1

1 0 0
                                    

Seorang laki-laki sering memusatkan dunianya pada seorang perempuan dengan kuncir kuda dan poni samping. Tangan kiri yang sama-sama menggunakan jam tangan hitam dengan gelang hitam ditangan kanan.

Dia Antarova Alesis, laki-laki yang berparas tampan dengan kulit putih, hidung mancung, badan yang menjulang tinggi dengan prestasi yang segudang dan jabatan ketua basket yang sudah ia sandang selama dua tahun berturut-turut.

Sedangkan yang menjadi pusatnya adalah seorang perempuan satu tahun dibawahnya. Tarashe Sevanya, perempuan yang terlihat tomboy dan sangat bar-bar, mampu membuat sang duta sekolah ketar-ketir saat melihatnya.

"Permisi kak, kakak ketua basket, kan?"

Dengan raut wajah yang dirubah datar saat bertatapan dengan perempuan yang ia kagumi.

"Iya, ada apa?" Tanya Antarova.

"Kalau mau daftar masuk tim basket putri kemana ya? Atau ke kakak aja bisa?"

"Ke saya saja, siapa aja?"

"Saya saja sih kak."

"Oke."

"Kakak ga nanya nama saya?"

"Saya bisa lihat name tag mu."

Dengan kikuk Tarashe pun tersenyum lalu mengangguk canggung.

'Menggemaskan.' Batin Antarova dengan senyum tipis yang dengan cepat ia hilangkan.

"Ya sudah kak, terimakasih maaf mengganggu." Tarashe pergi sesudah dijawab dengan anggukan oleh Antarova.

Setelah memastikan Tarashe pergi, Antarova menghela nafas lega dengan senyuman yang terbit dibibir yang jarang menyabit.

"Cie ketemu gebetan, diajak ngobrol lagi, gimana dia confess?" Tanya sahabat Antarova, Shaka Alvaro.

"Enggak, mau daftar tim basket putri doang." Jawab Antarova

"Pertama kali tau dia dikantin, sering tatap-tatappan dikantin juga, disamperian + diajak ngobrol juga dikantin. Jangan-jangan ntar jadiannya juga dikantin, emang kantin kayaknya lama-lama ngala-ngalahin taman kota." Andrean Alesis, sepupu Antarova .

Mereka tak kalah populer dengan Antarova. Shaka Alvaro, ketua osis yang menjabat selama dua tahun berturut-turut. Sedangkan Andrean Alesis adalah pradana dari pasukan khusus atau ketua Dewan Ambalan. Mereka akan turun jabatan secara bergantian setelah kelas 11 semester dua nanti.

"Jelek banget dikantin." Tak terima Antarova.

"Eh gatau aja, Ndre kasih paham." Ucap Shaka.

"Apaan anjir, gua aja ga perbag pallin in lop." Jawab Andrean.

"Lah yang kemari ngapain lu ama si Caca?" Tanya Shaka heran.

"Biasalah!" Jawab Andrean dengan nada santai.

"Bangsat!" Umpat Antarova dan Shaka secara bersamaan.

"Napa jadi ngurusin gua dah, noh si Anta." Tak terima Andrean karena diumpati.

"Gua mah ngikutin alur aja, kalo takdirnya bareng ya pasti bareng." Ucap Antarova santai.

"Ngikutin alur semesta itu bener sob, tapi yang ga bener terlalu pasrah sama semesta. Lu juga harus ikut andil, kan lu yang punya cerita bukan semesta." Nasehat Shaka sambil menepuk pundak Antarova dan beranjak pergi sambil merangkul Andrean.

"Ayo Anta, lu ga mau dijemur kan sama pak Nanang!" Teriak Andrean, Antarova pun beranjak dan mengikuti langkah Andrean dan Shaka dari belakang.

"Harus merjuangin kamu dari sekarang Tarashe Sevanya." Ucap Antarova saat melihat perempuannya sedang fokus bermain gitar di depan kelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A N T A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang