Kami hanya mengambil masa 4 minit sahaja untuk makan. Masa yang selebihnya kami gunakan untuk berjalan-jalan di padang. Sewaktu di padang, aku sedang leka memerhatikan pelajar-pelajar yang juga sedang melepak di situ. Tanpaku sedari sepasang tangan sedang menarik getah rambutku sehingga terlepas dari rambutku. Sepertinya aku kenal dengan tangan itu. Aku menoleh tepat kearah orang yang menarik getah rambutku tadi dan iya tekaanku benar kalau tangan itu adalah sehun.
"Yak!! Apa yang kau lakukan sehun?" Aku berlari mengejar sehun yang sudah berada jauh di depanku.
"Kejar saja aku kalau bisa." Sehun menjelerkan lidahnya kepadaku. Aku menatapnya geram lalu segeraku lari dengan kencangnya agar bisa menangkapnya.
Setelah hampir 3 minit aku mengejarnya, akhirnya aku bisa menangkap lelaki iu. Ini juga mungkin kerna dia yang memperlahankan larinya kalau tidak pasti sampai malam juga belum tentu aku bisa mengejarnya.
Aku menarik nafas dalam lalu menghembusnya perlahan. Aku kepenatan gara-gara mengejar lelaki sialan itu.
"Sudah penat ya... baru segitu aja penat. Enggak asyik dong. Ayo kejar aku lagi." Sehun mahu berlari semula namun belum dia sempat lari aku udah menaik kolar bajunya.
"Sudah ya sehun... aku capek. Nanti aja sambung larinya waktu olahraga." Aku melepaskan tanganku dari kolar bajunya laluku menghulurkan tangan kearahnya.
"Mau apa?" Tanyanya bingung.
"Getah rambutku mana.. ayo kembalikan." Sehun menatapku dengan tampang tidak berdosanya."Getah apa. Aku enggak ambil apa-apapun darimu." Sehun meletakkan kedua tangan diatas dadanya.
"Aaa... jinjjayo?? Enggak usah bercanda kenapa si. Tu ditanganmu sini pulangkan." Aku masih setia dengan tangan yang dihulurkan kearahnya.
"Enggak enggak ada.." Sehun menunjukkan tangan kanannya kearah tiffany. Tiffany menatap sehun tajam.
"Tu.. disebelah tangan kirimu tunjukkan padaku." Sehun menelan ludahnya lalu dengan perlahan dan berhati-hati dia memasukkan getah rambut tiffany ke dalam poketnya.
"Ini, tidak adakan." Sehun menunjukkan tangannya. Tiffany lihat tangan sehun dengan wajah datarnya.
"Loh, kok tidak ada. Kamu buang ke mana getah rambutku hah? Ayo cerita."
"Tidak, aku tidak buang kemana-mana emang dari tadi aku tidak mengambilnya kok." Tiffany menatapnya tidak percaya. Sebetulnya memang dari tadi dia sudah mengetahui kalau sehunlah yang mengambilnya. Tapi bagaimana bisa tiada padanya."Ya udah, terserahmu saja." Tiffany langsung berjalan tanpa memperdulikan sehun yang asyik terus memanggil namanya.
"Yak tiffany!! Kamu gambek ya.. benar kok aku tidak mengambilnya." Sehun mengejar tiffany sehingga sejajar dengan langkahnya.
Sehun menatap tiffany sekilas. Tiffany tidak memandang sehun tapi lebih memilih fokus pada jalanan. Detik selanjutnya hening tiada siapa yang membuka bicara.
"Tiff..." Panggil sehun manja tetapi tidak disahut oleh tiffany. Sehun bingung harus berbuat apa bagi memujuk tiffany lalu tiba-tiba sehun memberhentikan langkah tiffany dengan menahan lengannya. Sehun mengalihkan badan tiffany agar menatapnya lalu mata mereka saling bertatapan.
"Kamu tahu tiff, kalau kamu melepas rambutmu begini lebih cantik daripada rambutmu diikat. Malah sangat cantik." Sehun mengelus-ngelus rambut tiffany lembut. Tiffany tidak bergerak walau sedikitpun. Sejujurnya tiffany kebingungan kerna baru pertama kalinya sehun memuji dirinya begitu. Namun tiffany tidak pernah memikirkan lebih, mungkin sehun memujinya hanya kerna mahu memujuk.
