prolog

18.6K 1.2K 63
                                    

Terlihat pemuda yang tengah berjalan dengan langkah gontai sambil menatap sekeliling untuk mencari makanan yang mau ia beli sebut saja Arkana Raditya.

" huh, mana sih penjual cilok nya" kesalnya sambil menghentakkan kakinya.

" ehh itu ada, tapi harus nyebrang dulu" monolognya sambil memperhatikan jalan raya dan tujuannya adalah mencari zebra cross.

" jauh banget lagi zebra crossnya males banget njir " gerutunya sambil melihat zebra cross di sebelah utara yang lumayan jauh.

dengan beralaskan sendal jepit dan satu kantong plastik yang bertengger di tangannya, Arka menyebrang namun sebelum sampai di sebrang jalan kantong plastik yang Arka bawa terjatuh dan membuat isinya berceceran di aspal.

Arka menunduk dan mengambil buah jeruk yang ber jatuhan dan tanpa ia sadari ada truk yang melaju kencang ke arahnya.

TINNNNN

"MAS AWASS"

" AAAAAAAA"

BRUAKK

dan kecelakaan tersebut tidak dapat di hindari oleh Arka, ia tergeletak dengan darah di sekujur tubuhnya.

" pak coba cek denyut nadinya" ucap salah satu orang yang mengerubungi Arka.

" innalilahi pak , mas ini sudah di ambil tuhan".

" innalilahi" sahut orang orang yang mengelilingi jasad Arka.

•°°•

sementara di tempat lain tepatnya mansion keluarga Jackson pemuda bernama Cakra king de'Jackson Tengah mengalami keracunan akibat makanan yang di kirim oleh seseorang.

" sial siapa yang berani mencelakai putraku" umpat laki laki paruh baya itu sambil mengepalkan tangannya sebut saja Gilbert king de'Jackson.

" Bagaimana keadaannya?" tanyanya pada sang dokter yang menanganinya.

" tuan muda dalam keadaan kritis, dan detak jantungnya melemah" ungkap sang dokter sebut saja dokter Reza.

" bagaimanapun caranya selamatkan putraku" ucap Gilbert penuh penekanan.

dokter Reza mengangguk paham" saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan tuan muda"

" dokter keadaan tuan muda semakin parah" terdengar suara seorang suster yang membuat mereka bergegas menuju kamar Cakra.

dokter Reza berjalan dengan sedikit berlari kemudian langsung mengambil alih tempat suster yang menangani Cakra.

" siapkan suntikan" perintah dokter Reza pada salah satu suster.

setelah memberikan suntikan dan beberapa pengecekan ahirnya keadaan Cakra sudah lebih baik.

2 jam kemudian~~~

" ughhh di mana ini " monolognya sambil melihat sekeliling.

ia mengecek keadaan tubuhnya seingatnya ia mengalami kecelakaan " loh kok ngak ada luka nya, apa ini mimpi "

ia menepuk-nepuk pipinya untuk memastikan bahwa ini mimpi atau asli.

plak

plak

" awww, ini nyata tapi kok tidak ada luka nya" ia masih bergelut dengan pikirannya dan dari arah sana terlihat dokter Reza dan satu suster.

" bagaimana keadaan anda tuan muda" tanya dokter Reza ramah.

Arka tersenyum' apa katanya tuan muda'

" b-baik" Arka terkejut mendengar suaranya.

" suara gemoy gue mana" binggungnya dalam hati.

brak

Arka masih belum sadar akan perubahannya, dan kemudian ia terkejut dengan suara pintu yang terbuka dengan kasar.

" bagaimana keadaanmu?" tanya seorang laki laki paruh baya.

Arka bertanya tanya siapa laki laki di depannya ini, penampilannya err menurutnya mengerikan karena mengenakan pakaian serba hitam.

" a-anda siapa?" tanyanya gugup tidak berani menatap orang di depannya itu.

" apa maksudmu tidak mengenalku" ucapnya dingin penuh penekanan.

Arka hanya mampu menundukkan kepalanya ia takut menatap orang di depannya itu.

orang tersebut menatap dokter Reza tajam
" bagaimana ini bisa terjadi!"

dokter Reza menjadi gugup " saya akan mengeceknya tuan"

" cepat"

" hiks...takutt" semua menghentikan aktifitasnya mendengar suara isakan dari arah brangkar.

Gilbert merasa heran degan putranya pasalnya putra bungsunya ini dingin dan pendiam dan apa ini menangis pikirnya tak sampai ke sana, bahkan seingatnya putra bungsunya ini terakhir kali menangis yaitu ketika kematian istrinya dan apa ini.

setelah bergulat dengan pikirannya Gilbert menghampiri brangkar Arka dan memegang pundak putranya.

Arka mendongak menatap Gilbert" hiks.."

ahh sejak kapan putranya ini menggemaskan, dan pipi gembul yang basah karena air mata dan juga hidung merah beserta isakan yang membuat lengkap kegemasannya.

entah dari mana pikiran Gilbert ia ingin mengendong putranya.

Gilbert terkejut, kenapa tinggi anaknya berubah dan perut kotak kotaknya mengapa menjadi bantalan kenyal.

sementara Arka hanya diam dalam gendongan Gilbert ia tak berbohong rasanya sangatlah nyaman di peluk oleh Gilbert.

Gilbert masih bergelut dengan pikirannya sampai sampai tidak tahu jika anaknya sudah tidur di gendongan nya.

kemudian Gilbert merebahkan tubuhnya Arka di brangkar dan menyelimutinya kemudian beranjak pergi meninggalkan Arka yang tertidur dengan nyenyak.

•••

Tbc.

gini ngk sih?

sorry kalo ngak ngefeel ceritanya.

lnjut ngk ni.

TRANSMIGRASI ARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang