BAB 4

151 6 0
                                    

"WOI SEMANGAT DIKIT LAGI NYAMPE POS 9" ucap Azril menyemangati teman temannya

"YEY, dikit lagii nyampe gais" semuanya bahagia karena mereka sudah hampir kelelahan

/5 jam kemudian

"kok kita gak nyampe nyampe ya padahal udah 5 jam loh kita disini" ucap Nayfa

"iya juga ya" balas Anestafa

"tapi ya kalo diliat liat pohon tumbang itu selalu ada gak sih kalo kita jalan" ucap Anestafa yang dari awal perjalanan memerhatikan jalur yang mereka lewati

"Kalo gitu tandaiin aja pake kapur gw bawa kapur kok" balas Zaki

"yaudah kalo menurut kalian emang kita jalan disini sini tandaiin aja pohonnya pake kapur" ucap Azril yang memang sudah pasrah karena kelelahan.

Zaki pun menandai pohon satu per satu dan apa yang mereka khawatirkan pun benar benar terjadi. Mereka diputar putarkan disitu sejak 5 jam yang lalu. Mereka pun bertanya pada Azuya karena dia sejak tadi hanya diam dan tidak menceritakan apa yang sebenernya terjadi.

"zuy lo sadar gak sih kita dari dari diputerin cug" ucap Azril tetapi tetap tidak ada jawaban dari Azuya

"Zuy, Zuya, Azuya jawab kek" ucap Azril menaikkan nada bicaranya tetapi tetap tidak dibalas Azuya

Tiba-tiba Azuya bergumam menggunakan bahasa Sunda padahal jelas jelas Azuya tidak bisa bahasa Sunda

"Anjeun naros kunaon jalmi ieu teu ngajawab HAHAHA" Azuya menjawab tetapi suara itu bukan suaranya. Suara itu terdengar suara wanita

Azril merasa sedang dipermainkan oleh cewe yang ada di tim nya "woi gw nanya ke Azuya kenapa kalian yang bales Nayfa, Ardya, Anestafa, Reiha" ucap Azril

"kita gak ngomong apa apa zril, tadi yang ngomong beneran Azuya" ucap Reiha

Sepanjang jalan memang Azuya menundukan kepalanya kebawah dan tidak menoleh kepalanya sedikit pun. Dan Waida orang yang berada di depannya Waida juga sedikit merasa karena hawa hangat Azuya sedari tadi tidak terasa padahal Azuya selalu ada dibelakangnya bahkan sesekali Waida bertanya pada Azuya

"zuy lo gapapa kan?"

"gapapa" balas Azuya dengan sedikit lirih

Dan tiba-tiba saja Natheo, dia berbicara

"ini gw Azuya, kalian harus hati-hati itu bukan gw"

"Yah ketauan deh, HIHIHIHI" ucap makhluk yang ada ditubuh Azuya

"HAH!!!" mereka semua serempak kaget dan menarik Natheo yang belum terlalu sadar

Mereka pun sedikit demi sedikit mulai menjauhi Azuya. Dan Azril sebagai leader tidak hanya diam. Dia bahkan yang paling berani menangani Azuya

"maneh saha?" tanya Azril

"Aing nyimas" ucap makhluk itu

"kunaon maneh ngarasukan babaturan abdi?" tanya Azril

"abdi resep ka babaturan maneh, itu si Geovano tapi manehna aya nu ngajagaanna. jeung paduh anak ieu bae anu bisa dirasukan" ucap makhluk itu

"sanajan maneh resep ka si geovano, tapi ieu lain tempat anjeun, ieu lain dunia anjeun" balas Azril sambil terus membaca do'a dalam hatinya

"naha maneh rék ngusir aing" ucap makhluk itu sambil menaikkan kepalanya yang sedari tadi menunduk. Dan matanya pun memerah

"mun maneh teu merekeun si Geovano aing rék ngarusak raga ieu" ucap makhluk itu sambil ancang ancang akan lari dan keluar dari jalur pendakian.

Azril yang sedari tadi memegang air yang telah didoakan ia pun langsung memercikan air itu pada tubuh Azuya. Makhluk itu kepanasan

"Ampun, Ampun" ucap maklum itu

"pergi atau kami yang mengusir mu" bentak Azril

"pergi" ucap makhluk itu yang sepertinya kesakitan

Tubuh Azuya pun pingsan dan mereka langsung memberikan minyak angin dan sebagainya.

Karena Azril sudah panik dia bertanya pada teman temannya

"kita mau lanjut jalan ke puncak atau mau sampe disini aja??"

Tiba-tiba Azuya tersadar dan di berbicara
"gapapa lanjut aja ini aman kok"

Setelah kejadian itu mereka tidak diganggu lagi oleh makhluk itu sampai puncak dan mereka berniat untuk camping dipuncak. Mungkin masih bisa dilanjutkan karena hari masih terang. Mereka sampai puncak pada jam 18.30 dan langsung mendirikan tenda. Semuanya berjalan dengan lancar.

*MAAF JIKA ADA TYPO DAN KESALAHAN DALAM MENGETIK^^

KISAH PENDAKIAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang