikan kalian berdua? Lihat tempat kecil ini, Eunseo bahkan tidak memiliki banyak mainan seperti anak seusianya yang lain,"

"Sudah saya katakan, Eunseo adalah tanggung jawab saya. Saya tau apa yang terbaik untuknya dan saya akan selalu mengusahakan hal tersebut demi kebahagiaannya,"

"Kebahagiaan?" Jeongwoo terkekeh.

"Apa Eunseo bahagia bersamamu?"

Haruto tertegun. Apa Eunseo, putri satu-satunya itu bahagia bersamanya? Haruto hampir frustasi menemukan jawaban tersebut. Pikirannya bercabang ke mana-mana. Berbagai suara dalam kepalanya mempertanyakan apakah dia telah cukup baik menjadi Ibu bagi putri kecilnya, apakah putri kecilnya tersebut bahagia hidup bersamanya?"

"Eunseo mendambakan keluarga yang utuh. Eunseo membutuhkan aku sebagai Ayahnya,"

Dug

Haruto tiba-tiba berlutut di hadapan Jeongwoo. Haruto menggosokkan kedua telapak tangannya seperti memohon ampun pada sosok di hadapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If Only We Had a Better Ending [Jeongharu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang