Part 4

171 9 0
                                    

Tiffany keluar dari kamar mandi lalu menuju ke arah sehun. Sehun tidak menyadarinya kerna sudah ketiduran di atas kasurnya sewaktu menunggu tiffany mengganti pakaian. Tiffany yang sekarang sudah sampai di kasur sehun lalu mendudukkan dirinya di sana. Tiffany tidak mengejutkan sehun tapi hanya menatap sehun yang lagi ketiduran dengan nyenyaknya. Detik selanjutnya tiffany tersenyum sendiri apabila mendengar dengkuran kecil keluar dari mulut sehun yang menurutnya... lucu?

Tiffany yang lagi asyik melihat kelucuan sehun yang ketiduran tiba-tiba terhenti apabila sepasang tangan sehun dengan enaknya melingkari di pinggang tiffany. Tiffany sedikit kaget tapi dia tidak beranjak walau sedikit pun.

"Tiff~ tidur barengku ayo." Tiffany membulatkan matanya. Apa anak ini lagi gila? Bagaimana mungkin dia bisa mengajak tiffany tidur barengnya. Tiffany yang tadi tidak beranjak akhirnya sedikit menjauhkan dirinya dari sehun. Tiffany ingin melepaskan pegangan sehun dari pinggangnya tapi tidak berhasil. Sehun yang lebih kuat berbanding tiffany membuatkan tiffany mengumpat-ngumpat di dalam hatinya. Tiffany tidak berputus asa dengan menggerak-gerakkan dirinya agar sehun melepaskannya.

"Aisshh... jangan bergerak tiff. Kamu mengganggu tidurku. Kalau kamu memang tidak mahu tidur atau belum mengantuk tidak apa-apa cuma, hanya kamu memposisikan dirimu seperti itu saja dan jangan bergerak. " Sehun menyambung aktivitas tadi di atas riba tiffany sambil kedua belah tangannya memeluk erat pinggang tiffany.

Sekarang tiffany sudah tidak bergerak seperti tadi. Dalam hatinya ada perasaan senang dan khawatir. Perasaan senang kerna sehun sekarang berada di ribanya. Perasaan khawatir gara-gara hari sudah malam tapi dia masih belum pulang ke rumah.

Tiffany mengerang kegelian apabila sehun menggerakkan kepalanya di atas riba tiffany. Tiffany menolak kepala sehun sehingga terjatuh di atas kasur. Tiffany ketawa kerna walaupun begitu sehun masih tidak sadarkan diri.

"Pasti dia lagi capek." Tiffany tertawa.

"Gimana aku mau pulang ya?" Tiffany melihat di setiap sudut kamar sehun lalu mengambil ponselnya di atas meja sebelah ranjang sehun. Tiffany mendail nombor seseorang lalu meletakkan ponselnya di telinga kanannya.

Tutt... tutt... tutt..

"Yeoboseyo?" Tiffany tersenyum senang apabila panggilannya disambungkan.

"Hello yoon, kamu harus bantu aku." Aku sedikit berbisik mengatakan itu kerna takut nanti sehun terjaga.

"Bantu apa?"
"Tolong datang ke rumah sehun ya sekarang."
"Rumah.. sehun? Buat apa?"
"Aissh.. jangan banyak nanya. Kamu sudah pulang dari rumah halmonimu kan?" Tanyaku memastikan sama ada yoona sudah pulang apa belum.

"Sudah sih. Tapi aku bingung kenapa aku harus ke rumah sehun malam-malam begini."

"Pokoknya kamu harus datang. Sekarang, titik!"

Tutt.. tutt...
Tiffany menutup panggilannya.

'Semoga yoona cepat datang.' Batin tiffany.

15 menit tiffany menunggu yoona sehingga dia sudah mengantuk. Kalau tidak tiffany tahan mungkin dia sudah tidur di atas sehun kerna tadi sehun sempat memeluk tiffany. Sudah banyak kali tiffany ingin melepasnya tapi tidak berhasil. Justru kerna itu tiffany harus meminta bantuan daripada yoona. Walaupun yoona berbadan kurus tapi dia sangat kuat. Mengangkat sehun yang sekurus lidi ini bukanlah kerja yang susah untuk yoona.

Tiba-tiba pintu kamar sehun terbuka dan masuklah yoona dengan pakaian tidurnya. Tiffany yang menolehkan wajahnya menatap yoona sempat tertawa kecil.

"Yak! Jangan ketawain aku. Aku begini juga gara-gara kamu. Aku mau cepat sampai tidak sempat menganti pakaianku. Selepas ini kamu harus membayar ini semua." Yoona meletakkan tangannya di atas pinggangnya.

"Iya yoon maaf. Nanti aku traktir mu makan jjanjangmyeon ya. Sekarang bantu aku mengangkat namja berat ini." Aku menunjukkan sehun yang sedang memelukku pada yoona. Yoona melihatnya lalu tertawa.

"Hahahaha... bagaimana bisa dia ketiduran di situ? Seperti ibu dan anak saja." Yoona tidak mengangkatnya tapi malah tertawa. Aku melihat yoona sebal.

"Yak! Aku nelfon kamu ke sini itu buat bantuin aku ngangkat namja ini, bukannya malah ketawa. Kalau emang tidak mau bantu lebih baik pulang aja sana." Aku membuat tampang marah ku pada yoona. Yoona menjadi serba salah lalu mencoba mengangkat sehun.

"Mian tiff. Sini aku bantu ya." Yoona menarik tangan sehun supaya melepaskan pelukannya daripada badan tiffany. Dengan susah payah yoona melakukan itu.

"Ya ampun ini anak seperti tidak tidur aja. Repotnya ya ampun seperti narik gajah." Yoona mula membebel-bebel tidak tentu arah.

Satu dua tiga..
Akhirnya yoona berjaya memisahkan tangan sehun daripada badan tiffany.

"Hufft.. akhirnya." Keluh tiffany dan yoona secara bersamaan.

"Sekarang.. kita ngapain dia?" Tanya yoona tiba-tiba. Aku menatap yoona aneh.

"Ya mau ngapain lagi. Kita pulang yuk." Aku menarik tangan yoona keluar dari kamar sehun. Yoona tidak menolak dan hanya mengikutiku.

TBC

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang