12 Juli 2018
Semua orang bernyanyi untuk merayakan hari kelahiran seorang gadis diusia nya yang ke 14 tahun.
Rania Angelina.
Gadis itu tampak ceria, ia senang dengan banyaknya hadiah dari teman-temannya. Kebahagiaan Rania semakin bertambah ketika sang ayah memberikan hadiah berupa sepeda berwarna hitam.
"Terima kasih, ayah. Aku sayang ayah." Ucap Rania dengan senyuman yang tak pudar dari parasnya.
***
SMP NEGERI 18
Hari senin kali ini tampak berbeda, halaman sekolah basah karna hujan deras.
Rania bersenandung kecil sembari membaca novel kesukaannya.
"Ran, tugasmu yang bahasa inggris udah selesai?" Tanya teman sebangku Rania.
"Oh udah, ambil aja di tasku." Jawab Rania yang masih fokus membaca novelnya.
Selama pelajaran berlangsung, Rania fokus dengan materi yang diberikan oleh gurunya. Ia termasuk murid yang sangat cerdas dan selalu mendapatkan perhatian dari gurunya. Rania sering dianggap sebagai anak caper, tapi dia tak memperdulikan hal itu.
Sepulang sekolah, Rania bergegas ke kamar untuk mengulang materi yang diberikan waktu di sekolah. Sang ibu yang melihat anaknya bekerja keras sampai terheran dengan kelakuan putri tunggalnya itu.
"Udahlah Ran, jangan terlalu keras. Toh juga belajar gaakan bikin kita jadi orang kaya." Menyadari keberadaan orang lain di kamarnya, Rania langsung menoleh ke sumber suara.
"Bu, ilmu akan terus dibawa sampai kapanpun. Mungkin ilmu gaakan bisa bikin kaya, tapi dengan ilmu kita akan menjadi pribadi yang berkelas, bu."
" Terserah kamu Ran, ibu tidak peduli."
Rani yang mendengar itu hanya menghela nafas dan mengelus pelan dadanya. Ibunya akan selalu begitu, ibunya tidak pernah peduli dengan berapa besar nilai Rania di sekolah.
Padahal yang Rania inginkan adalah ucapan apresiasi dan kecupan manis dari sang ibu.Berbeda dengan sang ayah, ayah Rania selalu mengapresiasi apapun yang didapatkan olehnya. Ayahnya selalu membuat Rania semangat belajar. Bahkan ketika Rania sedih, ayahnya akan selalu jadi orang pertama untuk menampung kesedihannya.
***
"Rania, aku dengar-dengar bakalan ada murid baru di sekolah kita." Ucap Sherly sambil memakan mie ayamnya.
"Ga peduli, kenapa emangnya."
"Katanya anak baru itu ganteng, dari keluarga yang kaya raya dan harmonis. Anak tunggal."
"Kalo anak tunggal kenapa emangnya?" Tanya Rania
"Ya pikir aja sendiri, anak tunggal kan pasti dimanja, keluarganya harmonis. Pokoknya disayangg bangett."
Rania yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatan makan nyaa.
Dimanja?
"Kenapa diem aja? ucapanku ada yang salah ya?" Tanya Sherly yang heran dengan perubahan ekspresi sahabatnya itu.
"Anak tunggal ngga semuanya mendapatkan kasih sayang, anak tunggal ngga selamanya dimanja. Anak tunggal dituntut menjadi anak dengan bahu yang kuat untuk menampung tuntutan orang tua. " Jawab Rania dengan kepala menunduk menahan tangisan.
Sesak rasanya jika harus membahas tentang peran seorang anak dan tuntutan orang tua.
Ibu Rania memang tidak memperdulikan nilainya, tapi ia dituntut untuk menjadi orang sukses.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME
Teen Fiction" Kenapa aku harus dilahirkan dari rahim seorang pelacur sepertimu, bu? " Tanya seorang gadis di depan sang ibu. Anak gadisnya sudah dewasa, ia pasti akan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan sang ibu. Ibu yang mendengar pertanyaan-p...