Chapter 203

5.5K 339 41
                                    

Cahaya terang memenuhi mataku, dan setelah beberapa saat aku membuka mataku lagi. Tiba-tiba laut menghilang, dan kami berdiri tegak di tengah rawa yang ditumbuhi tanaman bakau.

"Huh.."

Setidaknya, aku berpikir aku akan kembali ke Tratan, tapi aku melihat sekeliling dengan bingung. Seolah tidak tahu kenapa, Callisto juga melihat sekeliling dengan angkuh. Saat itu.

"Yang Mulia―!"

Ada sekitaran tiga puluh atau lebih ksatria yang bersenjata dari jauh, mereka mendekat sambil menebang tanaman merambat. Untungnya, ada wajah familiar berdiri di depan.

"Apakah anda sudah tiba, Yang Mulia? Sudah lama sekali, Tuan Putri."

Setelah mencapai kami, ajudan Putra Mahkota menghela nafas kasar dan menyapa kami dengan tenang. Sebelum dia bisa menjawab, Putra Mahkota dengan sengit bertanya.

"Ada dimana ini?"

"Di sini rawa hutan Bopolia dekat perbatasan."

"Siapa yang menanyakan itu? Kenapa kau memanggilku ke sini, Cedric Potter?"

"Ya? Bukankah anda menyuruh saya untuk melakukan sihir pemanggilan?"

"Kau seharusnya mengirimku ke Duchy. Bagaimana bisa sekarang kau akan berperang dengan tidak adanya perangkat?"

"Ta-Tapi para penyihir yang tersisa di Istana Kekaisaran adalah orang-orangnya Yang Mulia Kaisar."

"Makanya seharusnya kau mengirimku ke tempat yang amana, kota atau semacamnya. Tapi apa ini?"

Callisto menendang lantai berlumpur dengan kasar sehingga tidak terlihat sebagai anggota keluarga kerajaan. Aku menghela nafas dan berdiri di kejauhan, seolah-olah aku adalah orang asing.

"Bu-Bukan itu..."

Cedric hanya melakukan apa yang disuruh, cukup malu bagiku merasa kasihan padanya. Rasanya seperti melihat diriku di masa-masa awal di Duchy.

'Bagaimanapun, aku pernah yang terburuk dari itu.'

Saat aku melihat dirinya dengan rambut emasnya berkibar sambil berpikir, Cedric menjawab dengan ekspresi menangis.

"Apakah menurut anda adakah penyihir yang bisa melakukan sihir pemanggilan jarak jauh di bawah kendali anda, Yang Mulia?"

"Kalau misalkan kamu sedang diserang begitu aku datang ke sini dan Putri terluka, apakah kamu akan bertanggung jawab? Hah?"

Tiba-tiba Putra Mahkota menjawab dengan pertanyaan. 

'Apa? Kenapa kamu menyeretku ke dalam masalahmu?'

Aku kembali menatap mereka dengan bingung. Mata Cedric membelalak. Tapi itu tidak berhenti sampai di situ, Putra Mahkota lalu mengeluarkan pernyataan bom berikutnya.

"Ah, karena kita semua sudah berkumpul, aku akan menyayangkan hal itu. Karena dia adalah calon Putri Mahkota, korbankan hidupmu untuk melindunginya."

Aku benar-benar membukakan mulutku.

"Apa? Yang Mulia tiba-tiba...... menikah?"

"Ini bukan mimpi, kan?"

"Tidak kusangka ada seorang wanita yang akan menerima Yang Mulia...."

Para ksatria yang berbaris di belakang Cedric langsung menjadi gelagap. Namun, itu untuk sementara, dan segera atu per satu, mereka menundukkan kepala dan mulai saling menyapa.

"Halo, Yang Mulia Putri!"

"Suatu kehormatan bertemu dengan anda, Yang Mulia Putri Mahkota! Hidup Putri Mahkota!"

Kematian Adalah Akhir dari Sang Penjahat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang