1. awal

14.4K 1.1K 17
                                    


Arka membuka matanya perlahan kemudian ia mengamati keadaan sekitar dan ya tetap sama berarti ia tidak bermimpi pikirnya.

ia dengan perlahan turun dari brangkar dan tak lupa membawa infusnya, ia berjalan dengan perlahan sampai di depan cermin ia berkata.

" what apa ini..., muka arka di mana? " kagetnya dan sangking kagetnya ia menjatuhkan infusnya dan membuat tangannya berdarah.

bruk

" hiks.... pake jatuh segala sih" ya Arka ini tipikal orang yang membenci darah ia seperti fobia akan cairan merah tersebut.

Arka berpegangan pada pinggiran lemari ia merasakan pusing di bagian kepalanya" awss hiks... pusingg"

BRAKK

pintu di buka dengan kasar dan menimbulkan suara yang keras dan membuat Arka menengok ke arah pintu.

" mereka siapa" ucapnya dalam hati sambil mengamati dua orang di ambang pintu.

" ngapain di sini" ucap orang tersebut dengan nada dingin dan tegas sebut saja Kemal dan di sampingnya ada Rayan.

Arka menjadi gugup " en-gga t-adi infusnyajatuh" jawab Arka yang tak jelas membuat Kemal binggung.

Kemal mendekati Arka kemudian mencengkram lengannya " bicara yang benar, abang tidak suka orang yang berbohong" ucap Kemal dingin penuh penekanan.

Arka semakin takut di buatnya perlahan matanya mulai berkaca-kaca " hiks....a-aku ngak salah hiks..."

Kemal dan Rayan semakin bingung di buatnya namun entah pikiran dari mana Kemal mengangkat tubuh yang lumayan kecil darinya ke gendongannya.

Arka diam dalam gendongan Kemal ia masih terisak pelan sambil menjauhkan tangannya dari penglihatannya.

Namun Rayan yang paham dengan perlakuan Arka yang menjauhkan tangannya kemudian Rayan berjalan ke arah nakas dan mengambil kapas untuk membersikan sisa darah di punggung tangannya.

" Sini abang bersihin" Ucap Rayan kemudian mulai mengusap darah dengan kapas yang ia bawa.

" Sssss p-perih" desis Arka merasakan tangannya yang sedikit perih.

Rayan yang pahan kemudian meniup tangan adiknya.

" sekarang kembali ke brangkar" ucap kemal yang di jawab dengan anggukan oleh Arka.

Kemal menurunkan Arka di brangkar dan menyelimuti tubuh Arka dengan selimutnya.

Arka hanya menatap Kemal dalam diam ia masih bingung harus bersikap bagaimana.

Dan tak lama ada ketukan yang terdengar menandakan ada orang yang ingin masuk.

" Masuk!!" balas Rayan dan kemudian pintu terbuka menampilkan pria dengan balutan jas putih.

Dan terlihat di ambang pintu ada dokter Reza dengan menenteng tas dinasnya.

Arka menatap dokter Reza dengan horor ia tau pasti akan di pasangkan lagi infus sialan di tangannya.

" Tuan muda saya akan memasangkan infus di tangan anda!" Ucap dokter Reza dengan ramah sambil tersenyum namun Arka hanya diam ia sudah mengeluarkan keringat dingin di pelipisnya.

Ya perlu kalian tau Arka itu tipikal orang yang benci jarum suntik ia seakan membenci benda lancip tersebut.

" Tolong tangan anda tuan muda" dokter Reza mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Arka namun Arka semakin menyembunyikan tangannya ke dalan selimutnya.

" Gak!! Arka nggak mau di suntik" celetuk Arka sambil menatap horor dokter Reza.

Kemal dan Rayan langsung mengalihkan antensi nya di kala Arka menyebutkan namanya.

" Siapa Arka?" Ucap kemal dalam hati sambil mengingat-ingat apakah ada nama teman adiknya yang bernama Arka, emm seingatnya tidak ada teman adiknya yang bernama Arka namun kenapa adiknya mengucapkan nama Arka ahh kemal menjadi pusing bila memikirkannya.

Dan kembali lagi ke Arka yang masih menyembunyikan tangannya " tidak akan sakit tuan muda" bujuk dokter Reza.

" Bohong pasti seperti di gigit harimau" balas Arka sambil menunjukkan gigi depannya atau seperti gaya mengunyah namun giginya di perlihatkan.
/klo nggk pahm yaudh ;)

Rayan geram dengan tingkah adiknya karena Rayan adalah tipikal orang yang tidak suka bertele tele ia berjalan mendekat ke arah brangkar Arka dan kemudian mengambil lengan Arka dengan kasar dan menyerahkan pada dokter Reza.

Arka berontak namun kekuatannya tak sebanding dengan Rayan" lepasin hiks..sakitt anj sakit" Arka menggeleng brutal sambil berusaha melepaskan cekalan Rayan namun gagal ia tak mampu.

Sementara Kemal terkejut mendengar adiknya mengumpat mengapa adiknya berubah apakan racun itu bisa mengubah sifat dan sikap pikir kemal yang masih bergelut dengan pikirannya.

Cusss.

Jarum tersebut sudah masuk menusuk kulit Arka dan membuatnya memekik dengan keras " HUAAAA SAKITTT BAJINGAN LO DOKTER HIKS..."

•••

Tinggalkan jejak anda dengan vote dan komen!!

TRANSMIGRASI ARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang