me
unnie tidak perlu menjemputku. aku sudah berada di dalam bus bersama Doyeon.
Sooyoung unnie
Doyeon siapa? Pacarmu!?
me
iya.
Aku tersenyum geli setelah membohongi Sooyoung unnie.
Pertama, aku tidak pulang bersama Doyeon—teman baruku di sekolah. Kami berpisah di halte bus, Doyeon dan aku menaiki bus yang berbeda. Kedua, Doyeon bukan pacarku. Dia seorang perempuan.
Aku duduk di kursi jendela, menatap ke luar. Ini pertama kalinya aku menaiki bus mengelilingi jalanan Seoul.
Gerimis mulai turun saat aku mulai menatap bangunan-bangunan tinggi yang dilewati oleh bus yang aku tumpangi. Pemandangan yang biasa sebenarnya, Kota Busan juga dipenuhi oleh banyak bangunan yang menjulang tinggi, namun hujan membuat suasana terlihat berbeda.
Aku mengetuk jendela bosan, memperhatikan beberapa pekerja kantoran serta anak-anak berseragam sekolah yang berlarian mencari tempat berteduh. Kemudian tersenyum tipis saat melihat seorang ibu yang menggendong putrinya dari ayunan taman bermain, berlari menerobos hujan demi merapat menuju sebuah kedai makanan terdekat.
Entah mengapa. Rasanya aku tak asing dengan taman bermain dan kedai makanan tersebut. Aku seperti pernah mengunjunginya.
Menghela napas, aku beralih menatap kosong kalung dengan gantungan berbentuk hati di tanganku.
Khayalku meniti hingga langit ke tujuh.
Apakah dia masih hidup dengan sehat dan bahagia? Apakah dia masih mengingat bentuk wajahku? Apakah dia pernah mencariku, anak kandungnya sendiri?
—
Bus yang aku tumpangi tiba di halte tujuan pada pukul empat sore.
Petir menyambar selintas, disusul gemuruh guntur memenuhi langit. Aku mendongak. Sialnya, aku tak membawa payung hari ini.
Tanpa ragu, aku melebarkan kaki meninggalkan halte sepi di belakangku. Awan hitam terlihat memenuhi atas kepala sejauh mata memandang. Bergumpal-gumpal, terlihat begitu suram.
Masa bodoh dengan seragam sekolah satu-satunya yang aku miliki ini basah kuyup oleh hujan, Sooyoung unnie punya alat pengering baju canggih. Lagipula, tetesan hujan ini juga membantuku 'tuk tutupi air mata yang perlahan ikut menetes.
Aku rindu eomma.
Aku rindu Taeyeon eomma dan juga eommaku.
"Aku pulang unnie" ucapku setelah berhasil masuk ke dalam unit apartement milik Sooyoung unnie, menyimpan sepatu yang basah kuyup dengan posisi miring pada dinding di sebelah rak.
"Yak! Kamu akan membuat becek rumahku kalau datang seperti ini! Kenapa tidak pakai payung, sih!" tegur Sooyoung unnie yang telah melihatku basah kuyup.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRTHDAY : JOYERENE
FanfictionDua, merah muda, Amerika, dan ulang tahun. Hanya empat kata itu yang dapat terucap dari bibir milik wanita itu. Hanya empat kata itu yang selalu memenuhi isi otaknya. Dua, merah muda, Amerika, dan ulang tahun.