Bagian 2

12 3 0
                                    

Keesokan harinya pun tiba. Dimana siswa berangkat sekolah dan memulai aktivitas minggu ini adalah upacara bendera.

Emiliano berbaris di paling depan karena tubuhnya yang tinggi diantara teman-temannya. Upacara pun berlangsung dengan hidmat. Namun ada beberapa siswa yang masih berbicara sendiri.

Upacara telah selesai tetapi barisan belum juga dibubarkan. Di depan terdapat seseorang yang gagah menatap depan dengan wajah dinginnya. Disampingnya, didampingi oleh seorang gadis dengan membawa buku ditangannya.

Emiliano memandang gadis berwajah datar tersebut.

_Dia lagi_ batinnya.

"Perhatiannya semua! Harap diam," ucap seorang pria di depan dengan wajah dinginnya.

Suasana pun hening, siapa yang tidak kenal dengan cowo berkarisma yang kuat. Dan juga tatapan tajam, wajah datarnya.

"Bagi yang tidak memakai atribut lengkap silahkan maju kedepan sekarang juga!" lanjutnya.

Hening beberapa saat membuat seseorang disampingnya bersuara.

"Silahkan maju! Saya hitung sampai 10 tidak maju hukuman 2 kali lipat," ucapnya dingin.

Barulah siswa-siswi berbondong-bondong kedepan. Ada yang tidak memakai dasi, tidak memakai topi dan juga kaos kaki pelangi.

Emiliano hanya diam, dia merasa atributnya sudah lengkap. Dia memandanginya, gadis tersebut berjalan dengan buku catatan yang dipegang. Sepertinya dia menulis nama yang melanggar aturan sekolah. Emiliano sudah bosan panas matahari mulai menyengat.

Setelah beberapa saat kemudian sudah banyak siswa yang disiplin mengeluh.

_Kenapa kita yang tidak melanggar dijemur?_

_Iya nihh gimana sih!_

Sang gadis mengambil microfon lalu berkata, "kalian mau saya bubarkan?"

"Ya!"

Balas semuanya siswa-siswi.

"Baik, komando saya ambil alih."

"Siap grak. Tanpa penghormatan bubar barisan jalan."

Semua siswa-siswi membubarkan diri. Mereka berhamburan untuk kembali ke kelas begitu juga Emiliano.

***

"Emil, lo kenapa sih dari tadi tuh ngelamun?" tanya teman Emiliano ketika mereka sudah sampai di kelas.

"Nggak kok, Vin." Emiliano menjawab pertanyaan temannya tersebut namanya Elvio Winata cowo manis dengan kulit sawo matangnya.

"Nggak gimana, lo aja terpesona sama cewe tadi," saut temannya satu lagi. Ini adalah perkataan dari teman terplayboy yaitu Vano Mahendra.

"Cewe siapa sih? Gue aja ga tau," tanya Emiliano.

"Itu cewe yang didepan sama ketos," jawab Elvio.

"Suka lo?"

Seseorang bercelatuk menatap Emiliano dengan pandangan menyelidik. Dia Evan Anggara pria dingin dan juga peka akan sesuatu.

"Kenal aja nggak, gimana harus suka?!" jawab Emiliano dengan sinis. Dia menduduki tempat duduknya.

"Sini gue kenalin dia siapa. Khem namanya Clarissa Tamara Bleszynski. Anak dari seorang pengusaha di bidang pertanian dan kehutanan. Dia juga sekretaris OSIS di sekolah," ucap Vano.

Emiliano memutar bola matanya malas. Dan menyahuti ucapan Vano. "Udah gue bilang siapa juga yang suka!" Dia memilih untuk tidur dengan tangannya sebagai tumpuan.

CAN'T UNITEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang