2|

29 5 4
                                    


Tanpa menghiraukan David yang masih mengoceh, gue melesat ke kamar, mencari tas yang dipakai ke klub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa menghiraukan David yang masih mengoceh, gue melesat ke kamar, mencari tas yang dipakai ke klub. Kalau ini hari Jumat jam tujuh malam, berarti gue absen nggak ke kantor. Benar-benar salah bikin jadwal reunian!

"Lo kenapa, sih, Yam? Gue udah minta ijin lo gak masuk hari ini."

Gue urung mengecek ponsel. Gue berbalik menghampiri David dengan ponsel di tangan. "Lu bilang apa?"

"Sakit. Apalagi?"

Tergesa-gesa gue cek Whatsapp yang menunjukkan angka 1523 di atas logo aplikasinya. Tangan gue gemetaran waktu menggulirkan layarnya. Benar aja! Ada puluhan pesan dari pak Chandra. Salah satu isinya meminta gue buat mengecek lagi riwayat pengiriman e-mail gue.

Perasaan mulai nggak tenang. Setelah gue klik logo Gmail, mimpi buruk terjadi. Gue lupa belum mengirimkan detail acara ke semua divisi EO!

"Yam, ta—"

"Diem lu, Kopid! Ada yang harus gue selesein dulu."

"Ini penting, Maimunah!"

"Eh, Ferguso! Ini lebih penting, ya. Nyangkut idup-mati pendapatan gue. Diem dulu dah!" Jari gue mulai mengetik dengan kecepatan cahaya. Dalam hitungan detik, semua divisi udah gue kirimin detail acara buat Sabtu minggu depan. Setelahnya, gue menghubungi pak Chandra kalau e-mailnya baru bisa ke kirim. Bohong lagi gue sama beliau!

"Sampe segitunya lo sama kerjaan."

"Lu sendiri? Lagian gue bisa napas karena gawe di sana. It's a dream job of millions people on Earth."

"People yang mana? Kerjaan lo enggak ada apa-apanya dibandingkan sama kerjaannya Agatha. Kerjaan dia yang bikin jutaan wanita di jagad raya rela mati buat dapetinnya!"

"Ah, bawel lu. Bandingin gue sama Agatha. Mana ada adik yang mau dibanding-bandingin sama kakaknya!" David kalau udah mode bawa banner 'Agatha I'm your fans' memang jadi rese!

David mencubit kedua pipi gue dan menggoyangkannya ke kiri dan kanan. "Jangan ngambek dong, Yam. Muka lo makin mirip Mak Lampir kalau begitu."

"Ih, sumpah, nyebelin banget lu!" Gue mengenyahkan jemari David. "Balik sana!"

"Cie ... ngusir?"

Belum juga gue balas ucapan David, ponsel gue berbunyi. Sebuah pesan dari Agatha terpampang nyata di layar ponsel. "Agatha ngapain juga bilang ditungguin di rumah sakit besok siang?"

"Itu yang mau gue bilang tadi, Yam! Waktu gue jemput, Agatha nge-WA. Keliatan di pop-up layar hape. Coba baca chat sebelumnya."

Mata gue menatap riwayat pesan. Dahi gue mengerut karena memang nggak pernah janji mau ketemu sama dia weekend ini. Rencananya Sabtu ini gue mau istirahat, buat nyiapin fisik minggu depan. Sekalian upload video review produk skincare.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIJRAHCCHIATO (Rewrite Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang