Night 5 (end)

2.4K 193 17
                                    

Dua minggu telah berlalu. Masih di musim yang sama.

Setelah kejadian malam itu. Keduanya menjadi lebih dekat. Intensitas pembicaraan mereka bertambah seiring berjalannya waktu. Bukan hanya sekedar menghabiskan malam panas . Walau sesekali ketika Taehyung ingin, Jungkook akan berserah.

Bahkan Taehyung tak segan-segan menunjukkan segala perhatian. Sekecil apapun itu. Misalnya, mengingatkan Jungkook untuk tak lupa memakai kaos kaki di malam hari. Atau memberi pesan lewat ponsel agar tak terlambat makan.
  

Sederhana tapi manis.
  

Dan entah kenapa, belakangan ini jantung Jungkook selalu berdebar kencang saat berdekatan dengan Taehyung. Pria itu mampu mengusik ketenangan hatinya.

Meski tahu hal itu salah. Jungkook tak bisa menampik perasaan yang berkembang semakin besar.

Hubungan mereka rumit. Taehyung terlalu sempurna untuknya. Ia merasa tak pantas.

Seorang rakyat biasa tidak mungkin bisa bersanding dengan seorang pangeran.

Jungkook kembali memandangi bekal yang ia buat. Rela bangun pagi untuk memasak makanan kesukaan Taehyung.

Satu minggu terakhir, Jungkook selalu mengirim bekal makanan untuk Taehyung. Pria itu yang meminta. Bagaimana pun juga, Jungkook banyak berterima kasih pada Taehyung. Berkat bantuannya, sang kakak sekarang sudah mulai membaik.
  
  
 

Drrtt Drrtt
  
  
 

"Hallo?", suara disebrang sana menyahut. Terdengar parau. Jungkook mengernyit saat pria itu terbatuk. "Taehyung, kau sakit?"

Kemudian Jungkook mendengus. Taehyung memang keras kepala. Sudah tahu sakit, masih saja memaksa masuk kerja. "Baiklah, tak perlu menjemput ku. Aku akan kesana naik taksi"

Setelah memasukkan bekal ke dalam tas jinjing. Jungkook berlalu untuk bersiap-siap menuju kantor Taehyung.

Gedung menjulang tinggi yang megah. Dengan berbagai teknologi canggih. Jungkook telah sampai di perusahaan milik Taehyung.

Aeero Group.

Jungkook melangkah masuk. Ini bukan kali pertama ia menginjakkan kaki di sini. Terlampau hafal letak ruangan Taehyung. Ia menekan tombol lift yang menunjukkan lantai teratas sebelum rooftop.

"Permisi, bisa aku bertemu dengan tuan Kim?"

Wanita yang menjabat sebagai sekretaris bername tag Irene menatap Jungkook dengan pandangan menilai.

"Tuan Kim sedang ketadangan tamu. Tidak bisa diganggu"

Jungkook tersenyum canggung.
Entah kenapa ia merasa nada bicara wanita di depannya ini terdengar sedikit— ketus?

Atau hanya perasaannya saja.

Jungkook tak ingin ambil pusing. Ia memilih menunggu sembari bermain ponsel. Tak lupa mengabari Taehyung lebih dulu bahwa ia sudah sampai.

Pukul 12 lewat lima belas menit. Seharusnya sudah waktu istirahat. Jungkook melirik pintu ruang kerja Taehyung yang masih tertutup. Sekretaris Taehyung sudah meninggalkan tempat lima menit yang lalu. Mungkin beristirahat.

Namun Taehyung tak menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Pesannya pun belum juga terbalas.

Bosan. Apa Jungkook masuk saja? Tapi jika Taehyung sedang menemui tamu penting bagaimana?

Jungkook dilema.

Selain itu, ia juga khawatir. Pria itu sedang sakit. Jungkook tak ingin Taehyung melewatkan jam makan siang.

NIGHT || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang