chapter 03 : anak yang kesepian

149 29 8
                                    

"Huh?" Di detik dirinya masuk ke album yang dianggapnya mencurigakan, buku diary yang tadinya tersimpan di sisi kasur jatuh bersamaan dengan lembaran lainnya, sampai berhenti pada barisan kata berhuruf besar yang membuat mata menyipit—memastikan.

AKU BERHARAP, SIAPAPUN BISA MENOLONGKU.

Mengerjap, rasa penasaran seketika menguasai. Perlahan ia berjongkok, sesaat terhenti lantaran angin yang masuk lewat jendela menerpa lembut, memainkan surai yang langsung (name) singkap ke belakang telinga. Buku diambilnya, ponsel disimpan di samping sembari tangan beralih membuka lembaran selanjutnya.

'Tolong apa?'

Kosong.

Lembaran sebelum nya ... ada!

Dia mengancamku...dia mengancamku! Psikopat itu mengancamku! Bagaimana ini? Aku harus bagaimana?!

Apa aku harus datang?

Tidak! Kabur pun percuma, dia orang berkuasa. Aku harus bagaimana?!

'Huh? Ada drama apa sih dihidup mbak bae ini?' batin (name) penasaran. Akhirnya, lembaran pertama ia buka setelah melewati banyaknya halaman yang mencurigakan.

Halaman satu: cerita ku

Malam ini, aku membuat diary ku sendiri yang akan ku isi dengan kehidupan ku sendiri.

Ahk! Memalukan!!! Tapi ah, sudahlah.

Katanya, jika tidak punya teman cerita, tempat cerita lain adalah menuliskan nya di buku.

Aku tidak punya ibu maupun ayah. Aku tidak tau siapa mereka, dan apa mereka masih hidup atau sudah mati? Aku penasaran. Terkadang aku iri melihat anak-anak lain dijemput, dikhawatirkan dengan kata teror yang digerutui si anak, juga berkumpul dengan suasana hangat.

'Lah? Lalu gimana dia hidup?'

Aku tinggal dengan seorang paman daging menyeramkan. Dia datang ke sini hanya saat akan memberikan ku uang jajan, persediaan makanan, atau hanya sekedar singgah. Wajahnya gemuk dan datar dingin seram!!

Dia punya anak laki-laki yang wajahnya banyak disukai hampir satu sekolah. Tapi sifatnya...ah, menyebalkan. Dia seolah pemeran villain disekolah itu. Tapi percayalah! Dia itu hanya modal wajah! Yang membuat nya terkenal pintar adalah karena para kacungnya yang seharusnya tersorot sebagai julukan itu!

Ya! Aku sangaaaaaat membenci laki-laki itu.

(Name) manggut-manggut. Membaca ini rasanya seolah bae (name) benar-benar berbicara padanya.

Aku menyukai seorang laki-laki populer lainnya. Tapi sikapnya dingin, dia menyeramkan juga sih, tapi keren.

'Ck, cinta anak SMP itu cuma cinta monyet.'

Aku tertarik pada seorang gadis, bukannya aku seorang lesbi. Aku hanya tertarik ingin berteman dengannya. Sejak memasuki SMP, dan aku yang nekat mendekati si bintang sekolah, aku telah di cap caper. Dan tiada yang ingin berteman denganku. Paling aku dicemooh dibelakang. 

Sakit sih, tapi tidak apa-apa. Mungkin saja ini ujiannya sang karakter utama demi menggapai cinta sejatinya.

Oh, soal gadis itu. Dia galak, berambut pendek dan dia cuek, tapi pemikiran nya yang dewasa dan kata-kata jujurnya membuat ku ingin berteman. Tapi dia dingin sekali... :(

Apa orang-orang disekolah itu memang sedingin ini?

Dan, lembaran berjudul halaman satu itu telah selesai dia baca seluruhnya. Kini, giliran halaman berjudul dua.

Halaman dua: khayalan ku

Aku bermimpi mau jadi seorang presiden, supaya bisa berkuasa dan membalas dendam pada orang-orang yang mengganggu ku.

'Sungguh tidak mulia.'

Sejujurnya aku sempat meragukan asumsi ku bahwa aku adalah seorang karakter utama. Soalnya nasibku kan menderita. Tapi, aku benar-benar merasa tersisihkan—tidak, sejak awal aku memang tidak terlihat sih, plus bullyable.

Mungkin aku ingin jadi penulis saja, mengingat tulisan alay ku ini enak dibaca meski beberapa kali dilihat. (Menurutku)

(Name) geleng-geleng, tanpa sadar kekehan mengudara. Rasanya dia dan gadis ini sebelas dua belas. Kenapa? Karena jujur—meski memalukan, (name) pun pernah punya pikiran begitu—bahwa dia adalah seorang karakter utama yang akan dilirik banyak pria, padahal anak nolep.

Itu dulu, seiring berjalannya waktu, pemikiran nya berubah. Bahwa setiap orang adalah karakter utama dikehidupan masing-masing. Dan sekarang berubah lagi, bahwa dirinya hanya karakter sampingan yang akan mati tanpa ditangisi banyak orang, tanpa banyak orang tau bahwa nyawanya telah hilang.

Mungkin, seperti sekarang.

Matanya terpaku pada tulisan yang sarat akan kesepian. Seperti nya pemilik tubuh ini sedang dalam fase menyedihkan.

Aku sadar, bahwa aku hanyalah seorang npc.

"Kasihan sekali dirimu, nak," bisik (name) prihatin.

"Bae (name)!"

Bahunya berjenggit seketika, kengerian kala nama diserukan kencang seantero rumah membuat pikiran reflek menitah dirinya agar masuk ke kolong kasur.

Namun, baru setengah (name) berjongkok dan sadar apa yang sedang dia lakukan, tubuhnya segera ditegakkan kembali seraya jantung berusaha dia netralkan, mencoba senormal dan setenang mungkin.

"Ya?" Was-was, pintu dibuka perlahan. (Name) kembali berjenggit kala mendapati gumpalan lemak di depan pintu, sebuah balon? Ah, bukan! Itu perut!

"Darimana saja kau?"

suara berat itu membuat (name) merinding sekujur tubuh. Kepalanya terangkat kaku, lalu tersenyum canggung seraya tangan menggaruk belakang leher yang berkeringat.

Apakah dia yang dibicarakan si bae bae ini?

"Maaf, aku ketiduran," Alasan (name) mencoba tenang, meski dalam hati dagdigdug serrr.

"Ayo ikut aku."

Tanpa peduli, dia berbalik, berjalan kaku lantaran gumpalan lemak di kaki nya. Dia bagai karakter penjual yang tiba-tiba berubah jahat di game RE. Menyeramkan. (Name) harap nanti tidak ada karakter wanita yang hendak mengorbankan dirinya demi hidupnya kembali sang anak.

Menggeleng, buku serta ponsel yang sempat diambil (name) kantungi ke saku rok. Titahan pria itu dia turuti, meski dalam hati komat-kamit, takut ternyata dia adalah seorang kanibal yang akan menyembelih nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

crazy girl [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang