"Lo punya gue."
Kata yang penuh penekanan itu meluncur dari bibir indah milik Abyan yang ia tunjukkan untuk Asya.
Abyan naveda namanya, lelaki jangkung dengan badan atletis itu adalah cucu kesayangan dari pemilik sekolah, yang sekarang ini mereka jadikan tempat untuk menuntut ilmu.
Ia dijuluki sebagai Dewa Byan dikarenakan kerupawanan wajahnya.
Byan adalah gambaran sosok yang sangat sempurna dan tentu saja pantas mendapatkan gelar seperti itu.
Sayangnya wajah Byan yang rupawan itu berbanding terbalik dengan sifatnya yang ketus, dingin, dan tak berperasaan seperti iblis.
Lalu didepannya ada gadis yang saat ini sedang terengah karena baru saja bisa menghirup udara dengan bebas, sehabis pergumulannya dengan Abyan.
Gadis itu bernama Asya, Asya navier nama lengkapnya.
Ia adalah gadis yang amat sangat cantik, memang sangat cocok dan serasi apabila di sandingkan dengan Byan. Namun gadis itu terlihat sangat pemalu dan seperti cupu, itulah yang membuat kebanyakan orang disana memandang remeh terhadap dirinya, meski tahu Asya adalah keturunan keluarga terhormat yang bermarga Navier.
"Lo itu sekarang lagi dapet hukuman, sadar diri dong!"
Setelah menyelesaikan ucapannya itu, Abyan mendekatkan wajahnya ke wajah Asya kembali. Mengecup bibir tebal berisi milik gadis itu lalu menyesapnya, dilumatnya secara perlahan hingga menimbulkan suara decapan yang semakin membuat Abyan terangsang.
"K-kak!" ujar Asya dengan sensual, membuat pangutan keduanya lepas, menyebabkan Abyan marah karena pemberontakannya.
Abyan kembali menyesap bibir gadis itu tanpa peduli Asya terengah, lalu dilepaskannya kembali pangutan keduanya dan berkata "berontak atau gue bobol?" tanyanya dengan seringai.
Akhirnya Asya kembali pasrah dengan keadaan, membuatnya tak berdaya dibawah kukungan Abyan.
Abyan menatap wajah Asya yang nampak pasrah itu "ah shit!" umpatnya.
Ia kalut, masa bodo dengan apapun. Saat ini ia hanya ingin menuntaskan hasratnya.
"Mau, kaya yang waktu itu." Byan menyuruh Asya untuk merendahkan tubuhnya, agar sejajar dengan miliknya.
Asya menuruti keinginan Abyan, toh sekarang dirinya sedang dihukum, lalu bukankah ia memang tak bisa melawan?
Gadis itu kemudian menarik resleting celana Abyan, menarik dalaman pemuda itu lalu dengan segera mengulum milik Abyan.
"Ohh! Sya.." ujarnya keenakan, sembari mencengkram erat rambut Asya.
Gairah anak muda memang selalu menggebu dan tak pernah padam, bahkan Abyan semakin bringas dan malah menarik kepala kekasihnya itu agar dapat dimaju-mundurkannya.
"Emh.." mulut Asya penuh karena milik Abyan yang besar.
Asya yang ingin cepat menuntaskan ini semua, membiarkan Abyan bermain dengan fantasinya. Diikutinya semua kemauan Abyan tanpa melawan sedikitpun lagi.
Abyan tak dapat menahan desahannya, tatkala orgasmenya diujung puncak "Ahh, ah.. damn!" Abyan berhasil keluar dengan Asya yang di bawah sana terlihat sangat kelelahan.
"Telen!" perintahnya pada gadis itu.
Asya berusaha untuk menelan cairan kental berwarna putih itu sampai akhirnya ia bisa menelannya hingga tak bersisa.
"Good girl, calon anak kita gak boleh dibuang-buang."