Chapter 01 : asing

251 47 6
                                    

"Khh—! Akhh!" Erangan tertahan itu seketika berubah seruan terkejut. Nafas yang tak beraturan membuat dada kembang kempis. Reflek tangan meraba-raba perut, manik bergulir panik, tetapi detik berikutnya terdiam kala diri berada di tempat yang tak dikira.

"A-ah ... eh?" Kembali diraba nya perut, keterkejutan kembali menyerang. "Kok nggak bolong?" gumamnya heran lantaran tak ada luka di sana. Namun, rasa sakit yang mendera masih terbayang dalam benak membuat nya mendesis ngilu.

"Berapa tahun aku koma? sampai-sampai luka di perut ku ilang beserta bekasnya gini?" Diperhatikan nya lamat-lamat kulit di perut yang bersih tak bernoda, sampai mata menyipit pun tak ada tanda-tanda bekas luka.

Ingat bahwa dirinya di tempat asing, perhatian beralih memperhatikan sekitar.

Jika seseorang koma, pasti bangun-bangun di rumah sakit atau suatu ruangan. Tapi ini kok ... malah tanah?

'Jangan-jangan ada yang hendak menculik ku, lalu seseorang yang menjaga tubuhku, menyembunyikan aku di sini?' pikirnya mulai menyimpulkan.

Lebih memilih bangun hendak menyusuri tempat apa ini, tangan lantas bertumpu pada dinding yang dihiasi beberapa jendela. Gedung di sebelah nya mirip gedung sekolah, tapi mari kita lihat nanti.

Belum pandangan menelisik sekitar, perhatian langsung terpaku pada jendela yang memantulkan sosoknya. Mata beberapa kali mengerjap, tangan mengusap kaca transparan yang sebrangnya berupa ruangan gelap, serta otak yang tiba-tiba ngelag membuat keterdiaman dilakukan amat lama.

"Ini ... INI SIAPA NJING?!!"  pekiknya membuat beberapa burung yang hinggap di pohon belakang nya berterbangan kaget. "Wajahku! Wajah cantikku!? Kemana?! Kok gini?!" Diraba, diusap serta digosoknya beberapa kali wajah yang turut diikuti sang bayangan, semakin menjelaskan jika ini nyata bukan mimpi.

Ia berharap ini mimpi!! Tolong siapapun bilang jika ini mimpi!!!

"Arghhhh! Beneran wajahku?! Tapi kok gini?!!!"

"YA! BAE (NAME)!! setelah dipukul si peringkat satu, kau jadi gila, huh?!"

Bahu berjenggit kaget, raut berubah ngeri kala tatapan tajam terarah padanya dari seorang gadis berambut pendek yang kini sedang berkacak pinggang.

"Siapa pula bocah ini?!!" serunya kesal karena dirinya yang berumur 21 tahun ini malah diteriaki anak remaja yang seperti nya berumur 15-16 an?

"Waahh!! Sialan! Bocah nyebut bocah!" serunya membuat tungkai kaki reflek termundur kala dia maju seraya melipat lengan baju. Satu hal yang baru disadari nya saat ini, bahwa ternyata tinggi mereka tak jauh berbeda membuat manik melebar.

"Tunggu! Tunggu! Ampun! Aku mau tanya satu hal dulu!!" mohonnya, berhasil menghentikan langkah plus membuat alis tertaut bingung.

"Tanya apa? Cepat, ini sudah sore. Menunggu mu bangun membuat ku bosaan setengah mati!"

'Lah, situ siapa nungguin saya bangun? Orang nggak minta.' nyinyir nya dalam hati, tetapi mulut lebih memilih melontarkan pertanyaan yang sedaritadi memenuhi kepala. "Bae (name) itu ... aku?"

"Hah? Kau benar-benar gila?"

"Sudah! Jawab saja!"

"Tentu saja, siapa lagi?"

Termenung sejenak, pikiran berkelana. Banyak pertanyaan yang kembali timbul di otak. Wajah asing, tempat asing, marga asing, serta ... mahkluk asing yang nada suaranya tak pernah santai.

Bae, itu marga, kan? Namanya memang (name), tapi tidak ada bae bae seperti ini di depannya.

Satu kesimpulan tidak manuk akal sontak merasuk membuat mata membelalak.

"I-ini dimana?!" tanya (name) membuyarkan rasa bosan yang sedaritadi menggerogoti gadis itu.

"Korea," balasnya santai membuat (name) kembali terkejut.

"A-aku ... aku sudah mati dong berarti?" gumam (name) kecewa. Ia yakin seribu persen bahwa kini jiwanya telah berpindah memasuki tubuh yang pemilik nya pastilah sudah mati atau entah tertimbun jiwanya.

'Tapi tetap saja!!! Apa-apaan ini?! Tidak masuk akaaaaaallll!!!' sangkal (name), dalam hati menangis frustasi. (Name) memang bukan orang yang terlalu logis, ia masih percaya keajaiban tak masuk akal dari dunia atau manusia itu sendiri, tapi ... masa tiba-tiba begini?!

"Sudah, ya. Mumpung sudah bangun, aku pulang dulu," pamitnya seraya melambai.

Buyar dari rasa frustasi, (name) segera berlari mendekat dengan wajah panik. "Tunggu!!! Seperti nya aku hilang ingatan! Bisa tolong antar aku ke rumahku??" alasan (name) yang malah di tatap aneh.

Oh, ayolah! Kebanyakan karakter di komik dan novel yang mengalami transmigrasi atau reinkarnasi pasti alasan nya hilang ingatan kan?! Bermodalkan dari alur cerita orang harusnya ini berhasil!!

'Plis percaya! Plis percaya!!'

"Merepotkan saja. Bilang saja kau takut di intai si peringkat satu, pake alasan hilang ingatan. Ayo."

Ya ... jelas kelihatan bohong nya sih, tapi alasan sebenarnya bukan itu juga ....

Dengan lesu serta sedikit semangat (name) berjalan mengikuti. Sepanjang perjalanan, otak pintar nan cantiknya memikirkan banyak hal, termasuk kenapa dirinya berada di sini.

Apa karena nama mereka yang sama?

Korea ... dipikir jauh sekali tempat tinggalnya dan negara ini. Kenapa jiwanya sampai nyasar ke sini?

'Aku harus lebih mengenal pemilik tubuh ini dan tempat ini, pasti disimpan nya aku di sini ada tujuan. Lagian aku juga tak berharap kembali sih.'

Dan ... yang paling membuat nya penasaran adalah, siapa si peringkat satu yang tak kunjung disebutkan namanya itu?!

crazy girl [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang