Yuju membuka kedua matanya. Ia memicingkan matanya ketika sebuah angin kencang datang berhembus. Yuju terheran sekarang, terus bertanya dimanakah dirinya berada.
Seingatnya Ia terakhir sedang makan malam dan dikejutkan oleh ucapan Umji. Setelah itu ... Yuju tidak ingat. Sampai berakhirlah di tempat aneh ini.
"Kak Yuju!"
Mendengar seseorang menyerukan namanya, Yuju lantas menoleh. Mengedarkan pandangannya mencari sosok seseorang yang kemungkinan berada di dekatnya.
"Gue disini, Kak,"
Yuju melotot saking terkejutnya. Dilihatnya Sinb dengan pakaian serba putih itu sudah duduk di sebelahnya.
"S-Sinb..?"Entahlah gadis itu datang dari mana. Yang jelas Yuju sangat tidak percaya dapat melihat Sinb lagi dengan jarak dekat seperti saat ini.
Sinb tersenyum. "Gue kangen sama lo, Kak." ujarnya lalu menatap lekat manik mata gadis Choi.
"Gue juga kangen sama lo, Bie!"
Detik berikutnya, Yuju langsung menubruk tubuh Sinb begitu saja. Sesuatu yang aneh Ia rasakan, namun tidak terlalu Yuju pikirkan saat ini.
Entah mengapa tubuh Sinb terasa jauh lebih dingin? Rasa ketika Yuju memeluk Sinb pun seakan lebih berbeda.
"Ini tempat apa, sih, Bie? Kenapa kita ada disini, deh? Putih semua tempatnya, gue jadi nggak bisa liat apa-apa." Ujar Yuju setelah melepaskan pelukannya.
Sinb yang sedari tadi menampilkan senyum manisnya, tidak langsung menjawab. Gadis tomboy itu meraih tangan Yuju lalu Ia genggam dengan erat.
"Ini alam lain, Kak. Disini gue berada sekarang, gue udah nggak bisa balik ke kostan itu lagi karna gue---"
"Kenapa?!"
Bahunya naik turun menahan emosi. Yuju tiba-tiba saja merasa kesal setelah mendengar Sinb berucap seperti itu.
Aneh.
Yuju benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Mengapa semuanya terasa seperti mimpi menyakitkan yang datang secara mengejutkan? Sebenarnya ini apa?
"Kak, gue tau lo bakal marah sama gue, tapi emang begini kenyataannya. Gue udah meninggal dan nggak bisa hidup lagi. Disini tempat gue sekarang, dan bakal selamanya gue disini."
"M-Maksud lo apaan sih, Bie!"
Menarik kedua sudut bibirnya, Sinb tersenyum begitu manis. Jemarinya lalu bergerak menghapus jejak air mata yang berada di pipi gadis Choi.
"Jelasin Bie! Ini maksudnya apa, HAH? Hwang Sinb!!!"
Tanpa sadar, Yuju menepis tangan Sinb dengan kasar. Gadis berponi itu lalu beranjak bangkit. Matanya menatap tajam Sinb yang hanya bisa tertunduk.
"Lo pasti bohong, kan, Bie? N-nggak mungkin lo udah meninggal! Lo tuh masih sehat Bie gue yakin banget~"
"Sinb~"
"Bilang ke gue kalo ini cuma omong kosong! Iya, 'kan?"
Sinb segera merengkuh tubuh Yuju yang meluruh begitu saja. Memeluknya dengan erat sembari mengusap punggung gadis Choi, menenangkan.
"Sinb~" Kepalanya terus menggeleng. Sinb masih berusaha untuk mengatakan yang sejujurnya kepada Yuju.
Ketika tadi gadis Hwang itu diberi pilihan untuk kembali ke dunia, Sinb menolaknya. Dengan penuh keyakinan, Sinb dengan santai ingin menetap di alamnya saat ini.
Sinb memang tidak mau berada di dunia lagi. Kejamnya dunia, Sinb tidak sanggup bila harus berhadapan dengannya lagi. Ya walaupun Ia tahu ada banyak orang yang menantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie - Gfriend [✔]
Fiksi PenggemarTanpa sadar Ia terjebak dalam sebuah rekaman ingatan yang menyedihkan. Menampilkan berbagai sudut pandang dari para sahabatnya, yang sebenarnya mereka semua telah 𝘵𝘪𝘢𝘥𝘢. - 𝘎𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥, 𝘊𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘥𝘦𝘳𝘪𝘦.