chapter 02 : kode

125 32 2
                                    

Kesan pertama yang (name) rasakan pada suasana rumah milik bae (name) ini adalah dingin, suram serta sepi. Entah karena gadis ini tinggal sendiri atau mungkin karena lampu ruang tengah dan kamarnya sendiri yang agak temaram.

Puas mengelilingi rumah bae (name), tubuh kini didudukan di pinggiran kasur seraya mengedarkan manik di tempat yang masih di rasa asing tapi juga familiar. Mungkin ini perasaan si pemilik tubuh?

(Name) juga mendapati ponsel di saku seragamnya yang diduga milik si pemilik tubuh. Namun, sayang ponsel nya dikunci.

(Name) masih belum menyangka sebenarnya, hal yang selama ini hanya bisa ia lihat di manhwa dan novel kebanyakan—yaitu karakter utama yang bertransmigrasi ke tubuh orang lain, bisa benar-benar terjadi padanya. 

Bagaimana dan kenapa?

Dua pertanyaan itu terus terulang tanpa bisa ia temukan jawabannya. Baru sekarang (name) menyesal Karena tadi tidak tanya-tanya dan malah sibuk dengan pemikiran mempertanyakan apakah ini mimpi atau bukan.

"Eh? Kalau ini korea berarti bisa liat oppa-oppa dong?" Monolog nya sendiri, beberapa detik setelah kebahagiaan membuncah, (name) langsung jingkrak-jingkrak kesenangan di atas kasur.

***

(Name) salah, di sini tak ada cogan-cogan berambut belah tengah yang berkeliaran, gedung-gedung tinggi yang berjejer, serta jalan raya yang dipenuhi lalu-lalang manusia. Ini bahkan bukan Seoul!!

Perumahan yang sama suramnya dengan keadaan rumah bae (name), jalanan sepi, ada beberapa bangunan yang kosong dan ancur pula. Apa ini kota hantu?!

Setidaknya itu yang (name) dapati pada saat keluar malam, paginya tentu ia harus sekolah di jemput gadis yang kemarin mengantarkannya. Ya, suasana saat siang tak terlalu buruk ternyata.

Baru (name) sadari bahwa tempat ini adalah tempat terpencil yang jauh dari kota, bahkan di sini tidak ada sinyal?!

Dan entah kenapa, hampir semua pandangan terang-terangan tertuju padanya. Jangan-jangan pemilik tubuh ini populer?

"Kau menatapi ponsel yang bahkan tidak kau buka lockscreen nya? Wallpaper nya saja tidak ada, apa yang kau pandangi sedaritadi?" tanya gadis rambut pendek itu seraya menyangga dagu, alisnya mengernyit bingung.

"Sinyal, dan ... aku lupa pin nya." Ok, mari kita berusaha menjadi bae (name), meski ia tidak tau sosok ini bagaimana.

"Hah? Kau sendiri bilang kalau pin nya tanggal ulang tahunmu, kan? Padahal baru kemarin kau mengatakan itu."

Petunjuk terbuka! Baiklah, setelah ini ia harus mencari petunjuk tanggal ulang tahun bae (name) di rumah!

"A-ah ... aku menggantinya dan lupa," alasan (name) seraya menggaruk leher canggung.

"Ck, orang bodoh tetaplah orang bodoh, ya."

Jleb!

Seolah panah tak kasat mata menusuk jantung, (name) terbatuk. Ingin sekali tangannya menggaplok gadis sarkas ini, tapi ... sabarlah (name), jangan mengacaukan kehidupan di sini.

'Dasar bocah, kalau aku pakai tubuh asliku pasti sudah ku jewer mulut cabe mu!' batin (name), seraya hanya bisa mengusap dada sabar.

Dering nyaring terdengar ke seluruh sekolah, menandakan pelajaran pertama akan di mulai. Semua lantas bersiap-siap, termasuk (name) yang kini mulai berdoa dalam hati semoga pelajaran nya sama dan semoga ia ingat.

***

Oho, ternyara pelajaran SMP cukup mudah.

Dan sekarang, (name) sibuk membongkar seisi kamar gadis bermarga bae ini. Tidak ada yang berarti, sampai dirinya menemukan buku diary pemilik tubuh.

(Name) langsung bersorak, mengangkat tinggi-tinggi buku itu sebelum akhirnya ia buka dan amati setiap lembaran.

Buku diary punya (name)!

Nama: bae (name)
Tanggal lahir: 14-02-1996
Hobi: belajar
Cita-cita: presiden negara

Dalam hati (name) berdecak akan betapa tingginya cita-cita yang tertera, tapi juga bersyukur karena kebetulan sang pemilik tubuh mencantumkan biodata dirinya sendiri.

Karena sudah menemukan apa yang dicari, ponsel segera dibuka. Dan biar (name) tebak, bagian tahun pasti diambil dari angka terakhir.

1426

Drrrrrttt

Sayangnya ... salah.

'Lah?'

'Hm, baik-baik, pasti diputer.' yak, untung nya (name) ini sering sekali bermain game horor yang puzzle nya bermacam-macam.

Jempol kembali bergerak di atas layar ponsel, berbagai angka yang masih berhubungan dengan angka kelahiran itu ia masukan dengan posisi berbeda, tetapi tak kunjung benar membuat jenuh dan kesal lama-lama menyeruak.

1041

Clek!

Barulah setelah angka awal tahun, bulan, dan tanggal ia balikan, layar kunci akhirnya terbuka. (Name) bersorak bahagia serta kesal.

"Semudaaah ini?! Harusnya tadi aku coba balikan saja!" gerutu (name). Dan hal pertama yang ia hendak telusuri adalah galeri.

Dari album bernama camera, tidak ada hal spesial. Di sana hanya ada foto-foto langit dan tanaman, itupun hanya berjumlah 5.

Beralih ke foto yang awalannya menurut (name) agak mencurigakan karena gelap dan kurang jelas, sesaat setelah memasuki, mata melebar kaget, (name) terdiam sebelum akhirnya membeo terkejut.

"Huh?"

crazy girl [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang