Part 5

207 13 0
                                    

Sehun membuka matanya lalu menguap kecil. Dia melihat ke sampingnya lalu mengecilkan matanya.

"Tiffany? Tiffany hilang?" Sehun cemas lalu dengan sepantas kilat dia mengambil ponselnya dan mendail number tiffany.

Tutt.. tutt.. tutt...
Lama sehun menunggu lalu akhirnya panggilan disambungkan.

"Yeoboseyo.." jawab orang diseberang sana.

"Tiff? Kau dimana? Kau tidak diculik kan?" Sehun langsung menyerbu.

"Maaf, mau ngomong sama siapa ya?" Tanya orang itu. Sehun mengerutkan alisnya.

"Kau bukan tiffany? Ini siapa? Tiffany dimana? Kau ngapain dia, hah?" Sehun membuat orang yang sekarang berada di talian berasa risih.

"Sekali lagi maaf, ini bukan tiffany."

"Lalu ini siapa?" Orang itu seketika diam beberapa detik lalu kembali menjawab pertanyaan sehun.

"Ini lee..auw" sehun mendengar orang itu mengerang kesakitan.

"Yak! Berikan kembali ponselku. Seenaknya saja kau mengangkatnya." Sehun mendengar suara yang begitu dikenalinya di seberang sana.

"Yeoboseyo.." jawab orang itu.

"Tiffany?"

Tiffany pov#

Aku yang sudah selesai dari mandi langsung keluar dari kamar mandi. Aku menatap yoona yang sedang bergobrol dengan seseorang.

"Sekali lagi maaf, ini bukan tiffany." Aku mengerutkan alisku. Dia bilang dia bukan tiffany? Bagaimana orang itu boleh menelfonnya jika dia ingin bercakap denganku? Aneh.

Aku mengelap rambutku lalu aku menatap yoona yang sedang memegang ponsel pink yang sangat ku kenali. Itu bukan ponsel yoona. Ponsel yoona berwarna putih. Aku menghampirinya lalu yak! ini ponselku.

Aku merampas ponsel itu darinya. Dia kaget. "Yak! Berikan kembali ponselku. Seenaknya saja kau mengangkatnya." Aku menatap tajam padanya lalu menyambung perbualan dia dan orang yang berada di seberang. Entahlah siapa aku pun tidak tau.

"Yeoboseyo.." jawabku.

"Tiffany?" Aku mengerutkan dahiku.

"Sehun? Ini sehun?"

"Syukurlah kamu selamat." Aku mengerutkan alisku. Selamat? Memangnya aku kenapa? Dia kira aku kemalangan?

"Tadi siapa yang mengangkat ponselmu? Dia tidak berbuat yang gak-gak padamu kan?" Sehun semakin kurang waras. Sebetulnya dia kenapa? Aku tidak mengerti maksudmu.

"Yak oh sehun! Maksudmu apa? Aku tidak mengerti." Tanyaku aneh.

"Tiff, kamu dimana? Tadi pagi setelah aku bangun kamu sudah tidak ada di sampingku. Aku takut apa kamu diculik?" Kata sehun dengan suara sedihnya. Aku hampir ingin ketawa mengingat kemarin malam aku melarikan diri dari kamarnya yang dibantu oleh armyku yoona.

"Diculik? Yang benar saja sehun. Masa jaman sekarang ini orang bisa culik di rumah orang. Aku pulang tadi pagi soalnya mau masuk sekolah. Apa kau baru bangun?" Tanyaku padanya. Dia diam lalu kembali bersuara.

"Jinjja? Kenapa tidak mengejutkanku?" Tanyanya. Aku mengerutkan alisku.

"Aku tidak tega. Aku lihat kau tidur nyenyak bangat. Di sekolah nanti ku pulangkan baju sama celana ya padamu."

"Ya sudah. Jangan lupa basuh sebelum memulangkannya." Goda sehun. Aku yang mendengarnya langsung menutup telfonnya. Tidak mau lama-lama termakan godaannya. Tapi sebelumku tutup telfonnya, ku sempat dengar sehun ketawa. Apa selucu itu menggodaku? Dasar -_-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang