13.

3K 437 7
                                    

Akhirnya bisa up tiap hari lagi sksksk🤭 bodo amatlah sama target, yg penting ini chapter ngga nganggur di draft🤗

Btw, hari ini double up ygy.

Raka membuka matanya perlahan, mengerjap, berusaha menyeimbangi cahaya matahari yang menyembul dari celah jendela ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka membuka matanya perlahan, mengerjap, berusaha menyeimbangi cahaya matahari yang menyembul dari celah jendela ruangan. Laki-laki itu bangkit dari baringnya, mengumpulkan nyawa sebelum kemudian menggulirkan pandangannya ke sekeliling.

Tatapan Raka menunduk, mendapati sehelai kain tipis untuk menyelimuti tubuhnya.

"Ah, ternyata ruang kesehatan." Raka membuang napas lega. Ia kembali berbaring, menutupi seluruh tubuhnya dengan kain tipis tadi guna menutupi wajahnya dari sinar sang mentari.

Mata laki-laki itu kembali terpejam, hendak menuju alam mimpi namun urung tatkala selimutnya ditarik paksa sehingga mau tak mau Raka kembali bangkit dari baringnya. "Siapa sih yang mengganggu waktu rebahanku-AW!"

Raka meringis saat seseorang memilin telinganya. "Hei, apa-apaan?! Ini sakit, le-lepaskan!"

Sang pelaku tak menggubris, ia berkacak pinggang di samping Raka. "Kau membuat masalah apa lagi, hah?!"

Raka melirik ke arah samping, ternyata seorang gadis beriris merah ruby dan bersurai perak yang memilin telinganya. "Siapa kau?"

Raka berusaha melepaskan tangan gadis itu dari telinganya. Demi apa pun, ini menyakitkan!

"Aku Seraphim Lertziard, anggota dewan akademi. Aku mendapat laporan bahwa kau kembali membuat ulah! Ulah apa lagi yang kau buat?" Seraphim terlihat menggeram menahan emosi.

Ini mengejutkan bahwa Farrel, anak yang selama ini tidak membuat masalah dan keberadaannya sangat abu-abu di akademi membuat ulah hingga dipanggil ke ruang kebijakan dua kali berturut-turut. Dan kini, laki-laki itu kembali dipanggil ke ruang kebijakan untuk ketiga kalinya!

"Aku tidak membuat masalah apa-apa!" Raka menyanggah. Akhirnya ia bisa melepaskan tangan gadis yang memilin telinganya. Diusapnya telinga dengan lirikan tajam yang ia lemparkan pada Seraphim.

"Tidak membuat ulah apanya? Kau tiba-tiba pingsan dan kabar itu mulai menyebar dengan gosip bahwa kau habis berkelahi dengan seseorang di lorong akademi hingga kau pingsan."

Raka melotot tak terima. "Siapa yang membuat gosip aneh itu?!"

"Kau akan tahu kalau kau ikut aku ke ruang kebijakan." Dengan tak berperasaan gadis itu menyeret Raka.

Raka menggerutu saat pergelangan tangannya ditarik paksa oleh Seraphim. "Hei, pelan-pelan. Dasar gadis tak berperasaan!"

Mendengar itu sontak Seraphim menghentikan langkahnya. Ia terdiam sejenak, membuang napas kasar lalu membalikkan badan menatap Raka. "Kau berisik. Bisa diam?"

"Kau yang membuatku berisik." Raka menyisir rambutnya ke belakang diiringi decakan kesal. "Kau mengganggu waktu rebahanku."

"Kau sendiri yang membuat waktu rebahanmu terganggu." Seraphim membalikkan kata-kata yang diucapkan Raka tadi kepadanya. "Ini semua salahmu, aku jadi harus membawamu ke ruang kebijakan dan berurusan denganmu!"

ISEKAI : The Second Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang