.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesudah kejadian yang tak terduga itu terjadi, Solar mengajak adiknya, Silvia dan adik iparnya (Gamma) untuk menginap dikediaman Solar. jauh dari kediaman orang tuanya, Solar tahu jika orang tua mereka mengetahui bahwa adiknya, Silvia telah kembali, mereka akan membuat kehidupan adiknya lebih sengsara."Kak.. apakah benar bahwa Halilintar itu memang sahabat kakak yang dulu? ia terlihat ehm.. dingin. berbeda dari sifatnya yang dulu" -Ucap Silvia sambil menahan tawanya, ia heran mengapa sifat Halilintar yang dulu seperti tsundere, pemalu, dan baik sudah menjadi seorang laki-laki yang dingin, cuek, tegas dan pemarah.
"*tertawa* kau salah Silvia, dia masih Halilintar yang kita kenal dari dulu~" -Seru Solar sembari menertawakan Halilintar yang sedang memerah.
"D-diamlah! jangan membuatku malu!" -Ucap Halilintar sambil menatap tajam kepada Solar, ia merasa ingin hilang dari muka bumi.
"Sepertinya kalian semua sangat akur *tertawa*" -Gamma tertawa terhadap keakraban tiga orang yang sedang ia liat, merasakan kehangatan keluarga yang membuat dia senang.
𝘚𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩.. 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢..
𝘋𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶..
15 tahun berlalu..
"Supra!! bisakah kau mengantarkan ini kepada kak Solar?" -Ucap seorang wanita berambut coklat, mata berwarna emas berkilau seperti bintang yang cerah, wajah bagaikan titisan malaikat. sungguh wanita yang diidamankan oleh banyak pria.
"Haduhh.. kak Sol emang suka meminta hal yang aneh-aneh.. *menggeleng kepala*" -Ucap pemuda tampan itu, ia memiliki rambut coklat seperti ibunya dan ada sedikit helaian rambut putih dari ayahnya, mata berwarna emas campur merah bagaikan warna matahari terbenam yang indah, wajah yang maskulin dan cukup imut bila dilihat lebih detail.
"Udah-udah.. antarkan saja langsung kepada kak Solar, kamu kan suka bereksperimen seperti dia. mungkin kamu bisa menemukan sesuatu yang menarik di ruang labnya" -Ucap seorang pria yang tampan, ia memiliki rambut berwarna putih, mata berwarna emas campur coklat, dan wajahnya yang terlihat tampan.
"Baiklahh, ibu, ayah aku berangkat ya" -Seru pemuda itu berjalan kearah pintu, membawa barang-barang yang terlihat seperti cairan kimia dan buku-buku kuno.
"Hati-hati dijalan supra!" -Seru kedua orang tua supra sambil memberi kecupan dikepalanya.
𝘒𝘰𝘯𝘥𝘪𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘚𝘰𝘭𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘚𝘰𝘭𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘏𝘢𝘭𝘪𝘭𝘪𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢.
"Hmm.. seperti nya kak solar tidak ada diruang labnya.. mungkin dia bersama kak Halilintar di kerajaan." -Ucap Supra terlihat kesal karena dia merasa pegal membawa barang-barang yang sangat berat tersebut.
"Oh iya! aku baru ingat ada jalan pintas di sekitar kerajaan Thunderstorm bahwa ada ruang rahasia yang kak Halilintar sediakan untukku jika ada darurat" -Seru Supra dengan lega, ia langsung berjalan ke arah belakang kerajaan tersebut.
𝘋𝘪𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘯𝘺𝘪, 𝘪𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯, 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.
"Supra.. kau bertumbuh jadi anak yang kuat ya.. perjalananmu masih jauh.. kuharap reinkarnasi ku kali ini bisa menjadi harapan yang sukses.." -Sebuah suara yang berat tetapi sangat lembut membuat Supra terkejut dan spontan menghadap kebelakang, ia pun terpesona pada ketampanan pria itu.
'Rambut berwarna coklat dan ditambah oleh helaian rambut berwarna merah pekat, mata berwarna rubi merah yang berkilau, wajah yang sangat tampan dan memakai jubah merah campur hitam'𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘭𝘶𝘴𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪, 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭𝘪 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵, 𝘭𝘢𝘬𝘪-𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘝𝘰𝘭𝘵𝘳𝘢 𝘛𝘩𝘶𝘯𝘥𝘦𝘳𝘴𝘵𝘰𝘳𝘮. 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘫𝘢 𝘭𝘦𝘨𝘦𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘮𝘢 𝘳𝘢𝘫𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘭𝘪𝘶𝘯𝘨, 𝘗𝘺𝘳𝘰, 𝘒𝘳𝘪𝘴𝘵𝘢𝘭, 𝘉𝘭𝘪𝘻𝘻𝘢𝘳𝘥 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘭𝘢𝘬. 𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘫𝘶𝘭𝘶𝘬𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 "𝘚𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘫𝘢 𝘋𝘢𝘳𝘢𝘩" 𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘴𝘶𝘩 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘛𝘩𝘶𝘯𝘥𝘦𝘳𝘴𝘵𝘰𝘳𝘮. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘩𝘴𝘺𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵, 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘤𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯.
"selamat pagi, Supra. pasti anda sudah mengenali saya bukan?" -Ucap Voltra sambil memberikan senyuman nya.
"R-raja Voltra?! sang legendaris raja darah?!, t-tidak mungkin! p-pasti aku sedang berhalusinasi atau melihat arwahmu!" -Bentak Supra, ia masih belum percayai apa yang ia lihat.
"Hm? pfftt..! *tertawa* kau memang humoris ya Supra, ini memang saya Voltra Thunderstorm, 'Sang Raja Darah'. yahh.. sepertinya julukan itu tidak cocok dengan sikap saya." -Seru sang raja legendaris
'𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘨𝘦𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵?'
'𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩.. 𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘤𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘛𝘩𝘶𝘯𝘥𝘦𝘳𝘴𝘵𝘰𝘳𝘮?'
.
.
.
.
.
.
.
Author's note:
Hallo! saya ingin mengatakan maaf kepada para readers yang tidak bisa membaca seluruh cerita ini, sepertinya teks yang saya gunakan terlalu memakan memory HP kalian (atau HP yang sedang readers pakai itu kurang maksimal/HP kentank) hehe ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Prophecy's
Fantasía'𝘚𝘶𝘱𝘳𝘢.. 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 '𝘥𝘪𝘢', 𝘫𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘬𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘱𝘦�...